Catatan dari Talkshow “Menuju Indonesia Baru”

Avatar photo

- Pewarta

Minggu, 21 Oktober 2018 - 16:39 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

GEDUNG SMESCO mendadak membiru pada hari Sabtu kemarin, dipenuhi audiens yang mengenakan baju biru langit. Dapur Sunda yang hanya berkapasitas 300 orang saja, dijejali sampai 400 orang audiens. Sebagian audiens rela berdiri dan duduk di lantai, dan bahkan yang tidak melakukan RSVP pun memaksa ingin menonton Talk Show yang menghadirkan tiga nara sumber hebat.

Talk Show Menuju Indonesia Baru digagas oleh Melati Putih Indonesia (MPI), tim relawan Prabowo Sandi merupakan forum edukatif publik, sangat berwawasan dan meninggalkan kesan yang mendalam bagi para audiensnya.

Senang sekali saya bisa memoderatori tiga tokoh Indonesia yang diidolakan masyarakat saat ini yaitu Dr. Rizal Ramli, pakar ekonomi sekaligus mantan pejabat publik di era SBY maupun Jkw, Dr. Haikal Hassan, CEO Anugrah Consulting, Speaker Exchange Indonesia tapi dikenal juga sebagai Ustad, dan yang terakhir Prof. Rocky Gerung, sebenarnya beliau enggan disebut profesor, tapi publik yang memberikan gelar itu kepadanya sebagai bentuk apresiasi atas pemikiran-pemikirannya yang hanya bisa dipahami oleh kaum cerdas dan terdidik.

Rizal Ramli bahkan sempat berceloteh pemikiran-pemikiran Rocky Gerung tidak mungkin akan dipahami oleh kaum cebong dan publik pun riuh tertawa.

Gagasan Menuju Indonesia Baru merupakan visi strategis yang dirancang oleh Paslon Prabowo Sandi yaitu terwujudnya bangsa dan negara Republik Indonesia yang adil dan makmur, bermartabat, relijius, berdaulat di bidang politik, ekonomi mandiri dan berkepribadian nasional yang kuat di bidang budaya serta menjamin kerukunan antar warga negara.

Pandangan tiga nara sumber sarat dengan pemikiran-pemikiran brilian, saya menggaris bawahi apa yang disampaikan oleh Rocky Gerung, untuk menuju Indonesia baru oposisi harus memiliki konsep strategis dan mengubah The Beginning of End (realisasi dari pemerintahan JKW-JK saat ini) menjadi ‘A New Beginning Different Concept Indonesia Baru’.

Pembicara kedua Ustad Haikal Hassan menegaskan bahwa yang hilang dari bangsa ini adalah akhlak, untuk menuju Indonesia baru, pemerintah harus mengembalikan akhlak bangsa ini menjadi bangsa yang jujur dan bermartabat. Tidak boleh ada lagi kebohongan, hoax harus dimusnahkan dan publik harus dicerdaskan dan memberantas kebodohan.

Ustad Haikal juga menegaskan dengan kuat bahwa pertarungan pilpres sebenarnya adalah bukan antar kandidat akan tetapi adalah pertarungan dengan KPU. Kalau ternyata KPU tidak berlaku adil maka Ustad Haikal berjanji akan mengerahkan seluruh alumni 212 untuk turun ke lapangan dan memonitor jalannya pencoblosan dan penghitungan suara. Sontak audiens bertepuk tangan dan meneriakkan takbir.

Sementara Rizal Ramli menegaskan bahwa harus ada perubahan dari Demokrasi Kriminal menjadi Demokrasi yang Accountable. Partai harus dibiayai oleh negara, dan tugas partai adalah mencari dan mendidik kader-kader terbaik di negri ini yang akan memimpin dan mengelola Indonesia. Dalam pandangannya Rizal juga menekankan pembangunan ekonomi difokuskan pada tiga aspek yaitu ekonomi makro, ekonomi korporasi dan ekonomi rakyat.

Masih banyak pandangan-pandangan lain yang sangat berwawasan, namun status ini akan menjadi terlalu panjang. Sepanjang acara berlangsung audiens begitu antusias mendengarkan dan ketiga nara sumber pun melemparkan joke-joke yang menyegarkan sehingga tawa audiens selalu bergemuruh sepanjang jalannya acara.

Tiga tokoh hebat ini memiliki magnet yang begitu kuat sehingga ketiganya kewalahan dikerumuni oleh audiens yang ingin berselfie ria. Dan nantikan acara-acara Melati Putih Indonesia lainnya yang tak kalah seru dan meriah. (*)

Rilisbisnis.com mendukung program publikasi press release di media khusus ekonomi & bisnis untuk memulihankan citra yang kurang baik ataupun untuk meningkatan reputasi para pebisnis/entrepreneur, korporasi, institusi ataupun merek/brand produk.

[Oleh : Dian Anggraeni Umar. Penulis adalah praktisi komunikasi]

(*) Untuk membaca tulisan Dian Anggraeni Umar yang lainnya, silahkan KLIK DI SINI.

Berita Terkait

Hangatnya Pertemuan Idul Fitri: Diskusi Perkembangan Pasar Modal di BNSP
Pemutusan Batas Usia Calon Presiden: Analisis Dr. Fahri Bachmid Menjelang Putusan MK
Dewan Sengketa Konstruksi Sebagai Alternatif Penyelesaian Sengketa Konstruksi
Martabat MPR Pasca Amandemen UUD 1945, Yusril: Kita Kehilangan Ide Dasar Bernegara
Solusi agar Independensi KPK Bisa Diimplementasikan dengan Baik Tanpa Bubarkan Lembaga
Idulfitri: Mengapa Penting untuk Kembali ke Fitrah yang Sejati
Ketimpangan Ekonomi dan Kesenjangan Sosial di Indonesia: Masalah yang Terus Membayangi Perkembangan Demokrasi
Mengapa Peran Masyarakat Sipil Penting dalam Membentuk Kebijakan Publik di Indonesia

Berita Terkait

Selasa, 16 April 2024 - 11:04 WIB

Hangatnya Pertemuan Idul Fitri: Diskusi Perkembangan Pasar Modal di BNSP

Minggu, 15 Oktober 2023 - 10:43 WIB

Pemutusan Batas Usia Calon Presiden: Analisis Dr. Fahri Bachmid Menjelang Putusan MK

Rabu, 24 Mei 2023 - 09:10 WIB

Dewan Sengketa Konstruksi Sebagai Alternatif Penyelesaian Sengketa Konstruksi

Rabu, 12 April 2023 - 20:52 WIB

Martabat MPR Pasca Amandemen UUD 1945, Yusril: Kita Kehilangan Ide Dasar Bernegara

Selasa, 11 April 2023 - 22:00 WIB

Solusi agar Independensi KPK Bisa Diimplementasikan dengan Baik Tanpa Bubarkan Lembaga

Berita Terbaru