Korpri Mau Digiring, Malah Melawan

- Pewarta

Kamis, 14 Maret 2019 - 15:11 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

MASIH ingat Korpri? Mungkin banyak yang lupa atau malah tidak tahu terutama anak-anak milenial. Korpri adalah Korp Pegawai Republik Indonesia yang menjadi wadah tunggal pegawai negeri sipil (PNS) pada masa Orde Baru. Merek ini sangat terkenal dari awal 1980-an sampai akhir 1990-an.

Ketika Orde Baru berakhir, Korpri juga ikut pudar. Namun, wadah ini tidak mati total. Masih ada rapat kerja nasional (rakernas), masih ada kegiatan sosial, dll.

Nah, pada akhir bulan lalu ada peristiwa cukup besar tentang Korpri yang tak banyak diberitakan media. Baik media mainstream maupun media sosial. Barangkali dianggap tak penting. Yaitu, rakernas mereka yang berlangsung di Jakarta.

Ada satu hal yang sangat menarik. Bukan karena rakernas Korpri yang berlangsung pada 26 Februari itu tak banyak diberitakan. Melainkan karena suasana di rakernas ini yang penuh dengan “pemberontakan”. Hampir semua peserta rakernas melawan. Melawan untuk digiring mendukung salah satu capres.

Begini ceritanya. Saya kenal baik dengan seorang pejabat senior di satu pemkab di Sumatera Utara. Tak mungkin saya sebutkan namanya.

Si pejabat senior ikut hadir di rakernas. Dia ikut diantara 508 ketua Korpri utusan kabupaten/kota plus ketua Korpri dari 34 provinsi.

Dia menceritakan tentang upaya untuk menggiring wadah ASN itu. Banyak peserta, termasuk dia, tidak tahu pembukaan rakernas akan dilakukan oleh Presidn Jokowi. Tetapi, entah bagaimana, sekitar 30% peserta akhirnya diboyong ke Istana. Jokowi pun meresmikan rakernas Korpri.

Para petinggi Korpri daerah yang tak ikut ke Istana, duduk berkelompok-kelompok sambil mengobrol santai di salah satu gedung Kemendagri. Si pejabat senior teman saya itu juga ikut di salah satu kelompok diskusi. Dia mengatakan, semua obrolan bertopik pilpres 2019.

“Rata-rata delegasi yang datang dari seluruh Indonesia itu mendukung Prabowo, Bang,” kata si pejabat senior yang saya kenal itu.

Menurut si teman, para petinggi Korpri tidak samar-samar mendukung Prabowo. “Mereka terang-terangan mengatakan itu ketika kami ‘ngobrol bebas menunggu acara di Istana selesai.”

Dia mengatakan, para ketua Korpri daerah itu menilai elektabilitas Jokowi yang selalu tinggi, tidak faktual dengan situasi di akar rumput. Dikatakan, kalangan Korpri tidak mendukung Jokowi antara lain karena selama empat tahun ini tidak pernah ada kenaikan gaji pegawai negeri.

Rilisbisnis.com mendukung program publikasi press release di media khusus ekonomi & bisnis untuk memulihankan citra yang kurang baik ataupun untuk meningkatan reputasi para pebisnis/entrepreneur, korporasi, institusi ataupun merek/brand produk.

Tapi, kata dia, untuk 2019 ini Jokowi menaikkan gaji 5%. Hebatnya, kenaikan yang seharusnya terhitung sejak Januari 2019 itu, malah ditangguhkan pencairannya.

“Baru akan dibayar April ini, Bang,” kata si teman senior ASN. “Dirapel, Bang.”

Saya langsung senyum apa maksud si teman itu ketika menyebutkan “April”.

Anda juga mungkin bisa paham mengapa semua yang berkaitan dengan pencairan duit, selalu diusahakan agar terkait dengan April.

[ Oleh : Asyari Usman, Penulis adalah wartawan senior ]

Berita Terkait

Hangatnya Pertemuan Idul Fitri: Diskusi Perkembangan Pasar Modal di BNSP
Pemutusan Batas Usia Calon Presiden: Analisis Dr. Fahri Bachmid Menjelang Putusan MK
Dewan Sengketa Konstruksi Sebagai Alternatif Penyelesaian Sengketa Konstruksi
Martabat MPR Pasca Amandemen UUD 1945, Yusril: Kita Kehilangan Ide Dasar Bernegara
Solusi agar Independensi KPK Bisa Diimplementasikan dengan Baik Tanpa Bubarkan Lembaga
Idulfitri: Mengapa Penting untuk Kembali ke Fitrah yang Sejati
Ketimpangan Ekonomi dan Kesenjangan Sosial di Indonesia: Masalah yang Terus Membayangi Perkembangan Demokrasi
Mengapa Peran Masyarakat Sipil Penting dalam Membentuk Kebijakan Publik di Indonesia

Berita Terkait

Selasa, 16 April 2024 - 11:04 WIB

Hangatnya Pertemuan Idul Fitri: Diskusi Perkembangan Pasar Modal di BNSP

Minggu, 15 Oktober 2023 - 10:43 WIB

Pemutusan Batas Usia Calon Presiden: Analisis Dr. Fahri Bachmid Menjelang Putusan MK

Rabu, 24 Mei 2023 - 09:10 WIB

Dewan Sengketa Konstruksi Sebagai Alternatif Penyelesaian Sengketa Konstruksi

Rabu, 12 April 2023 - 20:52 WIB

Martabat MPR Pasca Amandemen UUD 1945, Yusril: Kita Kehilangan Ide Dasar Bernegara

Selasa, 11 April 2023 - 22:00 WIB

Solusi agar Independensi KPK Bisa Diimplementasikan dengan Baik Tanpa Bubarkan Lembaga

Berita Terbaru