“YA SAYA tak punya cukup uang untuk membuat dan memasang baliho!” tukas Prabowo Subianto, Sabtu (22/12/18) siang, di Padepokan Garuda Yaksa, Hambalang, bagian dari kediamnya, saat menerima sekitar 450 alumnus beberapa SMA Negeri di Jakarta lintas angkatan dan organisasi anak-anak Tentara Cijantung
“Tapi, saya tidak pernah khawatir. Saya tidak takut, baliho-baliho saya ada di hati rakyat Indonesia!” lanjut Prabowo lagi yang sontak disambut pekik takbir: “Allahu Akbar!” oleh para alumnus SMAN 12 yang tergabung dalam komunitas Bonsi 12-PAS 02, SMAN 8 kemunitas 08-02 PADI, SMAN 7 komunitas PAS-JALAK 7, SMAN 4 komunitas Polonia4, dan Granatc.
Pernyataan Prabowo itu untuk menjawab pertanyaan beberapa pihak terkait minimnya Baliho dan atribut-atribut kampanye lainnya. Maklum, ada paslon yang memiliki baliho serta atribut lain begitu luar biasa. Sekedar informasi saja. Baliho harga sewanya sangat mahal. Untuk ukuran 72 m persegi, perbulan minimal Rp 100-200 juta bergantung lokasi.
Baca Juga:
Persrilis.com Siap Publikasikan Press Release Anda, Jika Ingin Tampil di Media Ekonomi dan Bisnis
BUMN Care Dorong Lakukan Evaluasi Serius atas Insiden Blackout PLN di Bali, Cikarang, dan Bekasi
Jadi, jika ada 10 baliho saja, maka angkanya bisa dihitung sendiri. Belum atribut-atribut lain. Iklan tv juga sangat luar biasa mahalnya, apalagi jika di prime time hitungannya perdetik. Jadi, jika ada paslon memasang baliho puluhan bahkan ratusan, iklan di media-media _main stream_ elektronik dan cetak, kita boleh juga bertanya, dari mana dananya?
Pindah
Acara deklarasi Hambalang ini digagas oleh Bonsi melalui M. Aidil, Tjut Irda Triany, Yenny Laura, dari 08-02, Tri Aidil, Benthon, Lisa Soenar dan didampingi oleh Lokomotif Reformasi, Prof. Muhammad Amien Rais. Awalnya acara deklarasi spontan ini akan diadakan di Kertanegara 6, tapi karena animo peserta terus bertambah, maka dipindahkan ke Hambalang.
Baca Juga:
Keberpihakan Pemerintah terhadap Buruh Diapresiasi, 4 Sikap Presiden Prabowo Subianto Jadi Sorotan
IMF Turunkan Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tahun 2025 Jadi 4,7 Persen, Ini Tanggapan Istana
Dugaan Ijazah Palsu Jokowi, Polisi Periksa Ketua Umum PPN Andi Kurniawan Usai Laporkan Roy Suryo dkk
Selain membacakan deklarasi dukungan, para alumnus juga menyumbangkan dana yang dikumpulkan dari para peserta yang datang. Prabowo yang selama ini dikesankan sebagai orang yang garang, terlihat begitu haru. Ada bulir-bulir airmata mengambang di kedua sisi matanya.
“Sungguh, saya terharu. Kok kalian yang rakyat biasa bisa melihat kondisi negara dengan baik dan benar, sementara banyak pejabat dan elit yang sedang berkuasa tak melihatnya?” katanya dengan nada perlahan seperti sedang menahan rasa haru yang mendalam.
Ini bukan soal jumlahnya, masih kata Prabowo, tapi soal atensinya. “Luar biasa, terima kasih!” tukasnya juga masih dengan suara yang seperti tercampur rasa tak menentu. Langkah yang dilakukan para alumnus SMAN di Jakarta itu adalah bukti kepedulian dan keterpanggilan.
“Maklum, biasanya kalau ada acara seperti ini, si calon justru harus mengeluarkan uang saku, makan, minum, dan transportasi. Ini kalian datang jauh-jauh, sewa bis sendiri, beli bensin sendiri, bawa makan sendiri, ngasih saya sangu lagi!” pernyataan Prabowo kembali disambut dengan takbir dan kata untuk Indonesia Adil dan makmur, kami siap berjuang!
Baca Juga:
Beginilah 5 Jalan yang Dilakukan Press Release untuk Lakukan Perbaikan Citra dan Pulihkan Nama Baik
Prabowo Minta Para Menteri Rapatkan Barisan, Mensesneg Prasetyo Hadi: Tetap Jaga Semangat
Prabowo yang sedianya hanya akan berpidato 10 menit, saking senangnya sampai menghabiskan waktu 55 menit. Dan sepanjang pidato yang berulang kali seperti berdialog dengan peserta itu, kesan garang sama sekali tak terlihat.
Prabowo juga mengisahkan bahwa sikap tegasnya itu semata-mata karena jabatanya sebagai komandan tempur. Kalau komandan tidak tegas, tidak garang, maka komandan bisa dimakan oleh anak buah. “Yang saya pimpin adalah singa-singa. Jadi, kalo saya lembek, habis kita,”
Selain itu, Prabowo juga mampu membuat 420 peserta terpingkal-pingkal: “Kalian kan lulusan SMA di Jakarta, artinya elu-elu anak Betawi. Jadi, jangan sok-sokan sama gue!” candanya.
Suasana makin geeerrr ketika Prabowo melanjutkan banyolannya. “Gue tahu tampang elu-elu itu…,” Dialog Prabowo terputus karena peserta langsung menyambut dengan banyak kata-kata.
Pertemuan diakhiri dengan pidato Bung Tomo menjawab tantangan Inggris di Surabaya. “Saya jika merasa lelah, maka selalu memutar pidato Bung Tomo itu,” tegasnya.
Namun sebelumnya, Prabowo meminta pada peserta untuk menjaga dan mengawal proses pimilu dengan sungguh-sungguh. (*)
[Oleh : M. Nigara. Penulis adalah wartawan senior, mantan Wakil Sekjen PWI]
(*) Untuk membaca tulisan M. Nigara lainnya, silahkan KLIK DI SINI.