Siklus 10 Tahun : Giliran Menteri yang akan Menjadi Presiden, Bukan Kepala Daerah Lagi

Avatar photo

- Pewarta

Senin, 12 April 2021 - 09:55 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ilustrasi Pemilu Pilpres. /Dok. Media Apakabar/Rifai Ashari

Ilustrasi Pemilu Pilpres. /Dok. Media Apakabar/Rifai Ashari

OPINI INDONESIA – Dibandingkan figur kepala daerah, sosok menteri di kabinet Jokowi periode kedua sekarang ini diprediksi akan menjadi “the next president” Indonesia berikutnya.

Pilpres di AS siklus pergantian presiden terjadi hanya antara kader partai demokrat atau partai republik. Di Jerman, siklusnya lebih ke jenis kelamin, yaitu perempuan atau laki-laki yang akan menjadi kepala pemerintahannya (Perdana Menteri). Sedangkang siklus pergantian kepemimpinan nasional di Indonesia adalah bersumber dari figur yang berlatar belakang militer atau sipil.

Indikasi lainnya adalah pemilu demokratis pasca reformasi sejak 2004 juga menghadirkan pergantian presiden dari sosok menteri (berlatar belakang militer) atau figur kepala daerah (sipil). SBY adalah sosok menteri (Menkopolhukam) yang sukses menjadi presiden pada pemilu 2004 dan 2009.

Presiden berikutnya adalah figur kepala daerah, yaitu Joko Widodo yang memenangi Pilpres 2014 dan 2019. Ini seperti menjadi siklus 10 tahuanan dari proses pergantian kepemimpinan nasional.

Berarti nanti di 2024 , figur menteri berpotensi menjadi menjadi Capres di 2024 mendatang.

Banyak sosok menteri yang berpeluang menjadi kandidat Presiden. Ada yang punya rekam jejak pengusaha sukses, seperti Sandiaga Uno (Menparekraf) dan Erick Thohir Menteri BUMN). Ada yang punya pengalaman sebagai kepala daerah berprestasi, seperti Mensos Tri Rismaharini. Ketiganya punya kinerja, mobilitas dan integritas yang bagus.

Namun dari segi elektoral parpol, figur yang paling berpotensi adalah Prabowo Subianto (Menhan) dan Airlangga Hartarto (Menko Perekonomian) yang masing-masing adalah juga ketum Partai Gerindra dan Golkar.

Berita Terkait

Hangatnya Pertemuan Idul Fitri: Diskusi Perkembangan Pasar Modal di BNSP
Pemutusan Batas Usia Calon Presiden: Analisis Dr. Fahri Bachmid Menjelang Putusan MK
Dewan Sengketa Konstruksi Sebagai Alternatif Penyelesaian Sengketa Konstruksi
Martabat MPR Pasca Amandemen UUD 1945, Yusril: Kita Kehilangan Ide Dasar Bernegara
Solusi agar Independensi KPK Bisa Diimplementasikan dengan Baik Tanpa Bubarkan Lembaga
Idulfitri: Mengapa Penting untuk Kembali ke Fitrah yang Sejati
Ketimpangan Ekonomi dan Kesenjangan Sosial di Indonesia: Masalah yang Terus Membayangi Perkembangan Demokrasi
Mengapa Peran Masyarakat Sipil Penting dalam Membentuk Kebijakan Publik di Indonesia
Jasasiaranpers.com dan media online ini mendukung program manajemen reputasi melalui publikasi press release untuk institusi, organisasi dan merek/brand produk. Manajemen reputasi juga penting bagi kalangan birokrat, politisi, pengusaha, selebriti dan tokoh publik.

Berita Terkait

Selasa, 16 April 2024 - 11:04 WIB

Hangatnya Pertemuan Idul Fitri: Diskusi Perkembangan Pasar Modal di BNSP

Minggu, 15 Oktober 2023 - 10:43 WIB

Pemutusan Batas Usia Calon Presiden: Analisis Dr. Fahri Bachmid Menjelang Putusan MK

Rabu, 24 Mei 2023 - 09:10 WIB

Dewan Sengketa Konstruksi Sebagai Alternatif Penyelesaian Sengketa Konstruksi

Rabu, 12 April 2023 - 20:52 WIB

Martabat MPR Pasca Amandemen UUD 1945, Yusril: Kita Kehilangan Ide Dasar Bernegara

Selasa, 11 April 2023 - 22:00 WIB

Solusi agar Independensi KPK Bisa Diimplementasikan dengan Baik Tanpa Bubarkan Lembaga

Berita Terbaru