2 Kali Mata Saya Basah di Reuni Akbar Alumni 212 yang Kedua

Avatar photo

- Pewarta

Rabu, 5 Desember 2018 - 07:46 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

DUA HARI berlalu, perhelatan terakbar umat manusia di Indonesia yang sanggup mencengangkan dunia itu romansanya masih kuat terasa, sesungguhnya saya pribadi masih belum bisa move-on juga.

Bagaimana tidak, di Reuni Akbar 212 bukan hanya sebatas berkumpul bersama saudara sebangsa, tapi kita bisa menyaksikan langsung parade kesantunan, pertunjukan kepedulian dan perlombaan memberi teladan kebaikan

Berbondong-bondong dari pelosok negeri hadir, mereka rela menabung jauh-jauh hari, untuk menghadiri perhelatan di Ibu kota negeri

https://opiniindonesia.com/2018/12/04/reuni-akbar-alumni-212-wajah-asli-indonesia/

Berjuta-juta manusia tergerak untuk meringankan langkah kaki ke Jakarta dengan hati gembira

Berduyun-duyun mereka hadir, saling berkontribusi, ada yang ingin menyumbangkan sekantung rotinya, sekardus air mineral, setas obat-obatan, ada yang meringankan tangan untuk memunguti sampah, bahkan ada yang hadir khusus menyumbangkan keahlian memijatnya

Mata saya pun tak terasa basah, saat melihat iring-iringan para sahabat tunanetra yang saling memegang pundak melangkah semangat sambil melantunkan shalawat

Mata saya kembali tak terasa sudah basah, manakala melihat adik-adik kecil berikat kepala lafadz tauhid sedang saling menyuapi roti dengan raut muka gembira sekali

Berkali-kali saya mengikuti perhelatan kebersamaan umat ini, tapi berkali-kali juga saya bertanya, Kok bisa semua ini terjadi?

Reuni 212 disadari atau tidak telah menjadi ruang berpelukan antara ketulusan hati dan pikiran sehat.

Reuni 212 tanpa disadari telah menjadi dermaga, untuk kapal-kapal nurani bersandar sejenak mempersiapakan pelayaran barunya

Rilisbisnis.com mendukung program publikasi press release di media khusus ekonomi & bisnis untuk memulihankan citra yang kurang baik ataupun untuk meningkatan reputasi para pebisnis/entrepreneur, korporasi, institusi ataupun merek/brand produk.

Reuni 212 diakui atau tidak, telah menjadi panggung pertunjukan paling spektakuler yang menampilkan jutaan pemeran dengan jubah kedamaian

Reuni 212 ke-2 ini yang jelas telah mampu membuat mata saya basah sebanyak 2 kali, saat melihat sahabat-sahabat tunanterta bershalawat bersama, dan adik-adik kecil berikat kepala lafadz tauhid tadi, sedang saling menyuapi roti.

Percayalah, tak ada rumus radikal seperti ini, tak ada teori Intoleran macam begini. Sejatinya, tentu ini yang dinamakan dimensi saling mengasihi.

[Oleh : Kawendra Lukistian, politisi muda. Tulisan ini sudah dipublikasikan di akun facebook pribadi]

Berita Terkait

Hangatnya Pertemuan Idul Fitri: Diskusi Perkembangan Pasar Modal di BNSP
Pemutusan Batas Usia Calon Presiden: Analisis Dr. Fahri Bachmid Menjelang Putusan MK
Dewan Sengketa Konstruksi Sebagai Alternatif Penyelesaian Sengketa Konstruksi
Martabat MPR Pasca Amandemen UUD 1945, Yusril: Kita Kehilangan Ide Dasar Bernegara
Solusi agar Independensi KPK Bisa Diimplementasikan dengan Baik Tanpa Bubarkan Lembaga
Idulfitri: Mengapa Penting untuk Kembali ke Fitrah yang Sejati
Ketimpangan Ekonomi dan Kesenjangan Sosial di Indonesia: Masalah yang Terus Membayangi Perkembangan Demokrasi
Mengapa Peran Masyarakat Sipil Penting dalam Membentuk Kebijakan Publik di Indonesia

Berita Terkait

Selasa, 16 April 2024 - 11:04 WIB

Hangatnya Pertemuan Idul Fitri: Diskusi Perkembangan Pasar Modal di BNSP

Minggu, 15 Oktober 2023 - 10:43 WIB

Pemutusan Batas Usia Calon Presiden: Analisis Dr. Fahri Bachmid Menjelang Putusan MK

Rabu, 24 Mei 2023 - 09:10 WIB

Dewan Sengketa Konstruksi Sebagai Alternatif Penyelesaian Sengketa Konstruksi

Rabu, 12 April 2023 - 20:52 WIB

Martabat MPR Pasca Amandemen UUD 1945, Yusril: Kita Kehilangan Ide Dasar Bernegara

Selasa, 11 April 2023 - 22:00 WIB

Solusi agar Independensi KPK Bisa Diimplementasikan dengan Baik Tanpa Bubarkan Lembaga

Berita Terbaru