Survei yang Gagal

Avatar photo

- Pewarta

Jumat, 7 Desember 2018 - 19:17 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

BEBERAPA BULAN kedepan, sebagaimana terjadi pada bulan-bulan sebelumnya, atau bahkan tahun-tahun sebelumnya kita selalu dihadapkan pada survei-survei yang menyajikan hasil perolehan suara partai politik dalam kontestasi Pemilu.

Pada Pemilu 2014 hal ini juga pernah terjadi, hasil survei sama sekali tidak menunjukkan hasil Pemilu. Beberapa partai yang sebelumnya dalam survei tersebut disebut tidak masuk parlemen karena aturan PT, nyatanya tetap eksis saat ini. Dan agaknya model-model tahun 2014 ini akan diulangi kembali untuk Pemilu tahun 2019. Survei gagal yang diulangi.

https://opiniindonesia.com/2018/11/19/akhirnya-denny-ja-resmi-menjadi-surveyor-pelacuran/

Jika kita telaah, survei yang dilakukan ini gagal dalam melakukan pengumpulan data sehinggal data tersebut tidak “compatible” dengan sistem Pemilu. Hanya saja survei gagal ini akan ditutupi dengan adanya “margin of error” atau pelaksanaan Cuick Count yang dilakukan oleh lembaga survei tersebut.

Mengapa gagal? Sebagaimana yang kita tahu, dalam survei tersebut akan selalu muncul pertanyaan; “Seandainya dilakukan Pemilu hari ini, partai apa yang anda pilih?”. Pertanyaan inilah yang selalu digunakan selama bertahun-tahun dalam memotret prediksi hasil Pemilu.

Pada sisi yang lain, dalam sistem Pemilu kita, setiap pemilih dibebaskan untuk memilih caleg atau memilih partai politik. Meski peserta Pemilu adalah partai politik, tetapi karena mekanisme agar caleg terpilih adalah mereka yang mendapatkan suara terbanyak, maka setiap caleg akan kampanye atas namanya sendiri. Pemilih diarahkan untuk memilih calegnya.

Inilah yang saya sebut survei tidak “compatible” dengan sistem Pemilu.

Beberapa waktu yang lalu, saya mendapat pertanyaan dari salah seorang yang berasal dari lembaga survei terkenal, yang inti pertanyaannya: “Bagaimana cara memasukkan pertanyaan tentang siapa caleg yang akan dipilih seandainya Pemilu dilakukan hari ini?”. Kemudian ada pertanyaan tambahan; “Kalau memasukkan nama seluruh caleg, berapa lembar pertanyaan survei tersebut. Dan kalau dimasukkan hanya sebagian, survei tersebut akan menggiring opini”.

Bagi saya, pertanyaan itu ada benarnya, tapi bagi saya hal ini pertanyaan aneh. Selain itu, dari pertanyaan-pertanyaan tersebut sebenarnya menunjukkan adanya pengakuan bahwa survei yang dilakukannya itu gagal. Bisa kita cermati dari pertanyaan yang diajukannya.

Saya melihat, agaknya lembaga survei ini malas untuk mengembangkan risetnya, terutama pertanyaan-pertanyaan dalam kuesionernya. Beberapa kuesioner yang pernah saya baca, secara prinsip kuesionernya dari tahun ke tahun gak berubah. Ya begitu itu…

Lalu, apakah bisa membuat pertanyaan survei dimana survei tersebut juga mampu meneropong hasil perolehan parpol dan peroleh calegnya?

Rilisbisnis.com mendukung program publikasi press release di media khusus ekonomi & bisnis untuk memulihankan citra yang kurang baik ataupun untuk meningkatan reputasi para pebisnis/entrepreneur, korporasi, institusi ataupun merek/brand produk.

Jawab saya: “Ya jelas bisa, masalah gampang begitu kok gak bisa”. Lalu seperti apa kuesionernya?

Kalau ada pertanyaan itu, saya akan jawab; “Kita mau ngopi dimana?” Enak saja mau minta jawaban gratis untuk survei yang harganya ratusan juta hingga milyaran itu… Wekekekekekkkkkkk

[Oleh : Nu’man Iskandar, Peneliti Statistika Indonesia]

Berita Terkait

Hangatnya Pertemuan Idul Fitri: Diskusi Perkembangan Pasar Modal di BNSP
Pemutusan Batas Usia Calon Presiden: Analisis Dr. Fahri Bachmid Menjelang Putusan MK
Dewan Sengketa Konstruksi Sebagai Alternatif Penyelesaian Sengketa Konstruksi
Martabat MPR Pasca Amandemen UUD 1945, Yusril: Kita Kehilangan Ide Dasar Bernegara
Solusi agar Independensi KPK Bisa Diimplementasikan dengan Baik Tanpa Bubarkan Lembaga
Idulfitri: Mengapa Penting untuk Kembali ke Fitrah yang Sejati
Ketimpangan Ekonomi dan Kesenjangan Sosial di Indonesia: Masalah yang Terus Membayangi Perkembangan Demokrasi
Mengapa Peran Masyarakat Sipil Penting dalam Membentuk Kebijakan Publik di Indonesia

Berita Terkait

Selasa, 16 April 2024 - 11:04 WIB

Hangatnya Pertemuan Idul Fitri: Diskusi Perkembangan Pasar Modal di BNSP

Minggu, 15 Oktober 2023 - 10:43 WIB

Pemutusan Batas Usia Calon Presiden: Analisis Dr. Fahri Bachmid Menjelang Putusan MK

Rabu, 24 Mei 2023 - 09:10 WIB

Dewan Sengketa Konstruksi Sebagai Alternatif Penyelesaian Sengketa Konstruksi

Rabu, 12 April 2023 - 20:52 WIB

Martabat MPR Pasca Amandemen UUD 1945, Yusril: Kita Kehilangan Ide Dasar Bernegara

Selasa, 11 April 2023 - 22:00 WIB

Solusi agar Independensi KPK Bisa Diimplementasikan dengan Baik Tanpa Bubarkan Lembaga

Berita Terbaru

Foto : PROPAMI Care salurkan bantuan untuk panti asuhan di Bekasi. Komitmen wujudkan masyarakat sehat, peduli, dan tangguh. (18/5/25) (Doc.Ist)

Megapolitan

Dukungan Emosional dan Logistik PROPAMI Care Ringankan Beban Panti

Senin, 19 Mei 2025 - 16:15 WIB