Presiden Seumur Hidup, Anda Setuju?

- Pewarta

Senin, 2 Desember 2019 - 10:15 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Presiden dan Wakil Presiden terpilih 2019, Joko Widodo-Ma’ruf Amin.

Presiden dan Wakil Presiden terpilih 2019, Joko Widodo-Ma’ruf Amin.

Opiniindonesia.com – Serius! Wacana presiden tiga periode tak main-main. Lobi-lobi partai sudah dimulai. Spanduk sudah dipasang. Petisi sudah di-launching. Testing the water. Ketua MPR kabarnya sudah mulai sibuk.

Tiga periode? Iya! Setiap periodenya delapan tahun. Jadi, tiga periode itu 24 tahun. Lama ya? Banget! Soekarno cuma 22 tahun.

Jika amandemen terkait pilpres ini goal, maka anda, rakyat Indonesia, tak bisa memilih presiden lagi. Karena pemilihan presiden akan ditentukan di sidang MPR. Maka, di tangan partailah suara pemilihan akan dikendalikan. Suara anda terwakili partai? Ngayal lu!

Apa artinya presiden dipilih MPR? Artinya presiden akan selalu sukses untuk menjabat tiga periode. Pertama, anda lihat siapa ketua DPR, ketua MPR dan ketua DPD. Orang-orang yang ditunjuk atas persetujuan presiden. Kedua, anda lihat berapa partai yang bergabung ke presiden. Mayoritas! Kuncinya cuma satu: bagi-baginya cocok, aman tiga periode.

Ada partai yang bandel, cari kasusnya dan tangkap. Apalagi Dewan Pengawas KPK sudah ada dalam genggaman. Tinggal pencet tombolnya, beres!

Kalau rata-rata usia presiden itu 70-an tahun, dan presiden menjabat pertama kali di usia 50-an tahun, itu artinya presiden seumur hidup. 50+24=74 tahun.

Bagaimana dengan Jokowi? Nah ini yang jadi pertanyaan publik. Pertama, lima tahun pertama Jokowi, rakyat terbelah. Bertahun-tahun gaduh dan terjadi bentrok kelompok massa. Artinya, stabilitas politik sangat bermasalah.

Kedua, pertumbuhan ekonomi hanya 5%. Pertumbuhan ekonomi di era presiden-presiden sebelumnya rata-rata 6-7%. Tentu, rakyat merasakan betapa semakin sulitnya hidup karena harga barang-barang naik. Daya beli rakyat jauh menurun.

Ketiga, target pembangunan sesuai program yang dijanjikan untuk lima tahun tak tercapai. Ini jika mengacu pada standar janji politik dan rencana program pemerintah.

Keempat, hasil pemilu sangat kontroversial. Sekitar 700 petugas pemilu meninggal dengan informasi yang simpang siur terkait dengan faktor penyebab mengapa mereka meninggal.

Era Jokowi menyisakan banyak persoalan. Rakyat memberi kesempatan lagi, dan berharap ada kemungkinan terjadinya perubahan. Belum 100 hari bekerja, dan belum juga ada tanda-tanda perubahan terutama jika dilihat dari SDM di jajaran kabinet dan kemampuan anggaran negara, muncul wacana presiden tiga periode. Ampuuuun deh.

Rilisbisnis.com mendukung program publikasi press release di media khusus ekonomi & bisnis untuk memulihankan citra yang kurang baik ataupun untuk meningkatan reputasi para pebisnis/entrepreneur, korporasi, institusi ataupun merek/brand produk.

Kerja, kerja, kerja dulu. Buktikan ke rakyat bahwa periode kedua lebih baik dari periode pertama. Siapkan energi dan strategi untuk menghadapi resesi ekonomi tahun depan. Gak usah aneh-aneh beropini tiga periode.

Begitu banyak rakyat yang kecewa, terutama terkait dengan proses pemilu dan kondisi ekonomi. Tenangkan mereka, rangkul mereka, beri harapan kepada mereka. Itu PR bagi istana agar kedepan bangsa ini makin kondusif dan punya harapan untuk lebih baik. Bukan malah sibuk dengan amandemen UUD 45 untuk nambah periode bagi presiden. Ini namanya memancing kegaduhan. Indonesia ini bangsa damai, jangan selalu dibuat gaduh.

Gak usah pakai alasan dan logika macam-macam. Cost politiklah, kegaduhanlah, pembangunan yang belum selesailah. Yang disebutkan semua itu bukan faktor dan sumber masalah bagi pemilu presiden. Tapi, itu dampak komunikasi politik yang gak tepat dan law enforcement yang lemah selama ini. Jangan sakit perut disuruh minum obat bodrek. Gak nyambung. Yang ada malah sakit makin parah.

Berhentilah mewacanakan presiden tiga periode. Itu hanya keinginan orang-orang yang sudah udzur usianya tapi gak siap pensiun. Karena kalau ganti presiden, orang-orang itu gak kepakai. Gak bisa lagi numpang hidup dan berkarir.

Mungkin juga asing/aseng yang merasa hasil investasinya sangat bergairah di era penguasa sekarang, dan leluasa kirim tenaga kerja untuk mengurangi pengangguran di negaranya.

Yang masih sehat cara berpikirnya, mari menatap masa depan bangsa ini dengan cerah. Berikan yang terbaik untuk negara ini. Siapkan generasi yang lebih brilian di masa depan. Jangan menuruti nafsu asing/aseng dan mereka yang tidak siap pensiun di usia jelang kematiannya.

Oleh: Tony Rosyid. Penulis adalah Pengamat Politik dan Pemerhati Bangsa.

Berita Terkait

Hangatnya Pertemuan Idul Fitri: Diskusi Perkembangan Pasar Modal di BNSP
Pemutusan Batas Usia Calon Presiden: Analisis Dr. Fahri Bachmid Menjelang Putusan MK
Dewan Sengketa Konstruksi Sebagai Alternatif Penyelesaian Sengketa Konstruksi
Martabat MPR Pasca Amandemen UUD 1945, Yusril: Kita Kehilangan Ide Dasar Bernegara
Solusi agar Independensi KPK Bisa Diimplementasikan dengan Baik Tanpa Bubarkan Lembaga
Idulfitri: Mengapa Penting untuk Kembali ke Fitrah yang Sejati
Ketimpangan Ekonomi dan Kesenjangan Sosial di Indonesia: Masalah yang Terus Membayangi Perkembangan Demokrasi
Mengapa Peran Masyarakat Sipil Penting dalam Membentuk Kebijakan Publik di Indonesia

Berita Terkait

Selasa, 16 April 2024 - 11:04 WIB

Hangatnya Pertemuan Idul Fitri: Diskusi Perkembangan Pasar Modal di BNSP

Minggu, 15 Oktober 2023 - 10:43 WIB

Pemutusan Batas Usia Calon Presiden: Analisis Dr. Fahri Bachmid Menjelang Putusan MK

Rabu, 24 Mei 2023 - 09:10 WIB

Dewan Sengketa Konstruksi Sebagai Alternatif Penyelesaian Sengketa Konstruksi

Rabu, 12 April 2023 - 20:52 WIB

Martabat MPR Pasca Amandemen UUD 1945, Yusril: Kita Kehilangan Ide Dasar Bernegara

Selasa, 11 April 2023 - 22:00 WIB

Solusi agar Independensi KPK Bisa Diimplementasikan dengan Baik Tanpa Bubarkan Lembaga

Berita Terbaru

Foto : PROPAMI Care salurkan bantuan untuk panti asuhan di Bekasi. Komitmen wujudkan masyarakat sehat, peduli, dan tangguh. (18/5/25) (Doc.Ist)

Megapolitan

Dukungan Emosional dan Logistik PROPAMI Care Ringankan Beban Panti

Senin, 19 Mei 2025 - 16:15 WIB