Mengenang Jasa Prabowo Selamatkan TKI dari Hukuman Mati

Avatar photo

- Pewarta

Kamis, 1 November 2018 - 14:03 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

KABAR DUKA kembali menyelimuti nasib Tenaga Kerja Indonesia (TKI) Tuti Tursilawati yang di eksekusi mati pemerintah Arab Saudi tanpa pemberitahuan ke Indonesia.

Kejadian ini, kembali mempertontonkan bagaimana nasib naas TKI yang mencari penghidupan di luar negeri sana.

https://opiniindonesia.com/2018/10/18/nasionalisme-ekonomi/

Anehnya, pihak berwenang dalam hal ini pemerintah Arab Saudi berdasarkan pengakuan pemerintah RI tidak memberikan pemberitahuan perihal eksekusi yang dilakukan terhadap Tuti Tursilawati.

Merujuk pada amanat pembukaan UUD 1945 pada alinea ke-4 yang menjadi tujuan negara Indonesia yakni; (1) Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia; (2) Memajukan kesejahteraan umum; (3) Mencerdaskan kehidupan bangsa; dan (4) Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.

BACA JUGA : Pak Prabowo dan 67 Tahun Perjuangannya

Pada poin melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia. Secara ideal, negara bertanggungjawab atas tiap warga negara sebagai bentuk perlindungan Hak Asasi Manusia (HAM).

Begitu tragis dan miris tiap mendengar kabar saudara kita yang harus kehilangan nyawa di negeri orang karena tidak berhasil mendapat jaminan perlindungan hukum.

Pemerintah dalam hal ini, Kedutaan Besar RI di Arab Saudi dan pemerintah Dalam Negeri harus bertanggungjawab secara moral atas kegagalannya terhadap keluarga TKI yang dieksekusi mati. Dengan tidak mengurangi rasa hormat terhadap pemerintah hari ini. Kita bisa simpulkan bahwa pemerintah kembali menunjukkan kegagalannya dalam mengatasi persoalan bangsa.

Belajar dari Prabowo Menyelamatkan Nyawa TKI

Dibalik kegagalan hari ini, elit harus belajar dari kisah heroik seorang Prabowo Subianto yang menyelamatkan seorang TKI bernama Wilfrida dari hukum gantung Malaysia.

Rilisbisnis.com mendukung program publikasi press release di media khusus ekonomi & bisnis untuk memulihankan citra yang kurang baik ataupun untuk meningkatan reputasi para pebisnis/entrepreneur, korporasi, institusi ataupun merek/brand produk.

Pada Jumat, 13 September 2013 silam, Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Prabowo Subianto terbang ke Malaysia guna menyelamatkan Wilfrida Soik, pekerja rumah tangga (PRT) migran asal Belu, NTT yang terancam hukuman mati karena dituduh melakukan tindak pembunuhan terhadap majikan perempuannya, Yeap Seok Pen.

Perjuangannya membebaskan nyawa saudara sebangsa bahkan menggunakan biaya pribadinya.

Alhasil, kemampuan dan kelihaian diplomasi Prabowo berbuah manis usai menemui sejumlah pejabat teras negeri Jiran dimasa pemerintahan Perdana Menteri Malaysia, Najib bin Tun Haji Abdul Razak (Najib Razak) kala itu.

Kedatangannya ke Malaysia sempat disorot oleh Media Malaysia dengan mengangkat judul ‘Indonesian Presidential Hopeful to Attend Trial’. Media The Malaysian Insider juga sempat mengulas langkah calon presiden RI tersebut.

Prabowo sebelumnya menemui Wilfrida di penjara Kota Bharu, Kelantan. Dalam pertemuan itu, Wilfrida meminta bantuan kepada Prabowo untuk dapat segera dibebaskan.

Hal tersebut, adalah sebuah kisah heoik bagaimana seorang tokoh bangsa menyelamatkan nyawa saudara sebangsanya. Berbagai negara di penjuru dunia mungkin punya kisah heroik yang lain. Tapi di Indonesia ada sosok Prabowo yang mengukir manis pembebasan Wilfrida.

Ditengah kesemrawutan kondisi bangsa hari ini, negara butuh sosok Prabowo yang berjuang sebesar-besarnya untuk kepentingan negara dan bangsa. Jauh dari hiruk-pikuk pencitraan. Prabowo sosok tulus yang dibutuhkan bangsa hari ini.

[Oleh : Asran Siara, Sekjen Literatur Institut]

Berita Terkait

Hangatnya Pertemuan Idul Fitri: Diskusi Perkembangan Pasar Modal di BNSP
Pemutusan Batas Usia Calon Presiden: Analisis Dr. Fahri Bachmid Menjelang Putusan MK
Dewan Sengketa Konstruksi Sebagai Alternatif Penyelesaian Sengketa Konstruksi
Martabat MPR Pasca Amandemen UUD 1945, Yusril: Kita Kehilangan Ide Dasar Bernegara
Solusi agar Independensi KPK Bisa Diimplementasikan dengan Baik Tanpa Bubarkan Lembaga
Idulfitri: Mengapa Penting untuk Kembali ke Fitrah yang Sejati
Ketimpangan Ekonomi dan Kesenjangan Sosial di Indonesia: Masalah yang Terus Membayangi Perkembangan Demokrasi
Mengapa Peran Masyarakat Sipil Penting dalam Membentuk Kebijakan Publik di Indonesia

Berita Terkait

Selasa, 16 April 2024 - 11:04 WIB

Hangatnya Pertemuan Idul Fitri: Diskusi Perkembangan Pasar Modal di BNSP

Minggu, 15 Oktober 2023 - 10:43 WIB

Pemutusan Batas Usia Calon Presiden: Analisis Dr. Fahri Bachmid Menjelang Putusan MK

Rabu, 24 Mei 2023 - 09:10 WIB

Dewan Sengketa Konstruksi Sebagai Alternatif Penyelesaian Sengketa Konstruksi

Rabu, 12 April 2023 - 20:52 WIB

Martabat MPR Pasca Amandemen UUD 1945, Yusril: Kita Kehilangan Ide Dasar Bernegara

Selasa, 11 April 2023 - 22:00 WIB

Solusi agar Independensi KPK Bisa Diimplementasikan dengan Baik Tanpa Bubarkan Lembaga

Berita Terbaru