Eforia Rakyat Cianjur adalah Miniatur Eforia Pilpres 2019

Avatar photo

- Pewarta

Sabtu, 15 Desember 2018 - 09:30 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

SEBEGITU KESALKAH rakyat Cianjur (Jawa Barat) terhadap bupati mereka sehingga mereka merayakan OTT KPK terhadap sang bupati, Irvan Rivano Muchtar?

Pasti! Tak mungkinlah warga tumpah-ruah ke pendopo kabupaten dalam jumlah ribuan, menggelar makan bersama sambil bersorak-gembira seakan merayakan kemenangan, kalau perasaan ‘mau muntah’ mereka tidak mencapai stadium empat. Tak mungkin warga Sunda yang selalu halus dan sopan akan ‘menggitukan’ bupati mereka kalau Pak Irvan Muchtar tidak berbuat keterlaluan.

https://opiniindonesia.com/2018/12/13/korupsi-stadium-empat/

Peristiwa eforia Cianjur ini belum pernah terjadi sepanjang sejarah KPK menangkap pejabat tinggi. Bahwa ada segmen masyarakat yang senang mendengar bupati atau gubernur mereka diborgol KPK, hampir pasti terjadi di mana-mana. Tetapi, menampakkan kegembiraan dalam bentuk syukuran makan bersama dalam jumlah ribuan orang, masyarakat Cianjur mencatatkan rekor baru.

Tidak hanya makan bersama, para supir angkot Cianjur menunjukkan ‘solidaritas senangnya’ dengan cara menggratiskan penumpang yang naik. Tentu tidak keliru menyebut rasa kesal rakyat telah mencapai puncak.

Dilihat dari sisi kesantunan dan kemuliaan akhlak, memang tidak wajar seseorang atau sekian ribu orang bersenang-senang atas ‘penderitaan’ Pak Bupati yang ditangkap oleh KPK.

Tetapi, selalu ada celah untuk mengatakan bahwa apa yang ditunjukkan rakyat Cianjur itu adalah reaksi yang wajar-wajar saja. Disebut wajar karena rakyat, barangkali, sudah sampai pada kesimpulan bahwa Irvan Rivano sudah terlalu jauh melampaui batas.

Kalau tidak salah, Irvan Rivano masuk dalam barisan kepala daerah (bupati dan gubernur) yang secara terang, tanpa malu-malu, menyatakan dukungan kepada Jokowi-Ma’ruf (Ko-Ruf).

Irvan sangat bersemangat mendukung. Sampai-sampai ayah beliau, Tjetjep Muchtar Soleh (mantan bupati Cianjur juga), menggelar acara untuk menggiring para ketua RT-RW agar dukungan Ko-Ruf. Tjetjep Muchtar adalah ketua NasDem Cianjur dan Irvan Rinvao sendiri juga kader partai Brewok.

Irvan Rivano ditangkap KPK dengan dugaan korupsi dana pendidikan. Penangkapan berlangsung pada 12 Desember 2018, malam. Beritanya tersiar luas pada 13 Desember. Disusul acara syukuran rakyat pada 14 Desember.

Perayaan OTT Irvan Rivano ini merupakan peringatan kepada seluruh pemegang kekuasaan di negeri ini. Mulai dari yang terbawah (lurah dan kepala desa) sampai yang tertinggi (presiden, ketua DPR, dll).

Rilisbisnis.com mendukung program publikasi press release di media khusus ekonomi & bisnis untuk memulihankan citra yang kurang baik ataupun untuk meningkatan reputasi para pebisnis/entrepreneur, korporasi, institusi ataupun merek/brand produk.

Sebagai peringatan keras kepada mereka bahwa rakyat sudah sangat muak melihat para penguasa dzolim yang saban hari menipu. Para penguasa di semua level.

Rakyat Cianjur kelihatannya memendam kepedihan melihat kelakuan Irvan Rivano.

Reaksi rakyat Cianjur adalah ‘basyiran wa nadziran’. Kata ‘basyiran’ berarti ‘kabar gembira’. Sedangkan ‘nadziran’ memiliki arti ‘peringatan’.

Disebut ‘basyiran’ karena rakyat di kabupaten ini merasa mereka pantas bergembira karena kesewenangan telah distop. Dikatakan ‘nadziran’ karena perayaan di Cianjur ini selayaknya dijadikan renungan oleh para pemegang kekuasaan.

Renuangan bahwa mereka semua pada akhirnya akan dipermalukan di depan rakyat jika mereka melakukan kesewenangan. Kesewenangan apa saja. Termasuk intimidasi dan cara-cara kotor dalam mengikuti kontestasi politik.

Rakyat Cianjur tidak sendirian. Bukan mereka saja yang telah dilanda ‘muak stadium 4’. Mayoritas rakyat Indonesia merasakan hal yang sama. Rakyat menghendaki agar keseluruhan perilaku kesewenangan, dari ujung timur sampai ke ujung barat, segera dihentikan.

Saya melihat ‘eforia Cianjur’ kemarin itu boleh jadi mempresentasikan bentuk miniatur dari ‘eforia pilpres 2019’ nanti. Wallahu a’lam!. (*)

[Oleh : Asyari Usman. Penulis adalah wartawan senior]

(*) Untuk membaca tulisan Asyari Usman yang lainnya, silahkan KLIK DI SINI.

Berita Terkait

Hangatnya Pertemuan Idul Fitri: Diskusi Perkembangan Pasar Modal di BNSP
Pemutusan Batas Usia Calon Presiden: Analisis Dr. Fahri Bachmid Menjelang Putusan MK
Dewan Sengketa Konstruksi Sebagai Alternatif Penyelesaian Sengketa Konstruksi
Martabat MPR Pasca Amandemen UUD 1945, Yusril: Kita Kehilangan Ide Dasar Bernegara
Solusi agar Independensi KPK Bisa Diimplementasikan dengan Baik Tanpa Bubarkan Lembaga
Idulfitri: Mengapa Penting untuk Kembali ke Fitrah yang Sejati
Ketimpangan Ekonomi dan Kesenjangan Sosial di Indonesia: Masalah yang Terus Membayangi Perkembangan Demokrasi
Mengapa Peran Masyarakat Sipil Penting dalam Membentuk Kebijakan Publik di Indonesia

Berita Terkait

Selasa, 16 April 2024 - 11:04 WIB

Hangatnya Pertemuan Idul Fitri: Diskusi Perkembangan Pasar Modal di BNSP

Minggu, 15 Oktober 2023 - 10:43 WIB

Pemutusan Batas Usia Calon Presiden: Analisis Dr. Fahri Bachmid Menjelang Putusan MK

Rabu, 24 Mei 2023 - 09:10 WIB

Dewan Sengketa Konstruksi Sebagai Alternatif Penyelesaian Sengketa Konstruksi

Rabu, 12 April 2023 - 20:52 WIB

Martabat MPR Pasca Amandemen UUD 1945, Yusril: Kita Kehilangan Ide Dasar Bernegara

Selasa, 11 April 2023 - 22:00 WIB

Solusi agar Independensi KPK Bisa Diimplementasikan dengan Baik Tanpa Bubarkan Lembaga

Berita Terbaru

Foto : PROPAMI Care salurkan bantuan untuk panti asuhan di Bekasi. Komitmen wujudkan masyarakat sehat, peduli, dan tangguh. (18/5/25) (Doc.Ist)

Megapolitan

Dukungan Emosional dan Logistik PROPAMI Care Ringankan Beban Panti

Senin, 19 Mei 2025 - 16:15 WIB