Separah-parahnya Amerika Masih Ada Kontrol, Kalau China?

- Pewarta

Jumat, 20 Desember 2019 - 11:28 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ratusan ribu Muslim Uighur dilaporkan dipenjara di kamp-kamp untuk menjalani hal yang disebut sebagai pencucian otak, meskipun pemerintah China mengatakan mereka mendapatan pelatihan secara suka rela.

Ratusan ribu Muslim Uighur dilaporkan dipenjara di kamp-kamp untuk menjalani hal yang disebut sebagai pencucian otak, meskipun pemerintah China mengatakan mereka mendapatan pelatihan secara suka rela.

PERHATIAN internasional terhadap penindasan, penyiksaan, dan persekusi warga muslim Uigur semakin membesar. Beijing resah. Kebocoran dokumen pemerintah komunis yang berisi panduan dalam “mendidik” Uigur membuat rezim RRC panik.

Sekarang ini, mesin propaganda RRC bekerja keras untuk menggambarkan kepada dunia Islam bahwa China lebih baik dari Barat. Di Jakarta, Duta Besar RRC untuk Indonesia, Xiao Qian, mengatakan belum lama ini bahwa RRC adalah sahabat sejati dunia Islam. Bahkan, RRC mengundang NU, Muhammadiyah dan MUI untuk melihat langsung situasi di Xinjiang.

Dubes Xiao menonjok Amerika Serikat (AS). Dikatakannya, AS selalu berseberangan dengan umat Islam dalam hal Palestina. Washington pasti akan membela Israel. Selain itu, Amerika disebutnya sebagai kekuatan yang menimbulkan kehancuran di Suriah, Libia, Afghanistan, dll.

Tentang kelakuan Amerika, Dubes Xiao benar sekali. Negara adisombong ini tidak akan pernah menyalahkan Israel. Sebaliknya, akan selalu melindungi negara Zionis yang brutal terhadap rakyat Palestina itu. Ini bukan cerita baru. AS akan bersikap dan bertindak sesuka hati demi Israel.

Tetapi, separah-parahnya Amerika Serikat, mereka punya sistem pengawasan. Mereka memiliki Kongres yang terdiri dari DPR dan Senat. DPR melakukan pengawasan terhadap Presiden. Begitu juga media yang tidak dikendalikan oleh para penguasa eksekutif.

Pemegang kekuasaan di AS tidak bisa sewenang-wenang. Ada kontrol. Meskipun dalam hal Israel-Palestina, kontrol itu tak berlaku.

Sebagai contoh kontrol itu berjalan adalah proses pemakzulan (impeachment) Presiden Donald Trump. Dua hari yang lalu (18/12/2019) DPR Amerika yang didominasi oleh Partai Demokrat memberikan suara mendukung pemakzulan. Dengan tuduhan Trump menyalahgunakan kekuasaan. Dia dituduh menahan bantuan militer AS untuk Ukraina kalau Presiden Volodymyr Zelensky tidak menyelidiki keberadaan Jospeph Biden dan anaknya, Hunter Biden, di sebuah perusahaan migas Ukraina. Pada saat ini, Jo Biden adalah lawan terkuat Trump dalam pilpres 2020.

Sidang pemakzulan Trump di Senat akan berlangsung tahun depan. Hasilnya belum tentu presiden yang penuh kontroversi ini akan terdepak dari Gedung Putih.

Nah, lihat saja pengawasan terhadap Presiden Trump yang berjalan ketat. Tidak bisa dia kendalikan. Trump tak bisa semaunya saja. Bahkan staf senior Presiden sendiri tidak membela dia. Ketika terbongkar Trump melakukan langkah-langkah ilegal untuk menekan Presiden Zelensky agar menyelidiki Biden, CIA tidak memihak Presiden. Duta Besar AS untuk Ukraina, Bill Taylor, juga tidak membela Trump.

Begitu juga yang berlangsung di negara-negara Barat lainnya. Pilar demokrasi dan hukum tegak tanpa intervensi. Ketika AS melakukan tindakan sewenang-wenang terhadap Irak, negara-negara Eropa menentang kecuali hanya dan hanya PM Inggris Tony Blair. Jadi, kontrol sangat keras. Tentangan sangat besar. Meskipun Presiden George W Bush dengan keangkuhannya tidak menghiraukan tentangan Eropa itu.

Rilisbisnis.com mendukung program publikasi press release di media khusus ekonomi & bisnis untuk memulihankan citra yang kurang baik ataupun untuk meningkatan reputasi para pebisnis/entrepreneur, korporasi, institusi ataupun merek/brand produk.

Poin yang perlu kita lihat adalah keberadaan kontrol yang berfungsi. Negara-negara Barat yang parah itu, masih ada yang mengawasi mereka. Itulah faktanya.

Kalau di China? Siapa yang bisa mengawasi para penguasa komunis RRC? Mana ada media yang bebas mengumpulkan informasi di negara itu. Mana ada kontrol. Siapa yang berani memperjuangkan dan menegakkan hak asasi manusia (HAM) di China?

Apakah China berani membebaskan wartawan asing meliput situasi warga Uigur? Paling-paling mereka memberikan akses berkekang. Para wartawan dikawal ke lokasi-lokasi yang telah ditentukan. Orang-orang Uigur yang berbicara kepada wartawan asing, sudah dipilih dan disiapkan sesuai skenario penguasa. Dipilih orang-orang Uigur yang sudah matang pencucian otaknya oleh penguasa komunis.

Dalam kenyataan seperti ini, Ketua PBNU Said Agil Siraj berani menjamin tidak ada persekusi warga muslim Uigur oleh penguasa brutal RRC. Dan penulis seperti Zeng Wei Jian tega mengatakan bahwa para pejuang Uigur adalah teroris. Dan dikatakan bahwa laporan-laporan investigatif para wartawan Barat adalah propaganda negara-negara Barat. Inilah simplifikasi yang menyakitkan warga muslim Uigur.

Sekali lagi, Barat itu cukup parah bagi umat Islam. Tetapi, China lebih jahat lagi. Mereka melakukan penindasan, penyiksaan, dan program penghapusan identitas Islam di balik tembok kam-kam konsentrasi.

[Oleh: Asyari Usman. Penulis adalah Wartawan Senior Indonesia]

Berita Terkait

Hangatnya Pertemuan Idul Fitri: Diskusi Perkembangan Pasar Modal di BNSP
Pemutusan Batas Usia Calon Presiden: Analisis Dr. Fahri Bachmid Menjelang Putusan MK
Dewan Sengketa Konstruksi Sebagai Alternatif Penyelesaian Sengketa Konstruksi
Martabat MPR Pasca Amandemen UUD 1945, Yusril: Kita Kehilangan Ide Dasar Bernegara
Solusi agar Independensi KPK Bisa Diimplementasikan dengan Baik Tanpa Bubarkan Lembaga
Idulfitri: Mengapa Penting untuk Kembali ke Fitrah yang Sejati
Ketimpangan Ekonomi dan Kesenjangan Sosial di Indonesia: Masalah yang Terus Membayangi Perkembangan Demokrasi
Mengapa Peran Masyarakat Sipil Penting dalam Membentuk Kebijakan Publik di Indonesia

Berita Terkait

Selasa, 16 April 2024 - 11:04 WIB

Hangatnya Pertemuan Idul Fitri: Diskusi Perkembangan Pasar Modal di BNSP

Minggu, 15 Oktober 2023 - 10:43 WIB

Pemutusan Batas Usia Calon Presiden: Analisis Dr. Fahri Bachmid Menjelang Putusan MK

Rabu, 24 Mei 2023 - 09:10 WIB

Dewan Sengketa Konstruksi Sebagai Alternatif Penyelesaian Sengketa Konstruksi

Rabu, 12 April 2023 - 20:52 WIB

Martabat MPR Pasca Amandemen UUD 1945, Yusril: Kita Kehilangan Ide Dasar Bernegara

Selasa, 11 April 2023 - 22:00 WIB

Solusi agar Independensi KPK Bisa Diimplementasikan dengan Baik Tanpa Bubarkan Lembaga

Berita Terbaru

Foto : PROPAMI Care salurkan bantuan untuk panti asuhan di Bekasi. Komitmen wujudkan masyarakat sehat, peduli, dan tangguh. (18/5/25) (Doc.Ist)

Megapolitan

Dukungan Emosional dan Logistik PROPAMI Care Ringankan Beban Panti

Senin, 19 Mei 2025 - 16:15 WIB