Bila Mereka adalah Kita

Avatar photo

- Pewarta

Jumat, 19 Oktober 2018 - 09:08 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

BUPATI BEKASI, Neneng Hasanah, adalah tim pemenangan Jokowi. Dia ditahan KPK pada 16 Oktober kemarin, karena dituding menerima suap miliaran rupiah dari pengembang megaproyek Meikarta. Apa jadinya bila Neneng adalah tim sukses Prabowo?

Bupati Malang, Rendra Kresna, adalah tim pemenangan Jokowi. Oleh KPK dia dijadikan tersangka dan ditahan pada 16 Oktober kemarin, karena kedapatan korupsi dana sarana pendidikan miliar rupiah. Apa jadinya bila Rendra adalah tim sukses Prabowo?

Walikota Pasuruan, Setiyono, adalah tim pemenangan Jokowi. Dia ditangkap KPK pada 3 Oktober 2018 kemarin, karena menerima suap ratusan juta rupiah dana proyek pembangunan. Apa jadinya bila Setyono adalah pendukung Prabowo?

Fayakhun Adriadi adalah polotisi Golkar yang ditahan KPK karena menerima suap ratusan ribu dollar Amerika dari proyek Badan Keamanan Laut (Bakamla). Dalam kesaksiannya kemarin, dia mengaku telah dipertemukan dengan keluarga Jokowi untuk membahas proyek tersebut. Apa jadinya bila yang ditemui Fayakhun adalah keluarga Prabowo?

Sri Mulyani adalah Menteri Keuangan rezim Jokowi. Dia seorang praktisi yang menjelma menjadi politisi. Di forum internasional yang seharusnya steril dari politik, dia berpose satu jari dan melarang orang untuk berpose dua jari. Karena bagi dia satu adalah Jokowi dan dua adalah Prabowo. Apa jadinya bila Sri Mulyani adalah pendukung Prabowo?

James Riyadi adalah bos Lippo Group dan seorang taipan yang dikenal sangat dekat dengan Jokowi. Kemarin rumah dia digeledah KPK terkait kasus suap Meikarta. Apa jadinya bila James Riyadi adalah pendukung Prabowo?

Dan lain-lain, dan lain-lain, dan lain-lain…

Bila sederet kasus di atas dilakukan oleh pendukung Prabowo, beritanya pasti jauh lebih heboh. Semua headline membahas itu, semua acara diskusi politik baik yang durasinya 30 menit ataupun yang tiga jam pasti membahas itu. Running teks di televisi pun kalau perlu tidak diganti-ganti.

Bila sederet kasus di atas dilakukan oleh pendukung Prabowo, jubir sebelah pasti akan terus menggoreng, buzzer mereka pasti tak akan berhenti memaki. Bahkan pihak yang selama ini berlaga netral pun mulai bermunculan dengan bersuara nyinyir. Meme dan desain kampanye negatif akan bertebaran. Situs Seword dan akun Katakita mengalami lonjakan share.

Bila sederet kasus di atas dilakukan oleh pendukung Prabowo, pasti akan ada narasi “Prabowo terlibat”, “periksa Prabowo”, “Prabowo gerombolan penjahat”, “coret Prabowo dari daftar capres”, dan narasi maksa lainnya.

Bila sederet kasus di atas dilakukan oleh pendukung Prabowo, pengamat partisan pasti akan terus muncul untuk mendowngrade. Tukang survei yang nyambi jadi konsultan akan jumpa pers dan memaparkan bahwa kasus-kasus tersebut akan merontokan elektabilitas dan sebagainya.

Sayang, kasus-kasus di atas tidak dilakukan pendukung Prabowo. Jadi harap maklum saja bila beritanya dirasa sunyi dan tidak segaduh kasus drama RS beberapa waktu lalu.

Tapi setidaknya, kita semua bisa membuka mata dan hati. Ternyata yang selama ini mereka suarakan bukan tentang kebenaran, tetapi tentang kepentingan.

Ingat, rakyat sudah cerdas…. (*)

[Oleh : Tb Ardi Januar. Penulis adalah politisi muda]

(*) Untuk membaca tulisan Tb Ardi Januar, silahkan KLIK DI SINI.

Berita Terkait

Hangatnya Pertemuan Idul Fitri: Diskusi Perkembangan Pasar Modal di BNSP
Pemutusan Batas Usia Calon Presiden: Analisis Dr. Fahri Bachmid Menjelang Putusan MK
Dewan Sengketa Konstruksi Sebagai Alternatif Penyelesaian Sengketa Konstruksi
Martabat MPR Pasca Amandemen UUD 1945, Yusril: Kita Kehilangan Ide Dasar Bernegara
Solusi agar Independensi KPK Bisa Diimplementasikan dengan Baik Tanpa Bubarkan Lembaga
Idulfitri: Mengapa Penting untuk Kembali ke Fitrah yang Sejati
Ketimpangan Ekonomi dan Kesenjangan Sosial di Indonesia: Masalah yang Terus Membayangi Perkembangan Demokrasi
Mengapa Peran Masyarakat Sipil Penting dalam Membentuk Kebijakan Publik di Indonesia
Jasasiaranpers.com dan media online ini mendukung program manajemen reputasi melalui publikasi press release untuk institusi, organisasi dan merek/brand produk. Manajemen reputasi juga penting bagi kalangan birokrat, politisi, pengusaha, selebriti dan tokoh publik.

Berita Terkait

Selasa, 16 April 2024 - 11:04 WIB

Hangatnya Pertemuan Idul Fitri: Diskusi Perkembangan Pasar Modal di BNSP

Minggu, 15 Oktober 2023 - 10:43 WIB

Pemutusan Batas Usia Calon Presiden: Analisis Dr. Fahri Bachmid Menjelang Putusan MK

Rabu, 24 Mei 2023 - 09:10 WIB

Dewan Sengketa Konstruksi Sebagai Alternatif Penyelesaian Sengketa Konstruksi

Rabu, 12 April 2023 - 20:52 WIB

Martabat MPR Pasca Amandemen UUD 1945, Yusril: Kita Kehilangan Ide Dasar Bernegara

Selasa, 11 April 2023 - 22:00 WIB

Solusi agar Independensi KPK Bisa Diimplementasikan dengan Baik Tanpa Bubarkan Lembaga

Berita Terbaru