Saatnya, Kita Akhiri Politik Kebohongan

Avatar photo

- Pewarta

Senin, 22 Oktober 2018 - 09:27 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

KEMARIN SAYA menghadiri diskusi urban yang diselenggarakan Suropati Syndicate bekerjasama dengan RRI. Bertempat di taman asri jantung Ibu Kota, kami membahas soal “Empat Tahun Jokowi dan Nasib Nawacita”.

Saya hadir mewakili Partai Gerindra. Selain itu, hadir juga perwakilan dari PKS, PSI dan seorang pakar dari Universitas Indonesia. Sebagai pihak oposisi saya ditanya, sudah berhasilkah empat tahun Jokowi memimpin negeri?

Untuk menilai, membedah atau mengungkap berhasil atau tidaknya Jokowi, sebenarnya kita tak perlu repot berdebat, tak perlu adu urat, adu ngotot apalagi adu otot. Kita tinggal membuka dokumen janji-janji Jokowi yang pernah diucapkan, kemudian kita bandingan dengan kenyataan. Simple kan?

Teman-teman dari Institute for Policy Studies sudah merangkum dan membukukan 100 janji Jokowi. Sumbernya bukan dari twitter Guntur Romli, bukan pula dari Facebook Adian Napitupulu. Tetapi dari visi-misi Jokowi dan pernyataan-pernyataan Jokowi yang dimuat media mainstream, jelas, profesional, kredibel dan terdaftar di dewan pers.

Dari 100 janji yang dicatat dalam buku tersebut, meliputi berbagai sektor. Baik itu persoalan energi, pangan, hukum, pendidikan, pertahanan, kesehatan dan lain-lain. Saya mengambil beberapa contoh saja yang menurut saya isu-isunya akrab di telinga masyarakat.

Dalam bidang pangan, Jokowi pernah berjanji akan menciptakan swasembada pangan dalam kurun waktu tiga tahun. Sudah lewat target tiga tahun dan faktanya bukan swasembada pangan yang didapat, tetapi impor pangan yang makin ugal-ugalan.

Ironisnya, impor ini menyisakan konflik di tingkat pemerintahan. Bulog bilang stok aman, Menteri Perdagangan malah ngotot buka keran impor. Kepemimpinan Jokowi dipertanyakan dalam memimpin pasukan. Jokowi juga berjanji akan buka tiga juta lahan pertanian baru. Ada yang tahu dimana lokasinya?

Soal isu hukum, Jokowi berjanji akan terbitkan perpres pemberantasan korupsi. Ironisnya korupsi makin menjamur dan dilalukan oleh lingkarannya. Dalam sepekan terakhir, KPK telah menangkap tiga kepala daerah. Setiyono Walikota Pasuruan, Rendra Bupati Malang dan Neneng Bupati Bekasi. Mereka semua adalah tim sukses Jokowi. Bahkan, korupsi juga pernah menyeret salah satu menterinya, Idrus Marham.

Jokowi juga pernah janji akan meningkatkan anggatan KPK 10 kali lipat dan menambah ribuan penyidik. Bahkan Jokowi janji akan melakukan lelang untuk jabatan hukum. Tapi faktanya, dia malah tunjuk jaksa agung dari orang partai. Keputusan yang sangat rentan dengan politik kepentingan.

Untuk isu ekonomi, Jokowi janji akan membuka 15 juta lapangan kerja baru. Tapi faktanya banyak perusahaan gulung tikar dan PHK terjadi dimana-mana. Dia juga janji akan membeli kembali (buyback) Indosat, tapi malah berencana melepas BUMN lain. Dia janji akan menurunkan harga-harga kebutuhan, tapi faktanya nilai tukar rupiah semakin merosot dihadapan Dollar Amerika.

Dan masih banyak lagi sederet janji yang diutarakan Jokowi tetapi belum terbukti. Baik janji saat masih capres maupun janji saat menjadi presiden. Kalau diungkap satu-satu, bisa stres tim sukses dan para jubirnya saat debat di televisi. Ujung-ujungnya mereka bahas hoax Ratna Sarumpaet.

Rilisbisnis.com mendukung program publikasi press release di media khusus ekonomi & bisnis untuk memulihankan citra yang kurang baik ataupun untuk meningkatan reputasi para pebisnis/entrepreneur, korporasi, institusi ataupun merek/brand produk.

Jadi menurut saya, keberhasilan seorang pemimpin bukanlah dinilai dari sebarapa banyak tugas yang dia kerjakan, atau seberapa banyak karya yang dia ciptakan. Keberhasilan seorang pemimpin adalah seberapa banyak dia bisa menepati janji yang pernah diucapkan. Al wa’du dainun. Janji adalah hutang.

Kemenangan Jokowi di 2014 lalu, bisa jadi suaranya disumbang para petani karena janji swasembada pangan. Bisa jadi para pengagguran memilih Jokowi karena janji 15 juta lapangan kerja. Bisa jadi para buruh memilih Jokowi karena janji membenahi outsorching, dan lain sebagainya.

Namun, bila ternyata sederet janji itu tidak terbukti dan hanya menjadi ilusi alias hoax, jangan salahkan mereka bila 2019 nanti mereka ingin ganti presiden.

“Kita harus akhiri politik kebohongan…” demikian pesan Jokowi kemarin. Mari kita aminkan bersama-sama. (*)

[Oleh : Tb Ardi Januar. Penulis adalah politisi muda]

(*) Untuk membaca tulisan Tb Ardi Januar, silahkan KLIK DI SINI.

Berita Terkait

Hangatnya Pertemuan Idul Fitri: Diskusi Perkembangan Pasar Modal di BNSP
Pemutusan Batas Usia Calon Presiden: Analisis Dr. Fahri Bachmid Menjelang Putusan MK
Dewan Sengketa Konstruksi Sebagai Alternatif Penyelesaian Sengketa Konstruksi
Martabat MPR Pasca Amandemen UUD 1945, Yusril: Kita Kehilangan Ide Dasar Bernegara
Solusi agar Independensi KPK Bisa Diimplementasikan dengan Baik Tanpa Bubarkan Lembaga
Idulfitri: Mengapa Penting untuk Kembali ke Fitrah yang Sejati
Ketimpangan Ekonomi dan Kesenjangan Sosial di Indonesia: Masalah yang Terus Membayangi Perkembangan Demokrasi
Mengapa Peran Masyarakat Sipil Penting dalam Membentuk Kebijakan Publik di Indonesia

Berita Terkait

Selasa, 16 April 2024 - 11:04 WIB

Hangatnya Pertemuan Idul Fitri: Diskusi Perkembangan Pasar Modal di BNSP

Minggu, 15 Oktober 2023 - 10:43 WIB

Pemutusan Batas Usia Calon Presiden: Analisis Dr. Fahri Bachmid Menjelang Putusan MK

Rabu, 24 Mei 2023 - 09:10 WIB

Dewan Sengketa Konstruksi Sebagai Alternatif Penyelesaian Sengketa Konstruksi

Rabu, 12 April 2023 - 20:52 WIB

Martabat MPR Pasca Amandemen UUD 1945, Yusril: Kita Kehilangan Ide Dasar Bernegara

Selasa, 11 April 2023 - 22:00 WIB

Solusi agar Independensi KPK Bisa Diimplementasikan dengan Baik Tanpa Bubarkan Lembaga

Berita Terbaru