KATANYA ERICK Thohir sebagai ketua TKN 01 sudah pusing menaikkan elektabilitas petahana. Karena berbagai cara tak mampu membendung gelombang dukungan masyarakat ke Prabowo Sandi.
Bahkan acara di istana bogor bertajuk Jurnalis adalah sahabat saya ternyata blunder karena disebut sebagai cara tak elok ditengah prabowo sedang marah kpd para jurnalis karena menutup sejarah reuni 212 dengan cara tidak memberitakannya.
https://opiniindonesia.com/2018/12/06/pembelaan-diri-erick-thohir-pemilik-republika/
Belum lagi keharmonisan keluarga settingan yg diliput media juga menghasilkan nyinyiran dari masyarakat karena mengambil keuntungan dari status Prabowo yg masih sendiri.
Baca Juga:
Dukungan Emosional dan Logistik PROPAMI Care Ringankan Beban Panti
Persrilis.com Siap Publikasikan Press Release Anda, Jika Ingin Tampil di Media Ekonomi dan Bisnis
Sebagai ketua team kemenangan seakan sudah kehabisan ide guna mengangkat elektabilitas petahana. Hal ini juga diperparah latar belakang sang petahana yg miskin prestasi.
Mulai dari ketidakmauan petahana membeberkan jatidiri keturunan di depan publik sehingga isu PKI menjadi citra yg tak terelakkan, sampai kasus korupsi pengadaan busway saat masih menjabat gubernur DKI yg menjerat kepala dinas perhubungan DKI.
Kyai Ma’ruf yg disebut-bakal mampu menjadi triger kemenangan justru tak mampu menjadi panutan umat sehingga larangan utk tidak hadir di reuni 212 justru dibalas pembangkangan umat dgn berbondong-bondong hadir di acara tersebut.
Kini Sang erick hanya mampu menghibur diri dgn mengatakan tunggu kejutan di Januari 2019.
Baca Juga:
BUMN Care Dorong Lakukan Evaluasi Serius atas Insiden Blackout PLN di Bali, Cikarang, dan Bekasi
Keberpihakan Pemerintah terhadap Buruh Diapresiasi, 4 Sikap Presiden Prabowo Subianto Jadi Sorotan
IMF Turunkan Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tahun 2025 Jadi 4,7 Persen, Ini Tanggapan Istana
Alih-alih Erick Thohir meminta pendukung petahana menunggu kejutan di januari 2019, justru Sandi sudah melejit kemana-mana hingga tercatat 850 daerah sudah dikunjungi utk ajang kampanye, dibanding Kyai Ma’ruf yg hanya 100 daerah selama ditetapkan sebagai calon wakil presiden.
[Oleh : Carang Jingga, penulis]