PIDATO PAK Prabowo di Boyolali dan Ponorogo diolah sebagai alat-serang oleh musuh politik.
Padahal, keduanya adalah “teasing”. Bukan hina, bully, marah apa lagi caci-maki. Teasing is harmless. Tanpa motif menyerang dan melukai. Buktinya, suara orang tertawa terdengar jelas pada video Boyolali.
https://opiniindonesia.com/2018/11/05/eksploitasi-tampang-boyolali-adalah-puncak-kepribadian-cengeng/
Sedangkan, “teasing” di Ponogoro masuk kategori “Influence teasing” yaitu 1 type teasing yang menurut Psikolog Melissa A. Kay, “…is intended to change someone’s behavior.”
Baca Juga:
Persrilis.com Siap Publikasikan Press Release Anda, Jika Ingin Tampil di Media Ekonomi dan Bisnis
BUMN Care Dorong Lakukan Evaluasi Serius atas Insiden Blackout PLN di Bali, Cikarang, dan Bekasi
Ajudan dan emak-emak lost control. Saling rebutan Buku “Paradox Indonesia”. Pak Prabowo mengkoreksi. Itu tugas seorang pemimpin yang baik.
BACA JUGA : Dasar Ndeso Kaesang dan Tampang Boyolali Prabowo
Hanya orang Go-Block dan PSI yang mempermasalahkan “teasing” Pa Prabowo.
PSI, Partai Kanak-Kanak Masa Kini bentukan CSIS, kurang memahami arti “bully” dan “teasing”. Perhaps, motto mereka; “Bunyi dulu, mikir belakangan”.
Baca Juga:
Keberpihakan Pemerintah terhadap Buruh Diapresiasi, 4 Sikap Presiden Prabowo Subianto Jadi Sorotan
IMF Turunkan Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tahun 2025 Jadi 4,7 Persen, Ini Tanggapan Istana
Dugaan Ijazah Palsu Jokowi, Polisi Periksa Ketua Umum PPN Andi Kurniawan Usai Laporkan Roy Suryo dkk
Salah satu ciri khas PSI: name-calling and belittling of others. Singkatnya; Suka nge-bully. Persis perilaku anak kelas 1 SMP.
Nge-bullies merupakan mekanisme menjadi “cool” bagi anak-anak SMP. Ada semacam “link” antara bully dan popularitas dalam fase mencari jati-diri remaja.
Tiada hari tanpa nyerang dan bully Prabowo-Sandi, Gerindra, PKS, Demokrat dan PAN. Nyinyir all the time dan at all cost. PSI do fit the data on immature and aggressive children.
Sebagai partai underdogs, kayanya PSI cemas dan gamang dalam mencari identitas diri. About their own social standing and ask: Where do we fit in? Who should we hang out with?
Baca Juga:
Beginilah 5 Jalan yang Dilakukan Press Release untuk Lakukan Perbaikan Citra dan Pulihkan Nama Baik
Prabowo Minta Para Menteri Rapatkan Barisan, Mensesneg Prasetyo Hadi: Tetap Jaga Semangat
Dominance hierarchies help group members find their places, and bullying is among the most primitive ways to establish dominance.
“Bullying is the repeated, intentional harm of another person. It’s kind of a relic of our primitive history,” kata Dewey Cornell, a forensic psychologist dan ahli bullying at the University of Virginia.
[Oleh : Zeng Wei Jian, penggiat media sosial]