Digorengnya Wajah Boyolali Merugikan Jokowi Sendiri

Avatar photo

- Pewarta

Minggu, 4 November 2018 - 17:30 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

PIDATO PRABOWO yang menyinggung ‘tampang Boyolali’ saat meresmikan Posko Badan Pemenangan Prabowo-Sandiaga Uno di Kabupaten Boyolali, Selasa (30/10) menuai kontroversi karena laporan dan digoreng hangus oleh kubu Jokowi.

Padahal substansinya, Prabowo berbicara mengenai belum sejahteranya masyarakat Indonesia dan kemudian bercanda dengan memberi perumpamaan wajah orang Boyolali yang belum pernah masuk hotel-hotel mahal.

https://opiniindonesia.com/2018/11/04/tampang-boyolali-digoreng-lawan-politik-begini-pidato-utuh-prabowo-subianto/

Aneh, bergurau di depan supporternya sendiri yang antusias dengan kedatangan mantan Danjen Koppasus di Boyolali, malah dilaporkan kubu Jokowi. Padahal dalam acara tersebut disertai dengan gelak canda para hadirin dengan Prabowo Subianto.

Saat ini, publik sudah cerdas, mereka bisa bedakan mana berita yang direkayasa atau tidak, mana yang pencitraan, dan mana yang hanya pengalihan isu.

Padahal faktanya Prabowo menyoroti masalah kesenjangan sosial yang terjadi di republik ini. Substansi Prabowo berpidato di Boyolali adalah menyuarakan keinginannya memperbaiki kesejahteraan ekonomi rakyat bawah dengan program ekonomi kerakyatan.

Prabowo pun dengan penuh semangat mengungkapkan cara atau kebijakannya nanti jika terpilih untuk memperbaiki ekonomi agar ketimpangan yang kaya dan miskin terjembatani.

Bagi Prabowo, UUD 1945 secara jelas menyatakan tiap jengkal tanah di bumi Indonesia wajib di manfaatkan semaksimal mungkin untuk kesejahteraan dan kemakmuran rakyat

Digorengnya statemen wajah Boyolali untuk mendiskreditkan pernyataan Prabowo adalah blunder politik besar. Publik bisa berpikiran seolah-olah pihak jokowi yang merancang skenario kriminalisasi guyonan Prabowo ini.

Ini jelas bisa merugikan kubu Jokowi sendiri, karena di tahun politik saat ini publik terasosiasi dengan dua pihak yang berkompetisi di Pilpres 2019, yaitu antara Jokowi dan Prabowo.

Filosuf Yunani, Socrates, pernah mengatakan: “Ketika kampanye, argumen dan debat seseorang berhasil, maka fitnah menjadi instrumen bagi pecundang.” (*)

Rilisbisnis.com mendukung program publikasi press release di media khusus ekonomi & bisnis untuk memulihankan citra yang kurang baik ataupun untuk meningkatan reputasi para pebisnis/entrepreneur, korporasi, institusi ataupun merek/brand produk.

[Oleh : Igor Dirgantara. Penulis adalah Direktur Survey & Polling Indonesia (SPIN)]

(*) Untuk membaca tulisan Igor Dirgantara yang lainnya, silahkan KLIK DI SINI.

Berita Terkait

Hangatnya Pertemuan Idul Fitri: Diskusi Perkembangan Pasar Modal di BNSP
Pemutusan Batas Usia Calon Presiden: Analisis Dr. Fahri Bachmid Menjelang Putusan MK
Dewan Sengketa Konstruksi Sebagai Alternatif Penyelesaian Sengketa Konstruksi
Martabat MPR Pasca Amandemen UUD 1945, Yusril: Kita Kehilangan Ide Dasar Bernegara
Solusi agar Independensi KPK Bisa Diimplementasikan dengan Baik Tanpa Bubarkan Lembaga
Idulfitri: Mengapa Penting untuk Kembali ke Fitrah yang Sejati
Ketimpangan Ekonomi dan Kesenjangan Sosial di Indonesia: Masalah yang Terus Membayangi Perkembangan Demokrasi
Mengapa Peran Masyarakat Sipil Penting dalam Membentuk Kebijakan Publik di Indonesia

Berita Terkait

Selasa, 16 April 2024 - 11:04 WIB

Hangatnya Pertemuan Idul Fitri: Diskusi Perkembangan Pasar Modal di BNSP

Minggu, 15 Oktober 2023 - 10:43 WIB

Pemutusan Batas Usia Calon Presiden: Analisis Dr. Fahri Bachmid Menjelang Putusan MK

Rabu, 24 Mei 2023 - 09:10 WIB

Dewan Sengketa Konstruksi Sebagai Alternatif Penyelesaian Sengketa Konstruksi

Rabu, 12 April 2023 - 20:52 WIB

Martabat MPR Pasca Amandemen UUD 1945, Yusril: Kita Kehilangan Ide Dasar Bernegara

Selasa, 11 April 2023 - 22:00 WIB

Solusi agar Independensi KPK Bisa Diimplementasikan dengan Baik Tanpa Bubarkan Lembaga

Berita Terbaru