Kalau Kami Ingin Reuni 212, Memangnya Kenapa?

Avatar photo

- Pewarta

Rabu, 14 November 2018 - 22:16 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

TIDAK USAH berkeluh kesah, mengumbar fitnah, membuat sederet pertanyaan dan meminta alasan, menghimbau hingga ‘memaksa’ agar kami urung mengadakan reuni 212. Semakin dilarang, semakin menantang. Semakin dicibir, semakin menjadi buah bibir. Semakin ditekan, insyaAllah reuni 212 justru akan menunjukan peran sentralnya sebagai bandul politik ekstra parlemen yang menjadi gerbong penyambung aspirasi umat.

Anda, yang mengaku alumni atau yang benar-benar alumni. Yang masih murni, atau bergeser ‘nyebong’ ke kubu mukidi. Tidak perlu turut campur, tidak perlu sok memiliki andil, apalagi repot-repot berusaha ‘menggagalkan’ persatuan umat. Ingatlah ! Petuahmu tak diindahkan, fatwamu tak memiliki daya ikat. Setelah segala keculasan dan pengkhianatan, lantas Anda masih memiliki muka untuk mengatur agenda ?

https://opiniindonesia.com/2018/12/02/catatan-berharga-dari-reuni-akbar-alumni-212-desember-2018/

Silahkan Anda, menbuat agenda sendiri. Dari tudingan budeg, buta, al makiyun, capresuna capresikum, mukidi nyantri, serta sederet daftar kebohongan lain yang akan segera diedarkan. Tidak perlu ikut campur urusan kami, biarlah kita berpisah dengan agenda masing-masing.

Silahkan berhimpun dengan agenda kekuasaan, sementara kami akan fokus dengan agenda umat, agenda pembelaan pada akidah Islam, agenda pembelaan umum terhadap kemuliaan kalimat tauhid -setelah sebelumnya dilecehkan oleh Banser dan para penguasa zalim- saat kasus pembakaran bendera tauhid di Garut.

Banser, telah melecehkan lafadz tauhid berdalih bendera ormas. Penguasa, melecehkan kalimat tauhid berdalih mengganggu rapat umum yang tidak dilarang. Lantas, setelah semua pelecehan itu kalian anggap semua urusan selesai ? Kalian kumpulkan ormas dan tokoh, setelah itu kalian membuat komitmen sepihak dan kami dipaksa untuk tunduk pada kesepakatan terlarang itu ?

Kami akan bergerak, berkumpul, meninggikan kalimat tauhid, dan memberikan pembelaan umum terhadapnya. Kami akan tunjukkan, persatuan kami tak dapat dipecah dengan culasnya kekuasaan zalim. Kami telah terbiasa dengan penindasan, dan kami akan semakin kokoh dengan berbagai ujian dan kesulitan.

Kami ingin reuni, kami ingin melepas rindu sesama pejuang Islam, kami ingin meninggikan kalimat tauhid, kami ingin kabarkan kezaliman para penguasa, kami ingin satukan tekad untuk membela kelimat tauhid, lantas kalian mau apa ? Kalian bisa memangkas bunga, tapi kalian tak akan mampu menghalangi musim semi.

Kalian mengira, tekanan dan kezaliman akan menghentikan perjuangan. Kalian mengira, kesulitan akan berujung keputus-asaan. Keliru Bung ! Kami, telah mengambil pelajaran penting dari aksi bela Islam 212. Pelajaran penting itu adalah ‘tidak ada yang mampu menghambat kemenangan yang ditolong oleh Allah SWT’.

Jadi terus saja berbuat makar, silahkan buat skenario yang lebih keras untuk menghalangi persatuan umat Islam. Kami, hanyalah aktor biasa yang sedang menjalankan skenario Allah SWT. Kami pastikan, kami iman kepada Allah swt, yakin atas pertolongan-Nya, dan kami kabarkan : KAMI PASTI MENANG, KALIAN PASTI KALAH !

Lihatlah, perhatikanlah ! Skenario itu sedang berjalan dan terus menuju puncak kemenangan. Berat sekali ikhtiar kalian, jika harus mengontrol ratusan juta orang yang memiliki visi membela kalimat tauhid. Kalian, akan berhadapan dengan jutaan orang yang siap disebut ‘syahid’ karena membela Lafadz tauhid.

Rilisbisnis.com mendukung program publikasi press release di media khusus ekonomi & bisnis untuk memulihankan citra yang kurang baik ataupun untuk meningkatan reputasi para pebisnis/entrepreneur, korporasi, institusi ataupun merek/brand produk.

Kami umat Islam telah melihat dunia sebagai senda gurau belaka. Kami telah meyakini, bahwa surga adalah tempat terbaik untuk kembali dan kekal didalamnya. Kehidupan itu, kekalnya surga, yang telah membimbing mata dan hati kami terpaut pada akherat, dan terbiasa mengesampingkan pedihnya dunia.

Sekali lagi, kami mau reuni 212. Kalian mau apa ?

[Oleh : Nasrudin Joha. Penulis adalah pemerhati masalah sosial dan politik]

Berita Terkait

Hangatnya Pertemuan Idul Fitri: Diskusi Perkembangan Pasar Modal di BNSP
Pemutusan Batas Usia Calon Presiden: Analisis Dr. Fahri Bachmid Menjelang Putusan MK
Dewan Sengketa Konstruksi Sebagai Alternatif Penyelesaian Sengketa Konstruksi
Martabat MPR Pasca Amandemen UUD 1945, Yusril: Kita Kehilangan Ide Dasar Bernegara
Solusi agar Independensi KPK Bisa Diimplementasikan dengan Baik Tanpa Bubarkan Lembaga
Idulfitri: Mengapa Penting untuk Kembali ke Fitrah yang Sejati
Ketimpangan Ekonomi dan Kesenjangan Sosial di Indonesia: Masalah yang Terus Membayangi Perkembangan Demokrasi
Mengapa Peran Masyarakat Sipil Penting dalam Membentuk Kebijakan Publik di Indonesia

Berita Terkait

Selasa, 16 April 2024 - 11:04 WIB

Hangatnya Pertemuan Idul Fitri: Diskusi Perkembangan Pasar Modal di BNSP

Minggu, 15 Oktober 2023 - 10:43 WIB

Pemutusan Batas Usia Calon Presiden: Analisis Dr. Fahri Bachmid Menjelang Putusan MK

Rabu, 24 Mei 2023 - 09:10 WIB

Dewan Sengketa Konstruksi Sebagai Alternatif Penyelesaian Sengketa Konstruksi

Rabu, 12 April 2023 - 20:52 WIB

Martabat MPR Pasca Amandemen UUD 1945, Yusril: Kita Kehilangan Ide Dasar Bernegara

Selasa, 11 April 2023 - 22:00 WIB

Solusi agar Independensi KPK Bisa Diimplementasikan dengan Baik Tanpa Bubarkan Lembaga

Berita Terbaru

Foto : PROPAMI Care salurkan bantuan untuk panti asuhan di Bekasi. Komitmen wujudkan masyarakat sehat, peduli, dan tangguh. (18/5/25) (Doc.Ist)

Megapolitan

Dukungan Emosional dan Logistik PROPAMI Care Ringankan Beban Panti

Senin, 19 Mei 2025 - 16:15 WIB