Menjadi pemimpin dan pejabat (Bupati) tidak harus selalu bergaya dan berpenampilan “bos” dengan segala kemewahan yang “wow”. Karena pemimpin adalah pelayan, maka penampilan harus apa adanya, dalam banyak kesempatan harus disesuaikan dengan mereka yang dilayani, yakni rakyat.
Dalam banyak kesempatan saya selalu berada di tengah-tengah rakyat yang saya layani. Entah mengapa, kadang saya berada (berjalan) tanpa alasa kaki (sandal dan sepatu) atau “kaki kosong”. Karena itu, saya sering dijuluki “Bupati Kaki Kosong.”
Mengapa saya menjadi begini? Selain orang atau pihak lain, Kampus STPMD “APMD” Yogyakarta (tentu para dosen dan pihak terkait lainya) pernah berkontribusi besar dalam membentuk karakter saya yang seperti ini. Kalau ini sebuah karakter yang “gila”, maka ini juga merupakan “kegilaan” Kampus STPMD “APMD” Yogyakarta.
Saya berharap semoga Kampus STPMD “APMD” Yogyakarta semakin banyak menciptakan “orang gila” untuk membangun Indonesia.
Baca Juga:
Pemenang Piilkada dan yang Kalah Saling Kerja Sama untuk Layani Rakyat, Kata Prabowo Subianto
APMD Jaya! Terimakasih TUHAN!
Oleh: YAKOBUS DUMUPA, S.IP. Penulis adalah (Alumni STPMD “APMD” Yogyakarta, Ketua Ikatan Alumni STPMD ” APMD” Yogyakarta Provinsi Papua, dan Bupati Dogiyai