Anies, Bawaslu dan People Power

Avatar photo

- Pewarta

Kamis, 10 Januari 2019 - 10:40 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

SEJAK TERPILIH jadi gubernur DKI, Anies menjadi icon rakyat melawan kezaliman penguasa. Umat Islam sebagai penduduk mayoritas juga merasa terwakili. Selama ini, ada perasaan terintimidasi dan ketidakadilan. Anies jadi Gubernur, rakyat seolah mendapat pengakuan dan sarana berkiprah kembali untuk bangsa.

Sebagian tak sabar. Mereka ingin Anies nyapres. Jadi presiden gantikan Jokowi di 2019. Ini akan jadi tumpuan dan sekaligus kebanggan bagi rakyat. Tapi, sebagian yang lain belum setuju.

Alasannya? Jadi fitnah sosial. Apa kata dunia kalau Anies nyapres? Tuntaskan dulu Jakarta. Baru nyapres di periode berikutnya. Meski publik tahu, lawan yang paling ditakuti istana adalah Anies.

https://opiniindonesia.com/2018/12/19/mencari-dosa-anies/

Berikutnya adalah Gatot Nurmantyo yang gagal nyapres karena last minute PKB batal mengusungnya . Dicopotnya sekjen PKB kabarnya terkait soal ini.

Anies sendiri ingin tuntaskan tugasnya di Jakarta. Sekarang adalah era Prabowo, senior dan promotor Anies di DKI. Anies tegas, tak akan bersedia dicalonkan oleh siapapun dan dari partai manapun jika Prabowo nyapres.

Anies berkomitmen dan pegang prinsip soal ini. Komitmen ini bisa dicek dari berbagai sumber. Anies tak ingin seperti Jokowi, Ahok dan Ridwan Kamil, orang-orang binaan Prabowo yang balik badan dari Sang Promotor. Ini soal etika berpolitik, katanya.

Anies dukung Prabowo? Pasti. Dengan narasi-narasinya yang halus dan lembut Anies menyampaikan pesan. Kena dan pas. Diantara narasi Anies: “di pilpres ini kita bisa lihat siapa yang akan menghalalkan segala cara, dan siapa yang hanya menggunakan cara yang halal.” Publik pasti paham maksudnya. Simpel, tapi tajam. Tepat mengenai obyek yang disasar.

Berita Terkait

Hangatnya Pertemuan Idul Fitri: Diskusi Perkembangan Pasar Modal di BNSP
Pemutusan Batas Usia Calon Presiden: Analisis Dr. Fahri Bachmid Menjelang Putusan MK
Dewan Sengketa Konstruksi Sebagai Alternatif Penyelesaian Sengketa Konstruksi
Martabat MPR Pasca Amandemen UUD 1945, Yusril: Kita Kehilangan Ide Dasar Bernegara
Solusi agar Independensi KPK Bisa Diimplementasikan dengan Baik Tanpa Bubarkan Lembaga
Idulfitri: Mengapa Penting untuk Kembali ke Fitrah yang Sejati
Ketimpangan Ekonomi dan Kesenjangan Sosial di Indonesia: Masalah yang Terus Membayangi Perkembangan Demokrasi
Mengapa Peran Masyarakat Sipil Penting dalam Membentuk Kebijakan Publik di Indonesia

Berita Terkait

Selasa, 16 April 2024 - 11:04 WIB

Hangatnya Pertemuan Idul Fitri: Diskusi Perkembangan Pasar Modal di BNSP

Minggu, 15 Oktober 2023 - 10:43 WIB

Pemutusan Batas Usia Calon Presiden: Analisis Dr. Fahri Bachmid Menjelang Putusan MK

Rabu, 24 Mei 2023 - 09:10 WIB

Dewan Sengketa Konstruksi Sebagai Alternatif Penyelesaian Sengketa Konstruksi

Rabu, 12 April 2023 - 20:52 WIB

Martabat MPR Pasca Amandemen UUD 1945, Yusril: Kita Kehilangan Ide Dasar Bernegara

Selasa, 11 April 2023 - 22:00 WIB

Solusi agar Independensi KPK Bisa Diimplementasikan dengan Baik Tanpa Bubarkan Lembaga

Berita Terbaru