BERTEMU dan memperoleh dukungan, bukanlah hal baru bagi Prabowo Subianto. Sejak terjun dan aktif di dunia politik 2008 dengan partai Gerindranya, dan maju sebagai cawapres Megawati 2009, hal ini sudah terlalu biasa.
Tapi, Sabtu (22/12) siang di gedung teater Pedepokan Garuda Yaksa Hambalang, Bogor, ada yang istimewa. Di hadapan 450 orang alumnus; SMAN 12 yang tergabung di komunitas Bonsi 12-PAS-02, SMAN 8, 08-02 PADI, SMAN 7, PAS Jalak7-M-02, serta Granatc (Gerakan Anak Tentara Cijantung), Prabowo mengucapkan janji dan sumpah.
Dari 55 menit wejangan Prabowo yang sarat makna, menjawab tudingan dan fitnah dengan santun, serta memaparkan keinginannya untuk dan demi kemajuan bangsa. “Saya, Pak Sandi dan kita semua harus bekerja keras untuk mengembalikan arah bangsa.
Kita harus bekerja ekstra keras untuk mengembalikan hutang negara. Kalian tahu, saat ini setiap bayi yang lahir telah dibebani hutang sekitar Rp 13 juta!” katanya dengan suara lantang tapi terasa ada kegetiran di sana. Kegetiran itu pula kami rasakan.
Prabowo tiba-tiba mengangkat tangan kanannya tinggi-tinggi. Wajahnya tampak serius menatap peserta yang ada di sebelah kanan. “Kepada kalian saya berjanji.”
Lalu, ia melakukan hal serupa, mengangkat tangan kiri tinggi-tinggi. “Kepadamu rakyat Indonesia di mana pun kau berada, saya berjanji,”
Kemudian wajahnya menatap lurus. “Apa yang saya kerjakan ini, bukan untuk kepentingan pribadi atau keluarga,” katanya. Ada jeda beberapa saat sebelum Prabowo melanjutkan;
“Demi Allah, saya bersumpah akan memperjuangkan kepentingan rakyat Indonesia!” tegasnya yang langsung disambut takbir oleh para hadirin.
Hal ini sepertinya untuk menjawab tudingan orang bahwa dirinya terus-menerus ikut kontestasi hanya karena ambisi. Maklum, ada orang yang saat Asian Games lalu, ‘merengek-rengek’ meminta bantuannya agar cabor Silat menambah jumlah emasnya.
IPSI (Ikatan Pencak Silat seluruh Indonesia) sesungguhnya hanya ditargetkan 4 medali emas. Saat orang itu merengek-rengek, posisi Silat sudah menyabet 8 medali emas. Tapi, posisi kontingen Indonesia belum aman untuk bertahan di 10 besar.
Tanpa pikir-pikir, Prabowo, Ketua Umum IPSI, memerintahkan Eddy Prabowo, manajer tim untuk menambah jumlah medali emas. Dan tak tanggung, silat menambah 6 emas hingga total 14 emas atau hampir separuh dari perolehan emas kontingen Indonesia, 30 medali emas. Dengan begitu, Indonesia berada di posisi ke-5 bukan ke-10 seperti target awal.
Tapi, beberapa hari sebelum deklarasi para alumnus SMA itu, orang tersebut memfitnah Prabowo. “Indonesia akan hancur jila dipimpin Prabowo. Prabowo adalah orang yang selalu gagal!” katanya seperti mudah sekali melupakan rengekannya, dan kesuksesan tim nasional Silat Indonesia yang menyumbangkan mayoritas emas untuk Indonesia.
Tak muat
Bersumpah? Ya, inilah sumpah Prabowo yang disaksikan oleh para alumnus SMA itu. Sumpah yang tentu harus dilaksanakan kelak. Dan, para alumnus juga bersumpah untuk berjuang memenangkan Prabowo dalam pilpres mendatang.
Setelah mengucapkan sumpah, wajah Prabowo terlihat semakin serius. Nada bicaranya semakin dipenuhi getaran. Tak lama ia melanjutkan.
“Saya bersyukur, Allah yang maha kuasa telah memberikan saya kenikmatan yang luar biasa. Saya diberi harta berlimpah,” tukasnya.
Beliau menambahkan, namun semua tak mungkin dibawa jika mati. “Mati itu pasti. Dan jika waktunya datang, semua harta dan aset saya miliki ini, tak bisa saya bawa,” tuturnya masih dengan nada serius.
“Gedung ini misalnya, kain kafan saya tak akan muat untuk membungkusnya. Begitu juga lubang kubur saya, pasti tidak muat menampungnya.” tuturnya dengan wajah menatap lurus.
Lalu ia melanjutkan: “Jadi, di sini kelak akan berdiri kampus untuk rakyat negeri ini!” katanya lagi.
Seperti pak Amien Rais yang telah lebih dulu terjun ke dunia pendidikan, Prabowo juga terpanggil. Ya, dengan membuat rakyat pintar, maka insyaa Allah rakyat Indonesia tidak bisa lagi dibodohi oleh para elit. (*)
[Oleh : M. Nigara. Penulis adalah wartawan senior, mantan Wakil Sekjen PWI]
(*) Untuk membaca tulisan M. Nigara lainnya, silahkan KLIK DI SINI.