RAIB? RAIB?? Raib??? Kapal Tanker pengangkut minyak kelapa sawit atau Crude Palm Oil (CPO) MT Namse Bangdzod, hilang di Laut Jawa sesaat setelah bertolak dari Pelabuhan Bagendang, Kecamatan Mentaya Hilir Utara, Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah.
Kapal yang membawa minyak sawit mentah dan 12 pelaut tersebut hilang kontak saat bertolak dari Pelabuhan Bagendang menuju Pelabuhan Tanjung Priok. Kapal tanker tersebut berangkat dari Sampit pada tanggal 28 Desember 2018 dan seharusnya sudah sampai di Pelabuhan Tanjung Priok pada awal Januari 2019.

Kontak terakhir yang dilakukan tercatat pada tanggal 1 Januari 2019. Sedangkan menurut radar, pergerakan kapal yang mengangkut sebanyak 1.754.382 kg CPO tersebut terakhir terpantau pada Senin tanggal 7 Januari 2019 pukul 13.16 WIB berada pada posisi perairan Karawang, Jawa Barat.
Namun sampai pada tanggal 8 Januari 2019 kapal tanker tersebut tidak ditemukan keberadaannya. Sementara itu dari Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, melalui Direktorat KPLP, Basarnas dan KSOP Sampit terus berupaya untuk melakukan pencarian dan tetap memonitor keberadaan kapal tersebut.
Baca Juga:
Persrilis.com Siap Publikasikan Press Release Anda, Jika Ingin Tampil di Media Ekonomi dan Bisnis
BUMN Care Dorong Lakukan Evaluasi Serius atas Insiden Blackout PLN di Bali, Cikarang, dan Bekasi
https://opiniindonesia.com/2018/12/19/paradoks-indonesia-negara-kaya-tapi-rakyatnya-tidak-sejahtera/
Koordinasi pada stasiun radio pantai telah dilakukan, agar kapal lain yang berlayar di perairan Muara Angke sampai dengan area labuh jangkar buoy barat memberi kabar jika mengatahui keberadaan Kapal MT Namse Bangdzod.
Tenggelam, atau dirompak adalah persoalan lain. Yang pasti raibnya kapal berbendera Indonesia yang dioperasikan PT Surabaya Shipping Lines. menjadi preseden buruk terkini dari serangkaian kisah sedih kemaritiman era Jokowi.
Beberapa bulan lalu, saya bertemu dengan pelaut Indonesia yang bekerja di Jepang. Sebut saja namanya Gimin. Gimin kelahiran Pemalang. Bahasa Inggrisnya cuma “yes” dan “no”, tapi bahasa Jepangnya ajib. Lancar kayak arus impor beras era Jokowi. Gimin sudah 3 tahun kerja di perusahaan kapal Jepang.
Baca Juga:
Keberpihakan Pemerintah terhadap Buruh Diapresiasi, 4 Sikap Presiden Prabowo Subianto Jadi Sorotan
IMF Turunkan Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tahun 2025 Jadi 4,7 Persen, Ini Tanggapan Istana
Dugaan Ijazah Palsu Jokowi, Polisi Periksa Ketua Umum PPN Andi Kurniawan Usai Laporkan Roy Suryo dkk
Halaman : 1 2 3 Selanjutnya