Hihihi, Demokrat NGAMBEK Ngajak Bubar? Bubar aja Sendiri !

- Pewarta

Selasa, 11 Juni 2019 - 10:59 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Opiniindonesia.com – Gagagaga, super lebai partai yang satu ini. Setelah ‘baper’ dengan pernyataan Prabowo soal Ani Yudhoyono, ngarep.com ke istana tak kunjung diterima, sekarang Demokrat usulin bubar koalisi. Eh, bukan hanya koalisi 02, tapi juga koalisi 01.

Ini ibarat anak kecil main petak umpet, udah berkali kali ngumpet kagak ada yang nyari, udah berusaha menjaga benteng umpetan juga tidak ada yang menegur. Eh akhirnya ngambek, minta permainan dibubarin.

Padahal, kalau Demokrat mau bubar bubar aja sendiri ? Toh, ‘petak umpet politik’ tetap seru tanpa Demokrat. Lagipula, kok kayak Ga tahu batasan dan posisi diri meminta 02 dibubarin, juga minta bubarkan koalisi 01 atas dalih persatuan, menghindari keterbelahan. Memangnya patron politik Koalisi – Oposisi baru kali ini ? Memangnya, zaman SBY berkuasa tidak ada Koalisi – Oposisi ? Memangnya NKRI ini bubar hanya karena ada posisi Koalisi – Oposisi ?

Apa iya, mempertahankan koalisi berarti mempertahankan perkubuan di akar rumput ? Apa iya ini maknanya mengawetkan permusuhan dan memelihara potensi benturan dalam masyarakat ?

Yang benar, Demokrat sudah kartu mati. Baik di kubu 01 maupun 02 Demokrat tidak diterima. Meminang posisi di kubu 01 tak jua mengunduh hasil. Bertahan di 02 sudah kehilangan muka karena banyak ‘menikam’ dari belakang.

Dengan lunturnya polaritas partai, Demokrat berharap dapat menyelam diantara dua arus, sambil minum
air kekuasaan sampai kenyang.

Lantas, kalau koalisi kubu 01 dan 02 bubar, Demokrat bisa menari lagi ? Bisa kartu hidup lagi ? Ya nggak lah. Masih ada rakyat yang mengawasi. Harusnya, Demokrat berkoalisi dengan rakyat, itu jika Demokrat memang tulus konsentrasi berkhidmat kepada rakyat, bukan berebut jatah kekuasaan.

Nampaknya, sindrom kekuasaan SBY yang pernah berkuasa dua periode belum sepenuhnya hilang. Demokrat, masih menganggap partai-partai lain masih bisa dikendalikan.

Di kubu 01 itu ada Golkar, ada PKB, PPP, Nasdem, bahkan ada PBB dan Hanura. Semua partai pendukung Jokowi termasuk dua partai gurem yang tidak lolos PT ini, jelas akan ikut terusik jika Demokrat merapat ke kubu 01. Semua partai juga tahu, tidak ada komitmen berkoalisi yang gratis. Semua pasti ada kompensasi.

Demokrat saat ini memang sedang celaka 12. Dikubu 02 tak diakui, merapat ke kubu 01 tak dihargai, meminta koalisi bubar diketawai. Nasib nasib ya nasib.

Pelajaran berharga dalam politik era now, konsistensi itu mata uang yang sangat berharga baik dimata rakyat juga dimata mitra koalisi partai. Politik era now, tak mampu dibungkus topeng apapun.

Rakyat mampu melihat secara kasat mata, apa yang partai lakukan. Sekali partai dianggap berkhianat, selamanya rakyat akan ingat. Apalagi di era sosmed, inkonsistensi itu mudah di kulit.i Kliping berita era now, cukup di searching via Google. Tak perlu menumpuk koran bekas.

Semestinya, Demokrat belajar banyak dari hukuman politik yang sudah diterima banyak partai yang tak konsisten. Bermanuver untuk menyembunyikan maksud sesungguhnya, itu tak berlaku di era sosmed. Yang dibutuhkan rakyat itu kejujuran dan ketulusan berjuang untuk rakyat. Bukan politik basa basi.

Oleh: Nasrudin Joha. Penulis adalah Pemerhati Masalah Sosial dan Politik.

Berita Terkait

Hangatnya Pertemuan Idul Fitri: Diskusi Perkembangan Pasar Modal di BNSP
Pemutusan Batas Usia Calon Presiden: Analisis Dr. Fahri Bachmid Menjelang Putusan MK
Dewan Sengketa Konstruksi Sebagai Alternatif Penyelesaian Sengketa Konstruksi
Martabat MPR Pasca Amandemen UUD 1945, Yusril: Kita Kehilangan Ide Dasar Bernegara
Solusi agar Independensi KPK Bisa Diimplementasikan dengan Baik Tanpa Bubarkan Lembaga
Idulfitri: Mengapa Penting untuk Kembali ke Fitrah yang Sejati
Ketimpangan Ekonomi dan Kesenjangan Sosial di Indonesia: Masalah yang Terus Membayangi Perkembangan Demokrasi
Mengapa Peran Masyarakat Sipil Penting dalam Membentuk Kebijakan Publik di Indonesia
Jasasiaranpers.com dan media online ini mendukung program manajemen reputasi melalui publikasi press release untuk institusi, organisasi dan merek/brand produk. Manajemen reputasi juga penting bagi kalangan birokrat, politisi, pengusaha, selebriti dan tokoh publik.

Berita Terkait

Selasa, 16 April 2024 - 11:04 WIB

Hangatnya Pertemuan Idul Fitri: Diskusi Perkembangan Pasar Modal di BNSP

Minggu, 15 Oktober 2023 - 10:43 WIB

Pemutusan Batas Usia Calon Presiden: Analisis Dr. Fahri Bachmid Menjelang Putusan MK

Rabu, 24 Mei 2023 - 09:10 WIB

Dewan Sengketa Konstruksi Sebagai Alternatif Penyelesaian Sengketa Konstruksi

Rabu, 12 April 2023 - 20:52 WIB

Martabat MPR Pasca Amandemen UUD 1945, Yusril: Kita Kehilangan Ide Dasar Bernegara

Selasa, 11 April 2023 - 22:00 WIB

Solusi agar Independensi KPK Bisa Diimplementasikan dengan Baik Tanpa Bubarkan Lembaga

Berita Terbaru