PESTA RAKYAT di Cianjur, Jabar setelah Sang Bupati ditangkap KPK, bikin kaget dan bingung. Anomali, sekaligus ironi. Apakah ini tanda-tanda zaman, perubahan sudah dekat?
Sungguh ajaib, gak masuk akal. Belum pernah terjadi sepanjang sejarah Republik berdiri. Ada penguasa ditangkap, kok rakyatnya malah berpesta. aya-aya wae.
https://opiniindonesia.com/2018/12/15/eforia-rakyat-cianjur-adalah-miniatur-eforia-pilpres-2019-by-asyari-usman/
Sopir-sopir angkot menggratiskan penumpangnya. Ada yang menyumbang beras dan lauk pauk. Ada 1.000 kastrol (tempat masak nasi) dipakai ngaliwet, dijejer rapi di alun-alun, persis di depan pendopo kabupaten.
Baca Juga:
Persrilis.com Siap Publikasikan Press Release Anda, Jika Ingin Tampil di Media Ekonomi dan Bisnis
BUMN Care Dorong Lakukan Evaluasi Serius atas Insiden Blackout PLN di Bali, Cikarang, dan Bekasi
Rakyat tumpah ruah, tua muda, sampai anak-anak semua bergembira. Mereka menggelar syukuran bakda salat Jumat (14/12). Suasananya mirip Jakarta ketika Presiden Soeharto turun dari jabatannya. Penuh eforia. Perut kenyang, hati senang.
Ironi, kok ada penguasa di alam demokrasi dibenci rakyatnya sampai ke ubun-ubun. Dosa apa yang sudah diperbuat Irvan, sampai rakyatnya sendiri begitu membencinya.
Ironi berikutnya Irvan baru saja menyeberang dari Golkar ke Partai Nasdem. Sudah menjadi rahasia umum, banyak kepala daerah bermasalah yang menyeberang ke Nasdem dan mendukung Jokowi untuk mencari perlindungan.
Irvan mengikuti jejak Bupati Malang, Jatim Rendra Kresna yang lebih dulu ditangkap KPK. Rendra juga kader Golkar dan kemudian menjadi Ketua Nasdem Jatim.
Baca Juga:
Keberpihakan Pemerintah terhadap Buruh Diapresiasi, 4 Sikap Presiden Prabowo Subianto Jadi Sorotan
IMF Turunkan Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tahun 2025 Jadi 4,7 Persen, Ini Tanggapan Istana
Dugaan Ijazah Palsu Jokowi, Polisi Periksa Ketua Umum PPN Andi Kurniawan Usai Laporkan Roy Suryo dkk
Sampai sekarang selain Irvan dan Rendra ada tiga kepala daerah pendukung Jokowi yang ditangkap KPK. Walikota Pasuruan Setiyono (Golkar), Bupati Bekasi Neneng Hasanah Yasin (Golkar), dan Bupati Pakpak Barat Remigo Yolanda Berutu kader Demokrat yang menyeberang ke Jokowi.
Eforia ini ternyata membuat Gubernur Jabar Ridwan Kamil (RK) ketar ketir juga. Dia minta eforia dihentikan. Secara halus RK mengancam agar mereka berhati-hati. Irvan juga punya pendukung.
RK pasti juga khawatir nasibnya bisa sama seperti Irvan. Jalan hidupnya juga mirip-mirip. RK diusung Gerindra-PKS menjadi Walikota Bandung, membelot ke Nasdem, ketika mau maju sebagai Gubernur.
Kepada para kiai dan ajengan di Subang RK curhat. Dia terpaksa mau diusung menjadi calon Nasdem dan dukung Jokowi karena takut di TSK-kan (jadi tersangka). “Mereka kan punya media dan Jaksa Agung,” kata RK.
Baca Juga:
Beginilah 5 Jalan yang Dilakukan Press Release untuk Lakukan Perbaikan Citra dan Pulihkan Nama Baik
Prabowo Minta Para Menteri Rapatkan Barisan, Mensesneg Prasetyo Hadi: Tetap Jaga Semangat
Bagi RK perilaku warga Cianjur ini _belegug,_ gak tau aturan. Sebaliknya bagi rakyat, bupati model Irvan ini yang _belegug._ Fenomena Cianjur ini sangat mengkhawatirkan para penguasa. Ketika mereka bergerak, tak ada satupun kekuatan yang bisa mencegahnya.
Pesta rakyat di Cianjur juga harus dilihat sebagai signal, kehidupan rakyat yang tertekan, sewaktu-waktu bisa meledak. Mereka butuh perubahan. Butuh pemimpin baru yang mau memikirkan kepentingan rakyat. Bukan kepentingan sendiri, atau kepentingan kelompoknya. The end. (*)
[Oleh : Djadjang Nurjaman. Penulis adalah pengamat media dan ruang publik]
(*) Untuk membaca tulisan Djadjang Nurjaman yang lainnya, silahkan KLIK DI SINI.