Prabowo : Baliho Saya Ada di Hati Rakyat Indonesia

Avatar photo

- Pewarta

Sabtu, 22 Desember 2018 - 21:45 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

“YA SAYA tak punya cukup uang untuk membuat dan memasang baliho!” tukas Prabowo Subianto, Sabtu (22/12/18) siang, di Padepokan Garuda Yaksa, Hambalang, bagian dari kediamnya, saat menerima sekitar 450 alumnus beberapa SMA Negeri di Jakarta lintas angkatan dan organisasi anak-anak Tentara Cijantung

“Tapi, saya tidak pernah khawatir. Saya tidak takut, baliho-baliho saya ada di hati rakyat Indonesia!” lanjut Prabowo lagi yang sontak disambut pekik takbir: “Allahu Akbar!” oleh para alumnus SMAN 12 yang tergabung dalam komunitas Bonsi 12-PAS 02, SMAN 8 kemunitas 08-02 PADI, SMAN 7 komunitas PAS-JALAK 7, SMAN 4 komunitas Polonia4, dan Granatc.

Pernyataan Prabowo itu untuk menjawab pertanyaan beberapa pihak terkait minimnya Baliho dan atribut-atribut kampanye lainnya. Maklum, ada paslon yang memiliki baliho serta atribut lain begitu luar biasa. Sekedar informasi saja. Baliho harga sewanya sangat mahal. Untuk ukuran 72 m persegi, perbulan minimal Rp 100-200 juta bergantung lokasi.

Jadi, jika ada 10 baliho saja, maka angkanya bisa dihitung sendiri. Belum atribut-atribut lain. Iklan tv juga sangat luar biasa mahalnya, apalagi jika di prime time hitungannya perdetik. Jadi, jika ada paslon memasang baliho puluhan bahkan ratusan, iklan di media-media _main stream_ elektronik dan cetak, kita boleh juga bertanya, dari mana dananya?

Pindah

Acara deklarasi Hambalang ini digagas oleh Bonsi melalui M. Aidil, Tjut Irda Triany, Yenny Laura, dari 08-02, Tri Aidil, Benthon, Lisa Soenar dan didampingi oleh Lokomotif Reformasi, Prof. Muhammad Amien Rais. Awalnya acara deklarasi spontan ini akan diadakan di Kertanegara 6, tapi karena animo peserta terus bertambah, maka dipindahkan ke Hambalang.

Selain membacakan deklarasi dukungan, para alumnus juga menyumbangkan dana yang dikumpulkan dari para peserta yang datang. Prabowo yang selama ini dikesankan sebagai orang yang garang, terlihat begitu haru. Ada bulir-bulir airmata mengambang di kedua sisi matanya.

“Sungguh, saya terharu. Kok kalian yang rakyat biasa bisa melihat kondisi negara dengan baik dan benar, sementara banyak pejabat dan elit yang sedang berkuasa tak melihatnya?” katanya dengan nada perlahan seperti sedang menahan rasa haru yang mendalam.

Ini bukan soal jumlahnya, masih kata Prabowo, tapi soal atensinya. “Luar biasa, terima kasih!” tukasnya juga masih dengan suara yang seperti tercampur rasa tak menentu. Langkah yang dilakukan para alumnus SMAN di Jakarta itu adalah bukti kepedulian dan keterpanggilan.

Rilisbisnis.com mendukung program publikasi press release di media khusus ekonomi & bisnis untuk memulihankan citra yang kurang baik ataupun untuk meningkatan reputasi para pebisnis/entrepreneur, korporasi, institusi ataupun merek/brand produk.

“Maklum, biasanya kalau ada acara seperti ini, si calon justru harus mengeluarkan uang saku, makan, minum, dan transportasi. Ini kalian datang jauh-jauh, sewa bis sendiri, beli bensin sendiri, bawa makan sendiri, ngasih saya sangu lagi!” pernyataan Prabowo kembali disambut dengan takbir dan kata untuk Indonesia Adil dan makmur, kami siap berjuang!

Prabowo yang sedianya hanya akan berpidato 10 menit, saking senangnya sampai menghabiskan waktu 55 menit. Dan sepanjang pidato yang berulang kali seperti berdialog dengan peserta itu, kesan garang sama sekali tak terlihat.
Prabowo juga mengisahkan bahwa sikap tegasnya itu semata-mata karena jabatanya sebagai komandan tempur. Kalau komandan tidak tegas, tidak garang, maka komandan bisa dimakan oleh anak buah. “Yang saya pimpin adalah singa-singa. Jadi, kalo saya lembek, habis kita,”

Selain itu, Prabowo juga mampu membuat 420 peserta terpingkal-pingkal: “Kalian kan lulusan SMA di Jakarta, artinya elu-elu anak Betawi. Jadi, jangan sok-sokan sama gue!” candanya.

Suasana makin geeerrr ketika Prabowo melanjutkan banyolannya. “Gue tahu tampang elu-elu itu…,” Dialog Prabowo terputus karena peserta langsung menyambut dengan banyak kata-kata.

Pertemuan diakhiri dengan pidato Bung Tomo menjawab tantangan Inggris di Surabaya. “Saya jika merasa lelah, maka selalu memutar pidato Bung Tomo itu,” tegasnya.

Namun sebelumnya, Prabowo meminta pada peserta untuk menjaga dan mengawal proses pimilu dengan sungguh-sungguh. (*)

[Oleh : M. Nigara. Penulis adalah wartawan senior, mantan Wakil Sekjen PWI]

(*) Untuk membaca tulisan M. Nigara lainnya, silahkan KLIK DI SINI.

Berita Terkait

Hangatnya Pertemuan Idul Fitri: Diskusi Perkembangan Pasar Modal di BNSP
Pemutusan Batas Usia Calon Presiden: Analisis Dr. Fahri Bachmid Menjelang Putusan MK
Dewan Sengketa Konstruksi Sebagai Alternatif Penyelesaian Sengketa Konstruksi
Martabat MPR Pasca Amandemen UUD 1945, Yusril: Kita Kehilangan Ide Dasar Bernegara
Solusi agar Independensi KPK Bisa Diimplementasikan dengan Baik Tanpa Bubarkan Lembaga
Idulfitri: Mengapa Penting untuk Kembali ke Fitrah yang Sejati
Ketimpangan Ekonomi dan Kesenjangan Sosial di Indonesia: Masalah yang Terus Membayangi Perkembangan Demokrasi
Mengapa Peran Masyarakat Sipil Penting dalam Membentuk Kebijakan Publik di Indonesia

Berita Terkait

Selasa, 16 April 2024 - 11:04 WIB

Hangatnya Pertemuan Idul Fitri: Diskusi Perkembangan Pasar Modal di BNSP

Minggu, 15 Oktober 2023 - 10:43 WIB

Pemutusan Batas Usia Calon Presiden: Analisis Dr. Fahri Bachmid Menjelang Putusan MK

Rabu, 24 Mei 2023 - 09:10 WIB

Dewan Sengketa Konstruksi Sebagai Alternatif Penyelesaian Sengketa Konstruksi

Rabu, 12 April 2023 - 20:52 WIB

Martabat MPR Pasca Amandemen UUD 1945, Yusril: Kita Kehilangan Ide Dasar Bernegara

Selasa, 11 April 2023 - 22:00 WIB

Solusi agar Independensi KPK Bisa Diimplementasikan dengan Baik Tanpa Bubarkan Lembaga

Berita Terbaru