Propam Harus Turun Tangan, Stop Gusur Paksa Warga Desa Helvetia

Avatar photo

- Pewarta

Sabtu, 13 Juni 2020 - 15:27 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ratusan warga dari sejumlah kelompok tani berkumpul di kawasan Pasar 10 Labuhan Deli, menolak penggusuran. (Foto  : Hariansib.com)

Ratusan warga dari sejumlah kelompok tani berkumpul di kawasan Pasar 10 Labuhan Deli, menolak penggusuran. (Foto : Hariansib.com)

Opiniindonesia.com – Upaya gusur paksa terhadap ribuan warga di Desa Helvetia, Deli Serdang, Sumatera Utara harus segera dihentikan, mengingat situasi saat ini kehidupan masyarakat di Medan tengah dilanda berbagai krisis di tengah pandemi Covid 19. Selain itu, aparat kepolisian dan TNI jangan mau diperalatan oknum tertentu untuk melakukan gusur paksa terhadap ribuan penduduk di Desa Helvetia.

Indonesia Police Watch (IPW) berharap aparat kepolisian justru bisa menjadi penengah yang Promoter, sehingga bisa mencegah terjadinya konflik dan situasi kota Medan tetap kondusif. Tapi sayangnya upaya tsb belum terlihat dilakukan dengan nyata dan maksimal oleh aparatur kepolisian.

Sehingga sengketa lahan di Desa Helvetia, Deli Serdang, Sumatera Utara perlu dicermati semua pihak agar tidak berubah menjadi kerusuhan dan kekacauan yang berbuntut ke kota Medan atau terjadinya bentrokan antara masyarakat tani dengan aparatur kepolisian di Desa Helvetia.

Melihat situasi di Desa Helvetia yang kian panas, IPW mengimbau semua pihak agar bisa menahan diri, sehingga situasi di pinggir kota Medan itu tetap kondusif. Untuk itu, Ind Police Watch (IPW) mendesak Propam Polri segera turun ke Desa Helvetia agar aparat Polres Belawan dan Polda Sumut yang selalu datang ke kawasan itu bisa bekerja profesional dan tidak memihak dalam menyelesaikan masalah ini.

Baca juga : Opini dan Pernyataan-pernyataan Tegas Neta S Pane Lainnya, di Sini

Situasi di lokasi areal sengketa Tanah di Pasar IV hingga Pasar XI, Desa Helvetia itu dari hari ke hari terlihat semakin panas. Masyarakat Tani yang menguasai lahan tsb selalu menolak kedatangan pihak PTPN II dan BPN yang didampingi jajaran Kepolsian dan TNI.

Setiap mereka datang, suasana di kawasan Desa Helvetia itu menjadi tegang. Untuk mencegah terjadinya gusur paksa penduduk yang umumnya masyarakat tani bersama Pemuka Agama dan tokoh tokoh masyarakat serta kelompok mahasiswa bersatu padu dan bergotong royong membuat Posko Penjagaan di berbagai sudut kawasan itu.

Pada Selasa 9 Juni 2020, sekitar jam 10.00 misalnya, pihak PTPN II dan BPN didampingi oleh jajaran Polres Pelabuhan Belawan dan TNI hendak melakukan pengukuran paksa tapi ditolak oleh ribuan masyarakat tani. Mereka berbondong bondong datang ke lokasi pengukuran, tidak peduli dengan wabah Covid 19, untuk mencegah kedatangan pihak PTPN II tsb.

Sebab masyarakat sudah menempati lahan seluas 1.128 ha itu sejak 1998. Dengan tidak diperpanjangnya HGU PTPN II itu oleh Pemda Sumut di tahun 2000, di kawasan itu kini sudah berdiri 26 mesjid, 28 gereja, 4 vihara, sekolah swasta dan negeri, puskesmas, kantor kecamatan, kantor desa dll.

Selama puluhan tahun 4.367 KK yang mendiami kawasan itu hidup damai. Tapi, begitu ada pengembang besar dari Jakarta yang mengincar kawasan itu, mendadak muncul oknum PTPN II yang membawa sejumlah polisi hendak menggusur masyarakat yang mendiami kawasan tsb.

Untuk itu IPW mendesak Propam Polri perlu turun ke kawasan ini agar jajaran Polres Belawan dan Polda Sumut tidak diperalat oknum tertentu untuk menggusur warga, tapi justru bisa menciptakan situasi kondusif di tengah pandemi Covid 19 sekarang ini, sehingga situasi kota Medan tetap kondusif.(*)

Oleh: Neta S Pane, Ketua Presidium Indonesia Police Watch(IPW)

Berita Terkait

Hangatnya Pertemuan Idul Fitri: Diskusi Perkembangan Pasar Modal di BNSP
Pemutusan Batas Usia Calon Presiden: Analisis Dr. Fahri Bachmid Menjelang Putusan MK
Dewan Sengketa Konstruksi Sebagai Alternatif Penyelesaian Sengketa Konstruksi
Martabat MPR Pasca Amandemen UUD 1945, Yusril: Kita Kehilangan Ide Dasar Bernegara
Solusi agar Independensi KPK Bisa Diimplementasikan dengan Baik Tanpa Bubarkan Lembaga
Idulfitri: Mengapa Penting untuk Kembali ke Fitrah yang Sejati
Ketimpangan Ekonomi dan Kesenjangan Sosial di Indonesia: Masalah yang Terus Membayangi Perkembangan Demokrasi
Mengapa Peran Masyarakat Sipil Penting dalam Membentuk Kebijakan Publik di Indonesia

Berita Terkait

Selasa, 16 April 2024 - 11:04 WIB

Hangatnya Pertemuan Idul Fitri: Diskusi Perkembangan Pasar Modal di BNSP

Minggu, 15 Oktober 2023 - 10:43 WIB

Pemutusan Batas Usia Calon Presiden: Analisis Dr. Fahri Bachmid Menjelang Putusan MK

Rabu, 24 Mei 2023 - 09:10 WIB

Dewan Sengketa Konstruksi Sebagai Alternatif Penyelesaian Sengketa Konstruksi

Rabu, 12 April 2023 - 20:52 WIB

Martabat MPR Pasca Amandemen UUD 1945, Yusril: Kita Kehilangan Ide Dasar Bernegara

Selasa, 11 April 2023 - 22:00 WIB

Solusi agar Independensi KPK Bisa Diimplementasikan dengan Baik Tanpa Bubarkan Lembaga

Berita Terbaru