“Dasar Ndeso” Kaesang dan “Tampang Boyolali” Prabowo

Avatar photo

- Pewarta

Minggu, 4 November 2018 - 18:02 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

TAHUN LALU, tepatnya pada medio 2017, putra bungsu Presiden Joko Widodo, Kaesang Pangarep sempat membuat heboh dengan vlognya.

Vlognya berupa kritik-kritiknya atas topik (isu) publik seputar demo, pengkritisan atas penyebutan pengkafiran dan lain-lain. Ada yang menarik dari kata-kata atau kalimat yang terdapat dalam konten vlog tersebut, Kaesang menyebut kata-kata “dasar ndeso!”.

https://opiniindonesia.com/2018/11/04/pendukung-jokowi-tidak-tahu-digorengnya-wajah-boyolali-merugikan-capresnys-sendiri/

Makna Ndeso (sebutan dalam bahasa Jawa) adalah desa atau kampung. Tentu Kaesang tidak bermaksud mengecilkan makna “ndeso” atau desa atau kampung atau kampungan dalam vlognya. Tentu juga bukan maksudnya untuk mengejek orang-orang yang dimaksudnya adalah “ndeso” atau kampungan.

Bukan bermaksud pula bahwa ndeso atau desa atau kampung adalah sesuatu yang negatif atau tidak baik. Kaesang hanya menyampaikan ekspresi, pendapat dan pemikirannya. Diharapkan pula bahwa orang-orang desa, orang kampung tidak tersinggung atas ungkapan “dasar ndeso” Kaesang Pangarep.

BACA JUGA : Tampang Boyolali Digoreng Lawan Politik, Begini Pidato Utuh Prabowo Subianto

Baru beberapa hari lalu, capres Prabowo Subianto pun mendapat sorotan atas pernyataannya seputar “tampang Boyolali”.

Pada suatu kesempatan di Boyolali, capres Prabowo berpidato di hadapan masyarakat dan pendukungnya, mengungkapkan makna tersembunyi ketimpangan atas modernitas dan sosial masyarakat.

Yang mana capres Prabowo menyebut bahwa hotel-hotel mewah di Jakarta tersebut kemungkinan akan meragukan apabila ada masyarakat bertampang Boyolali akan bisa menginap di hotel-hotel mewah tersebut.

Tentu Pak Prabowo tidak bermaksud untuk mengecilkan raut/ tampang orang-orang Boyolali. Ada makna yg tersirat atas maksud ungkapan, atau sindiran (teasing) tersebut adalah makna ketimpangan sosial yang terjadi di negeri ini.

Bahwa Pak Prabowo memiliki gaya bahasa retorika tersendiri tentu akan berbeda satu sama lainnya. Termasuk juga berbeda gaya bahasa, retorika dengan Kaesang Pangarep dan Jokowi.

Rilisbisnis.com mendukung program publikasi press release di media khusus ekonomi & bisnis untuk memulihankan citra yang kurang baik ataupun untuk meningkatan reputasi para pebisnis/entrepreneur, korporasi, institusi ataupun merek/brand produk.

Pak Prabowo, Kaesang Pangarep putra bungsu Presiden Joko Widodo, termasuk juga Pak Jokowi pernah menggunakan istilah “ndeso” tidak bermaksud mengecilkan makna, atau tidak bermaksud dengan sengaja meremehkan orang-orang desa (kampung) termasuk juga mengecilkan makna Boyolali. (*)

[Oleh : Suhendra Ratu Prawiranegara. Penulis adalah Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, dan anggota Presidium Pusat GNPP (Gerakan Nasional Prabowo Presiden) #2019PrabowoSandi di Jakarta]

(*) Untuk membaca tulisan Suhendra Ratu Prawiranegara yang lainnya, silahkan KLIK DI SINI.

Berita Terkait

Hangatnya Pertemuan Idul Fitri: Diskusi Perkembangan Pasar Modal di BNSP
Pemutusan Batas Usia Calon Presiden: Analisis Dr. Fahri Bachmid Menjelang Putusan MK
Dewan Sengketa Konstruksi Sebagai Alternatif Penyelesaian Sengketa Konstruksi
Martabat MPR Pasca Amandemen UUD 1945, Yusril: Kita Kehilangan Ide Dasar Bernegara
Solusi agar Independensi KPK Bisa Diimplementasikan dengan Baik Tanpa Bubarkan Lembaga
Idulfitri: Mengapa Penting untuk Kembali ke Fitrah yang Sejati
Ketimpangan Ekonomi dan Kesenjangan Sosial di Indonesia: Masalah yang Terus Membayangi Perkembangan Demokrasi
Mengapa Peran Masyarakat Sipil Penting dalam Membentuk Kebijakan Publik di Indonesia

Berita Terkait

Selasa, 16 April 2024 - 11:04 WIB

Hangatnya Pertemuan Idul Fitri: Diskusi Perkembangan Pasar Modal di BNSP

Minggu, 15 Oktober 2023 - 10:43 WIB

Pemutusan Batas Usia Calon Presiden: Analisis Dr. Fahri Bachmid Menjelang Putusan MK

Rabu, 24 Mei 2023 - 09:10 WIB

Dewan Sengketa Konstruksi Sebagai Alternatif Penyelesaian Sengketa Konstruksi

Rabu, 12 April 2023 - 20:52 WIB

Martabat MPR Pasca Amandemen UUD 1945, Yusril: Kita Kehilangan Ide Dasar Bernegara

Selasa, 11 April 2023 - 22:00 WIB

Solusi agar Independensi KPK Bisa Diimplementasikan dengan Baik Tanpa Bubarkan Lembaga

Berita Terbaru