HERAN, APAKAH Pak Luhut Panjaitan menyangka semua orang ini tak punya nalar? Menyangka semua bodoh? Hanya dia yang pintar? Sehingga, apa saja yang dia katakan akan diterima atau harus diterima?
Sabtu (20/10/2018), di sela-sela acara silaturahmi HUT ke-54 Golkar di Jakarta, dia masih berkilah bahwa peristiwa 1 jari di depan penutupan pertemuan tahunan IMF-WB di Nusa Dua, Bali, 14 Oktober 2018, bukanlah kampanye untuk Jokowi-Ma’ruf. Dia tetap teguh dengan penjelasan bahwa 1 jari itu maksudnya adalah “Indonesia itu satu”.
Mengapa harus mengatakan sesuatu yang menggelikan dan menghina nalar bangsamu sendiri, Pak Luhut? Anda katakan bahwa acungan 1 jari di forum IMF-WB itu maksudnya adalah “Indonesia itu satu”. Come on, Pak Luhut!
Tidakkah Anda lihat rekaman video yang telah disiarkan tvOne, yang berisi percakapan informal antara Sri Mulyani dan Christine Lagarde (Dirjen IMF)? Di dalam video itu, sistem mikrofon ruangan masih “on” (menyala) sehingga merekam ucapan Menteri Keuangan bahwa “One is for Jokowi, Two is for Prabowo” (Satu untuk Jokowi, Dua untuk Prabowo).
Baca Juga:
Persrilis.com Siap Publikasikan Press Release Anda, Jika Ingin Tampil di Media Ekonomi dan Bisnis
BUMN Care Dorong Lakukan Evaluasi Serius atas Insiden Blackout PLN di Bali, Cikarang, dan Bekasi
Masih kurang jelaskah bukti bahwa Anda dan Sri Mulyani telah melakukan kampanye? Meskipun kemungkinan besar drama ini berlangsung secara spontan, tanpa ada kesengajaan atau persiapan untuk itu.
Kenapa Anda tidak minta maaf saja? Akui bahwa acungan 1 jari itu merupakan tindakan yang tidak pada tempatnya. Akui kesalahan Anda. Selesai, ‘kan? Tidak harus berkilah dengan penjelasan yang “horribly ridiculous” (sangat menggelikan).
Mengapa Anda harus terus-menerus menunjukkan kesombongan, Tuan? Apakah masih belum sempurna keangkuhanmu, Pak Luhut? Tentu sudah! Semua orang tahu kok watak khas Anda itu. Tak perlulah Anda ulang-ulang.
Drama seperti ini sangat memalukan. Memang betul bahwa menjadi sombong atau angkuh adalah hak Anda, Pak Luhut. Tapi, harus diingat bahwa Anda itu berposisi sebagai pemimpin senior yang menjadi panutan orang. Meskipun mungkin hanya segelintir saja yang meneladani Anda.
Baca Juga:
Keberpihakan Pemerintah terhadap Buruh Diapresiasi, 4 Sikap Presiden Prabowo Subianto Jadi Sorotan
IMF Turunkan Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tahun 2025 Jadi 4,7 Persen, Ini Tanggapan Istana
Dugaan Ijazah Palsu Jokowi, Polisi Periksa Ketua Umum PPN Andi Kurniawan Usai Laporkan Roy Suryo dkk
[Oleh : Asyari Usman. Penulis adalah wartawan senior]