Masihkan TKN Hormat pada Kyai Ma’ruf Amin?

Avatar photo

- Pewarta

Selasa, 8 Januari 2019 - 21:03 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

SEPERTI APA kira-kira suasana di dalam Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma’ruf Amin (Ko-Ruf) terkait dengan cawapres mereka? Masihkah Kiyai Ma’ruf Amin (KMA) dihormati? Masihkah beliau dihargai? Masihkah beliau dianggap sebagai penopang Jokowi?

Inilah sebagian dari pertanyaan yang bertubi-tubi muncul di kepala saya, akhir-akhir ini. Kenapa pertanyaan itu bermunculan, dan mengapa saya perduli dengan KMA? Inilah yang akan saya coba uraikan berdasarkan pengamatan dan analisis terhadap berbagai komentar para senior TKN dan juga komentator bebas.

Ada beberapa pernyataan yang menyiratkan kegelisahan orang-orang TKN terhadap kinerja KMA. Intinya, ada kesan bahwa mereka menganggap KMA tidak memperkuat elektabulitas Jokowi. Ada kesan para senior TKN frustrasi menghadapi elektabiitas Jokowi yang cenderung stagnan atau bahkan menurun.

https://opiniindonesia.com/2018/12/16/mengapa-kerinduan-rakyat-yang-ingin-pemimpin-pro-umat-semakin-tak-terbendung/

Yang pertama disampaikan oleh ketua TKN, Erick Thohir (ET), oada 10 Desember 2018. Waktu itu, Erick mengatakan KMA belum berkampanye. Karena itu, elektabiitas Ko-Ruf tak bertambah. Dia juga mengatakan bahwa kampanye KMA akan penuh dengan kejutan.

Apa makna ucapan Erick itu? Dari sisi psikologi komunikasi, itu menunjukkan bahwa ada ‘sesuatu’ dengan KMA. Ada yang tak beres. Ini terbaca dengan mudah. Kalau semuanya OK, tentu Erick tak perlu berkomentar yang sifatnya memberikan ‘boosting’ (dorongan) semangat kepada dirinya sendiri dan KMA.

Di sini, ET tak bisa menyembunyikan kegelisahannya tentang kemampuan KMA. Saya punya feeling, sangat banyak diskusi di belakang layar antara Erick dan para senior TKN tentang KMA. Saya menduga ‘darah muda’ Erick menilai KMA ‘useless’. Tak berguna. Semoga saya salah. Tapi, saya yakini itu dengan membaca lata-belakang manajemen bisnis ET.

Di ‘board room’ (ruang rapat direksi atau board of directors), elemen-elemen yang tak berguna biasanya tidak akan disimpan lama-lama. Saya bayangkan, ET begitu geram melihat KMA yang dianggapnya, mungkin, menjadi beban Jokowi.

Berita Terkait

Hangatnya Pertemuan Idul Fitri: Diskusi Perkembangan Pasar Modal di BNSP
Pemutusan Batas Usia Calon Presiden: Analisis Dr. Fahri Bachmid Menjelang Putusan MK
Dewan Sengketa Konstruksi Sebagai Alternatif Penyelesaian Sengketa Konstruksi
Martabat MPR Pasca Amandemen UUD 1945, Yusril: Kita Kehilangan Ide Dasar Bernegara
Solusi agar Independensi KPK Bisa Diimplementasikan dengan Baik Tanpa Bubarkan Lembaga
Idulfitri: Mengapa Penting untuk Kembali ke Fitrah yang Sejati
Ketimpangan Ekonomi dan Kesenjangan Sosial di Indonesia: Masalah yang Terus Membayangi Perkembangan Demokrasi
Mengapa Peran Masyarakat Sipil Penting dalam Membentuk Kebijakan Publik di Indonesia

Berita Terkait

Selasa, 16 April 2024 - 11:04 WIB

Hangatnya Pertemuan Idul Fitri: Diskusi Perkembangan Pasar Modal di BNSP

Minggu, 15 Oktober 2023 - 10:43 WIB

Pemutusan Batas Usia Calon Presiden: Analisis Dr. Fahri Bachmid Menjelang Putusan MK

Rabu, 24 Mei 2023 - 09:10 WIB

Dewan Sengketa Konstruksi Sebagai Alternatif Penyelesaian Sengketa Konstruksi

Rabu, 12 April 2023 - 20:52 WIB

Martabat MPR Pasca Amandemen UUD 1945, Yusril: Kita Kehilangan Ide Dasar Bernegara

Selasa, 11 April 2023 - 22:00 WIB

Solusi agar Independensi KPK Bisa Diimplementasikan dengan Baik Tanpa Bubarkan Lembaga

Berita Terbaru