Idulfitri: Mengapa Penting untuk Kembali ke Fitrah yang Sejati

- Pewarta

Selasa, 11 April 2023 - 06:18 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

OPINIINDONESIA.COM – Idulfitri merupakan momen yang sangat penting bagi umat Islam di seluruh dunia. Bagi umat Islam, Idulfitri adalah sebuah hari raya yang dirayakan sebagai simbol dari kembali ke fitrah atau kesucian yang sejati. Namun, banyak orang salah mengartikan makna dari Idulfitri tersebut. Sebenarnya, Idulfitri bukanlah tentang kembali ke fitrah, melainkan tentang merayakan berbuka setelah berpuasa selama satu bulan.

Bagi umat Islam, merayakan berbuka setelah berpuasa selama satu bulan adalah suatu kegembiraan yang harus dirayakan bersama-sama. Oleh karena itu, berpuasa pada hari Idulfitri dilarang karena akan menghalangi kegembiraan.

Namun, dari sisi filosofis, Idulfitri juga memiliki makna yang sangat penting. Menurut filosofi Islam, manusia dilahirkan dalam keadaan suci atau fitrah yang sejati. Namun, seiring dengan berjalannya waktu, manusia mulai terpengaruh oleh lingkungannya dan berubah dari fitrah yang sejati. Oleh karena itu, Idulfitri juga bisa diartikan sebagai momen untuk kembali ke fitrah yang sejati.

Dalam konteks ini, Idulfitri adalah momen untuk merenungkan kembali jalan hidup yang telah dilalui dan introspeksi diri untuk kembali ke fitrah yang sejati. Dalam Islam, fitrah yang sejati adalah fitrah yang ditanamkan oleh Allah SWT pada setiap manusia, yaitu keimanan, ketaqwaan, dan kebersihan jiwa dan raga. Dalam konteks Idulfitri, umat Islam diingatkan untuk kembali kepada fitrah yang sejati dengan merenungkan kembali kehidupannya dan memperbaiki diri untuk menjadi manusia yang lebih baik.

Dengan demikian, Idulfitri sebenarnya memiliki dua makna yang sangat penting bagi umat Islam, yaitu merayakan berbuka setelah berpuasa selama satu bulan dan kembali ke fitrah yang sejati. Merayakan berbuka adalah bentuk kegembiraan atas pencapaian telah menjalankan ibadah puasa selama satu bulan, sedangkan kembali ke fitrah yang sejati adalah momen untuk merenungkan kembali jalan hidup yang telah dilalui dan introspeksi diri untuk kembali ke fitrah yang sejati. Keduanya merupakan makna yang sangat penting dan harus dipahami dengan baik oleh seluruh umat Islam di seluruh dunia.


Oleh: M Idris Daulat, Pemerhati Isu-isu Teknologi dan Inovasi Pembangunan Sosial di Indonesia 

Berita Terkait

Hangatnya Pertemuan Idul Fitri: Diskusi Perkembangan Pasar Modal di BNSP
Pemutusan Batas Usia Calon Presiden: Analisis Dr. Fahri Bachmid Menjelang Putusan MK
Dewan Sengketa Konstruksi Sebagai Alternatif Penyelesaian Sengketa Konstruksi
Martabat MPR Pasca Amandemen UUD 1945, Yusril: Kita Kehilangan Ide Dasar Bernegara
Solusi agar Independensi KPK Bisa Diimplementasikan dengan Baik Tanpa Bubarkan Lembaga
Ketimpangan Ekonomi dan Kesenjangan Sosial di Indonesia: Masalah yang Terus Membayangi Perkembangan Demokrasi
Mengapa Peran Masyarakat Sipil Penting dalam Membentuk Kebijakan Publik di Indonesia
Mahfud MD Bisa Menjadi Kuda Hitam untuk Calon Wakil Presiden pada Pemilu 2024
Jasasiaranpers.com dan media online ini mendukung program manajemen reputasi melalui publikasi press release untuk institusi, organisasi dan merek/brand produk. Manajemen reputasi juga penting bagi kalangan birokrat, politisi, pengusaha, selebriti dan tokoh publik.

Berita Terkait

Selasa, 16 April 2024 - 11:04 WIB

Hangatnya Pertemuan Idul Fitri: Diskusi Perkembangan Pasar Modal di BNSP

Minggu, 15 Oktober 2023 - 10:43 WIB

Pemutusan Batas Usia Calon Presiden: Analisis Dr. Fahri Bachmid Menjelang Putusan MK

Rabu, 24 Mei 2023 - 09:10 WIB

Dewan Sengketa Konstruksi Sebagai Alternatif Penyelesaian Sengketa Konstruksi

Rabu, 12 April 2023 - 20:52 WIB

Martabat MPR Pasca Amandemen UUD 1945, Yusril: Kita Kehilangan Ide Dasar Bernegara

Selasa, 11 April 2023 - 22:00 WIB

Solusi agar Independensi KPK Bisa Diimplementasikan dengan Baik Tanpa Bubarkan Lembaga

Berita Terbaru