GUNAWAN MUHAMAD seorang opportunist sejati; a man who exploits circumstances to gain immediate advantage. “Consistent principles” tidak pernah ada dalam kamusnya.
Dia bukan kiri, kanan atau sentris. Pujangga gagal. Penulis tak berbakat. Filsuf abal-abal. Konglomerat media. Politisi murni. Secular liberal.
https://opiniindonesia.com/2018/12/29/operasi-koalisi-politik-dan-media-di-akhir-tahun-gagal-total-mengapa/
Sebagai oportunis tulen, dia pandai liat celah dan silat lidah. PKI pasti kalah lawan ABRI dan Islam. Sekali pun mulutnya PKI beringas dan galak.
Baca Juga:
Persrilis.com Siap Publikasikan Press Release Anda, Jika Ingin Tampil di Media Ekonomi dan Bisnis
BUMN Care Dorong Lakukan Evaluasi Serius atas Insiden Blackout PLN di Bali, Cikarang, dan Bekasi
Gunawan Muhamad ikut HB Jassin, Wiratmo Soekito, Trisno Soemardjo, Soe Hok Djin sebagai anak bawang di Kelompok Manifest Kebudayaan (Manikebu) yang menghantam LEKRA, underbouw PKI.
Semasa Orde Baru, dia kecup keberuntungan. Jadi konglomerat media.
Lihay, Gunawan Muhamad liat angin perubahan. Pa Harto di titik nadir masa kejayaan. Gunawan Muhamad ikut Amin Rais, Gus Dur, Megawati sebagai “Pahlawan Reformasi” yang memusuhi Orde Baru dan Pa Harto.
“I would rather be an opportunist and float than go to the bottom with my principles around my neck,” ujar British statesman Stanley Baldwin.
Baca Juga:
Keberpihakan Pemerintah terhadap Buruh Diapresiasi, 4 Sikap Presiden Prabowo Subianto Jadi Sorotan
IMF Turunkan Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tahun 2025 Jadi 4,7 Persen, Ini Tanggapan Istana
Dugaan Ijazah Palsu Jokowi, Polisi Periksa Ketua Umum PPN Andi Kurniawan Usai Laporkan Roy Suryo dkk
Opportunisme punya konotasi negatif. Lack of integrity, or doing something that is out of character (inconsistent). Ngga punya integritas. Semua moralist benci opportunisme. Bagai minyak dan air, keduanya ngga bisa disatukan.
Amin Rais sebagai seorang moralis pasti bentrok dengan opportunist tulen macam Gunawan Muhamad.
Usia tua menurunkan ketajaman. Gunawan Muhamad berhitung Rezim Jokowi sanggup mengatasi kaum nasionalis dan Islam.
Yang penting menang dan berkuasa. Gunawan Muhamad menghitamkan Orde Baru dan Pa Harto yang jelas-jelas lebi baik dari era yang disebut sebagian netizen sebagai “Ordo Sontoloyo”.
Baca Juga:
Beginilah 5 Jalan yang Dilakukan Press Release untuk Lakukan Perbaikan Citra dan Pulihkan Nama Baik
Prabowo Minta Para Menteri Rapatkan Barisan, Mensesneg Prasetyo Hadi: Tetap Jaga Semangat
Hanya di masa Orde Baru, Indonesia swasembada beras. Pemerintah berani terapkan fix rate atas dollar. Negara aman. Tidak pernah ada aksi massa sebesar 212. Extrim Kiri-Kanan ditumpas.
Di zaman Pa Harto, tidak ada kasus orang salah tulis masuk penjara. Sekarang ada UU ITE. Banyak korbannya. Hukum tebang pilih. Hanya tangkapi pihak oposisi. Para penghujat agama bebas berkeliaran di media sosial. Di mana adilnya?
Nasib bangsa ini di tangan patriot, nasionalis, moralis, Umat Islam dan TNI. Kita saksikan apakah mereka atau Gunawan Muhamad yang menang di Pilpres April 2019.
THE END
[Oleh : Zeng Wei Jian, penulis. Tulisan ini sudah dipublikasikan di akun medsos pribadinya]