Jangan Biarkan POLRI Hancur Gara-Gara Satu Orang

- Pewarta

Selasa, 2 April 2019 - 11:42 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Opiniindonesia.com – Mantan Kapolsek Pasirwangi, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Ajun Komisari Sulman Azis, kemarin (31/3/2019) melakukan sesuatu yang sangat tepat. Sangat diperlukan untuk menyelamatkan korps kepolisian. Dan menyelamatkan pilpres 2019 ini dari cacat moral dan cacat legitimasi.

Sulman mengatakan secara terbuka bahwa para Kapolsek di Kabupaten Garut diwajibkan oleh Kapolres AKBP Budi Satria Wiguna untuk menggalang dukungan bagi paslonpres Jokowi-Ma’ruf Amin (Ko-Ruf). Kapolres kemudian membantah pernyataan Sulman.

Perpecahan terbuka di tubuh Polri telah dimulai. AKP Sulman Azis tidak sendirian. Dia didukung oleh seluruh rakyat Indonesia yang menentang politisasi kepolisian. Dan, ini yang teramat penting, dia didukung kuat oleh segmen kepolisian yang memahami bahaya besar kooptasi atas Polri untuk kepentingan politik seorang capres.

Kita mendorong agar bermunculan lagi ketulusan, kejujuran dan keberanian seperti yang ditunjukkan oleh Sulman Azis. Beliau ini adalah pahlawan yang akan dikenang oleh seluruh rakyat yang menghendaki agar polisi tidak terlibat politik praktis. Agar polisi berdiri di tengah. Adil dan jujur.

Kapolri Jenderal Tito Karnavian harus segera mengambil langkah tegas dan cepat. Tidak hanya untuk menyelamatkan nama baik kepolisian, melainkan juga menyelamatkan bangsa dan negara dari perpecahan yang lebih dalam. Juga untuk menyelamatkan sistem demokrasi yang bertujuan untuk mencari pemimpin yang terbaik melalui proses pemilihan yang jujur dan adil. Yaitu, pemimpin yang memiliki kemampuan dan kapasitas untuk memimpin negara sebesar dan seberagam Indonesia ini.

Telegram (TR) Kapolri yang memerintahkan agar semua anggota polisi netral, merupakan lngkah awal yang tepat. Namun, TR itu saja tidak cukup. Pak Tito perlu menunjukkan kepada publik bahwa pimpinan Polri merespon keresahan masyarakat terhadap gerakan memihak capres 01 yang dilakukan oleh banyak oknum kepolisian. Gerakan yang telah dikeluhkan secara merata di seluruh Indonesia.

Pak Tito, tak diragukan lagi, pasti tahu keresahan terhadap keberpihakan dimaksud. Dan beliau tahu persis juga tentang suasana yang berlangsung di masyarakat, saat ini. Pak Tito pasti bisa membayangkan kosekuensi kalau keberpihakan yang meluas ini tidak dihentikan.

Pak Tito yang terhormat. Keberpihakan itu membekaskan luka di hati masyarakat. Anda masih bisa mengobati luka itu. Tetapi, waktu yang tersedia tidak banyak. Ibarat pilot, Anda memiliki waktu terbatas untuk menyelamatkan pesawat Polri Airways yang sistem navigasinya telah dirusak oleh orang-orang yang berbahaya. Pesawat masih bisa mendarat dengan selamat, tetapi Anda harus cepat.

Semua orang paham dampak politis yang Anda hadapi, Pak Tito. Tetapi, ada dampak buruk yang jauh lebih besar lagi kalau Anda membiarkan keberpihakan itu berlanjut.

AKP Sulman Azis telah membukakan pintu bagi Anda untuk bertindak. Beliau ini bahkan mengajak semua aparat kepolisian yang dipaksa memenangkan Ko-Ruf, agar tidak takut menolak perintah berpihak dari atasan.

Alangkah sedih, aneh, dan malunya kita semua kalau “morality leadership” (kepemimpinan moralitas) di tubuh kepolisian akhirnya dipegang oleh AKP Sulman Azis. Tapi, tentu saja semua ini terpulang sepenuhnya kepada Pak Tito.

Rilisbisnis.com mendukung program publikasi press release di media khusus ekonomi & bisnis untuk memulihankan citra yang kurang baik ataupun untuk meningkatan reputasi para pebisnis/entrepreneur, korporasi, institusi ataupun merek/brand produk.

Kami hanya ingin mengatakan, jangan biarkan Polri hancur gara-gara satu orang.

Oleh : Asyari Usman, adalah Penulis wartawan senior.

Berita Terkait

Hangatnya Pertemuan Idul Fitri: Diskusi Perkembangan Pasar Modal di BNSP
Pemutusan Batas Usia Calon Presiden: Analisis Dr. Fahri Bachmid Menjelang Putusan MK
Dewan Sengketa Konstruksi Sebagai Alternatif Penyelesaian Sengketa Konstruksi
Martabat MPR Pasca Amandemen UUD 1945, Yusril: Kita Kehilangan Ide Dasar Bernegara
Solusi agar Independensi KPK Bisa Diimplementasikan dengan Baik Tanpa Bubarkan Lembaga
Idulfitri: Mengapa Penting untuk Kembali ke Fitrah yang Sejati
Ketimpangan Ekonomi dan Kesenjangan Sosial di Indonesia: Masalah yang Terus Membayangi Perkembangan Demokrasi
Mengapa Peran Masyarakat Sipil Penting dalam Membentuk Kebijakan Publik di Indonesia

Berita Terkait

Selasa, 16 April 2024 - 11:04 WIB

Hangatnya Pertemuan Idul Fitri: Diskusi Perkembangan Pasar Modal di BNSP

Minggu, 15 Oktober 2023 - 10:43 WIB

Pemutusan Batas Usia Calon Presiden: Analisis Dr. Fahri Bachmid Menjelang Putusan MK

Rabu, 24 Mei 2023 - 09:10 WIB

Dewan Sengketa Konstruksi Sebagai Alternatif Penyelesaian Sengketa Konstruksi

Rabu, 12 April 2023 - 20:52 WIB

Martabat MPR Pasca Amandemen UUD 1945, Yusril: Kita Kehilangan Ide Dasar Bernegara

Selasa, 11 April 2023 - 22:00 WIB

Solusi agar Independensi KPK Bisa Diimplementasikan dengan Baik Tanpa Bubarkan Lembaga

Berita Terbaru