TREND MILENIAL tiba tiba saja menjadi populer akhir akhir ini. Kata milenial akhir akhir ini serasa sudah tidak asing lagi didengar, bahkan kedua capres dan cawapres Jokowi – Ma’aruf Amin, dan Prabowo – Sandiaga.
Keduanya sering sekali menampilkan identitas milenial disetiap berbagai kesempatan, isu milenial juga menjadi salah satu yang akan dimasukan dalam program dan visi misi kedua pasangan calon.
https://opiniindonesia.com/2018/12/03/keluarga-keturunan-pendiri-nu-beri-dukungan-prabowo-sandi-optimistis-menangi-pilpres/
Milenial adalah mereka yang lahir dalam kurun waktu antara tahun 1981- 1999 atau antara usia 22 tahun – 38 tahun pada 2019 inilah yang disebut generasi milenial. Dan jumlah mereka tidak sedikit, yakni mencapai sekitar 86 juta jiwa, dan jika kita persentasikan, 48 % pemilih pada pemilu 2019 nanti.
Baca Juga:
Persrilis.com Siap Publikasikan Press Release Anda, Jika Ingin Tampil di Media Ekonomi dan Bisnis
BUMN Care Dorong Lakukan Evaluasi Serius atas Insiden Blackout PLN di Bali, Cikarang, dan Bekasi
Dan tentu komposisi ini masih dapat berubah jumlahnya bila kita jumlahkan dengan pemilih yang berusia 17 tahun – 19 tahun. Atau yang sudah memiliki hak pilih, dan bila kita ukur lagi dalam rentan usia 17 tahun – 38 tahun pemilih milenial itu berjumlah sekitar 51%.
Dan ini bisa juga kita persentasikan satu dari dua orang pemilih itu adalah generasi milenial, tentu dengan jumlah yang sangat besar ini bisa juga kita sebutkan sebagai penentu kemenangan dalam pilpres nanti.
Jumlah yang sangat besar inilah diharapkan dapat mengelola isu dengan baik yang harus dilakukan oleh kedua kandidat calon capres dan cawapres beserta timses dan partai pengusung agar meraih simpati suara milenial yang menjadi penentu kemenangan karena itu haruslah pandai memainkan ini agar dapat membidik dukungan dari suara generasi Dotcom.
Sandiaga Uno diprediksi paling berpotensi untuk dapat mendulang suara kalangan milenial, dan sandi memang memiliki modal untuk meraih suara milenial, karena sandi selain masih muda dari sisi usia, akan tetapi juga sandi memiliki aktivitas yang sangat dekat dengan kalangan muda.
Baca Juga:
Keberpihakan Pemerintah terhadap Buruh Diapresiasi, 4 Sikap Presiden Prabowo Subianto Jadi Sorotan
IMF Turunkan Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tahun 2025 Jadi 4,7 Persen, Ini Tanggapan Istana
Dugaan Ijazah Palsu Jokowi, Polisi Periksa Ketua Umum PPN Andi Kurniawan Usai Laporkan Roy Suryo dkk
Bisa kita sebut salah satunya hoby olah raga yang melibatkan generasi muda seperti lari dan basket, dan ditambah lagi ketika sesaat setelah deklarasi capres dan cawapres sandi langsung melempar isu lapangan pekerjaan dan sudah pasti ini salah satu cara sandi untuk meraih dukungan suara milenial.
Cara meraih dukungan milenial pun dilakukan pasangan Jokowi dengan seringnya mengindentikkan dirinya dengan milenial diantaranya dengan ciri melalui simbol motor gede yang sering dikendarainya dan fashion berupa sneaker yang kerap digunakannya. Ini semua membuktikan bila suara dukungan dari generasi milenial dianggap sebagai penentu kemenangan pada pilpres 2019 nanti.
Ini pun dibuktikan bila saat ini pasangan Jokowi mengandeng Erik Tohir sebagai ketua Tim pemenangan.
Disisi lain Prabowo dan sandiaga yang juga mewakili karakteristik anak muda, pengusaha, islami dan santun dan tentu ini tentu bukan hal sulit untuk meraih suara dari generasi milenial.
Akan tetapi bisa juga kita sebutkan bila kemenangan pilpres 2019 nanti tergantung pada tim sukses pemenang kedua pasangan calon presiden agar dapat merebut suara generasi muda yang kita sebut sebagai generasi milenial atau yang kita sebut juga sebagai generasi dotcom.
Baca Juga:
Beginilah 5 Jalan yang Dilakukan Press Release untuk Lakukan Perbaikan Citra dan Pulihkan Nama Baik
Prabowo Minta Para Menteri Rapatkan Barisan, Mensesneg Prasetyo Hadi: Tetap Jaga Semangat
Generasi yang melek teknologi, gadget mania, dan terkoneksi internet, karena internet memang menjadi ancaman maraknya kampanye hitam dan ujaran kebencian.
Memacu pada fenomena maraknya kampanye hitam yang dilempar melalui jejaring sosial maka ada beberapa aspek yang harus diperhatikan.
Salah satunya adalah pemilih pemula di era generasi milenial adalah pemilih cerdas, dan mereka tidak mudah untuk dikibuli dengan isu murahan atau kampanye hitam dijejaring sosial, karena mereka akan dengan mudah membandingkan validitas muatan kampanye hitam dengan fakta yang sebenarnya, ini artinya pemilih milenial adalah pemilih cerdas.
Meraih dukungan dan simpati dari suara generasi milenial dibutuhkan keseriusan dalam menggarap kelompok milenial ini dengan merespon apa yang menjadi kebutuhannya dan diantara kebutuhan kaum milenial ini adalah ruang kebutuhan aktivitas dan lapangan pekerjaan yang memang saat ini banyak dibutuhkan generasi milenial, di bidang usaha yang juga dekat dengan karakter generasi milenial.
Dan semoga pemilihan presiden pada tahun 2019 dapat berjalan dengan lancar dan pemilih cerdas tentunya sudah membidik siapa kira kira dari pasangan kedua capres dan cawapres ini akan dipilihnya nanti, karena pilihan anda adalah penentu kemenangan dan penentu masa depan bangsa kita.
[Oleh : Ryanti Suryawan, Ketua Badan Pemenangan Kota Bogor, Wakil Ketua Dpc Gerindra Kota Bogor, Ketua DPD Gardu Prabowo Jawa Barat]