MEREEKA MERANCANG spanduk Saya Raja itu, sendiri. Mereka cetak sendiri. Dipasang sendiri. Oleh simpatisan sendiri. Dibayar upahnya sendiri. Di daerah basis sendiri.
Tapi kemudian mereka gaduh sendiri. Ribut sendiri. Baru terpikirkan bahwa spanduk Saya Raja itu akan merugikan si junjungan sendiri. Akan menjauhkan dia dari kesan merakyat sejati.
Akhirnya ribuan spanduk Saya Raja yang sudah terpasang di seantero provinsi, kini mereka turunkan sendiri. Dari kaca mobil-mobil angkot, stiker Saya Raja itu mereka copot sendiri.
Celakanya, mereka tak sudi salahkan diri. Enggan mengaku bahwa itu perbuatan sendiri. Dicari-carilah cara untuk melepaskan diri. Supaya tidak terjadi malunya diri.
Baca Juga:
Persrilis.com Siap Publikasikan Press Release Anda, Jika Ingin Tampil di Media Ekonomi dan Bisnis
BUMN Care Dorong Lakukan Evaluasi Serius atas Insiden Blackout PLN di Bali, Cikarang, dan Bekasi
Dikarang-karanglah cerita bahwa spanduk Saya Raja itu adalah perbuatan lawan politik yang tegap berdiri. Kata mereka, tujuannya adalah untuk menjatuhkan nama baik junjungan yang tak tahu diri. Bisa dipahami betapa malunya mengaku secara jantan bahwa itu “salah kami sendiri”.
Bisa jadi memang tidak ada lagi yang jantan di sana. Sudah berubah diri menjadi banci. Banci buatan sendiri.
Coba simak koar-koar petinggi mereka sendiri. Menyebar banyak pernyataan bahwa spanduk Saya Raja bukan perbuatan kami. Harus dibebankan kepada lawan; lawan yang rendah hati. Yang bersahaja memohon maaf perihal “Tampang Boyolali”.
Moncong-moncong jahat mereka membuat pernyataan sendiri, agar bisa lepas dari kesalahan sendiri. Mereka ingin sekali mengatakan bahwa spanduk Saya Raja adalah perbuatan kubu PADI.
Baca Juga:
Keberpihakan Pemerintah terhadap Buruh Diapresiasi, 4 Sikap Presiden Prabowo Subianto Jadi Sorotan
IMF Turunkan Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tahun 2025 Jadi 4,7 Persen, Ini Tanggapan Istana
Dugaan Ijazah Palsu Jokowi, Polisi Periksa Ketua Umum PPN Andi Kurniawan Usai Laporkan Roy Suryo dkk
Begitulah kaum angkuh penguasa negeri. Berbuat hanya sesuka hati. Tak mau kalah, tak mau rugi.
Lalu, sebutan apakah yang pantas diberi? Yang terlintas di sini ialah sungguh ba**sat kalian punya diri. (*)
[Oleh : Asyari Usman. Penulis adalah wartawan senior]
(*) Untuk membaca tulisan Asyari Usman yang lainnya, silahkan KLIK DI SINI.
Baca Juga:
Beginilah 5 Jalan yang Dilakukan Press Release untuk Lakukan Perbaikan Citra dan Pulihkan Nama Baik
Prabowo Minta Para Menteri Rapatkan Barisan, Mensesneg Prasetyo Hadi: Tetap Jaga Semangat