Kekuatan Doa Reuni 212

Avatar photo

- Pewarta

Senin, 3 Desember 2018 - 09:06 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

SETIAP HARI, buzzer istana merusuh. Politisi Pro Status quo ngomong seenaknya. Surveyor merilis data palsu. Semuanya punya satu target; triger amarah.

One of the greatest attacks of the enemy is to make you busy, to make you hurried, to make you noisy, to make you distracted…that there is no room for prayer,” kata Clergyman Paul Washer.

Zeng Wei Jian, penulis.

Sontoloyo, gendruwo, tabok, dan segala macam kebohongan politik membuat oposisi marah.

Namun, Penulis H. Jackson Brown, Jr. berpesan, “Never forget the three powerful resources you always have available to you: love, prayer, and forgiveness.”

https://opiniindonesia.com/2018/12/03/ketika-berkumpul-karena-panggilan-hati-dan-iman-maka-segalanya-jadi-mungkin/

“Doa” itu, bagi saya, adalah esensi Gerakan Reuni Akbar 212. Sebuah doa yang didasari cinta; Love the country, the people, the religion dan cinta kebenaran.

Prayer is man’s greatest power!” kata Businessman W. Clement Stone.

Doa adalah komunikasi dengan Tuhan. Jutaan Umat Islam menyatu dalam doa di sana.

Sebuah “spiritual transaction with the Creator of Heaven and Earth,” kata Charles Spurgeon.

I think it is so powerful. Karena itu, ngga heran apabila Joko, Kapitra, dan semua Cebong merinding ketakutan.

Autoritas, uang, mesin politik, militan seperti setan adalah kekuatan Status quo. Umat Islam mencoba lawan semua itu dengan kekuatan doa.

Rilisbisnis.com mendukung program publikasi press release di media khusus ekonomi & bisnis untuk memulihankan citra yang kurang baik ataupun untuk meningkatan reputasi para pebisnis/entrepreneur, korporasi, institusi ataupun merek/brand produk.

Dahulu, Penoda Agama (Ahok) tumbang. “Prayer should be the key of the day and the lock of the night,” ujar Pujangga George Herbert. Dan Siapa tau Jaenudin Najiro akan tumbang pula di Pilpres.

Militansi dan pemurnian gerakan diolah oleh doa. “Prayer does not change God, but it changes him who prays,” kata Filsuf Soren Kierkegaard.

Dari jutaan mujahid dan orang benar yang kemarin menyatu dalam doa, masa tidak ada satu pun yang dijabah Tuhan. Rasanya pasti dijabah. Dan doa itu, saya kira, tumbangkan Jokowi di Pilpres 2019.

THE END

[Oleh : Zeng Wei Jian. Tulisan ini sudah dipublikasikan di akun medsos facebooknya]

Berita Terkait

Hangatnya Pertemuan Idul Fitri: Diskusi Perkembangan Pasar Modal di BNSP
Pemutusan Batas Usia Calon Presiden: Analisis Dr. Fahri Bachmid Menjelang Putusan MK
Dewan Sengketa Konstruksi Sebagai Alternatif Penyelesaian Sengketa Konstruksi
Martabat MPR Pasca Amandemen UUD 1945, Yusril: Kita Kehilangan Ide Dasar Bernegara
Solusi agar Independensi KPK Bisa Diimplementasikan dengan Baik Tanpa Bubarkan Lembaga
Idulfitri: Mengapa Penting untuk Kembali ke Fitrah yang Sejati
Ketimpangan Ekonomi dan Kesenjangan Sosial di Indonesia: Masalah yang Terus Membayangi Perkembangan Demokrasi
Mengapa Peran Masyarakat Sipil Penting dalam Membentuk Kebijakan Publik di Indonesia

Berita Terkait

Selasa, 16 April 2024 - 11:04 WIB

Hangatnya Pertemuan Idul Fitri: Diskusi Perkembangan Pasar Modal di BNSP

Minggu, 15 Oktober 2023 - 10:43 WIB

Pemutusan Batas Usia Calon Presiden: Analisis Dr. Fahri Bachmid Menjelang Putusan MK

Rabu, 24 Mei 2023 - 09:10 WIB

Dewan Sengketa Konstruksi Sebagai Alternatif Penyelesaian Sengketa Konstruksi

Rabu, 12 April 2023 - 20:52 WIB

Martabat MPR Pasca Amandemen UUD 1945, Yusril: Kita Kehilangan Ide Dasar Bernegara

Selasa, 11 April 2023 - 22:00 WIB

Solusi agar Independensi KPK Bisa Diimplementasikan dengan Baik Tanpa Bubarkan Lembaga

Berita Terbaru