Ini Rahasia untuk Mengalahkan Prabowo di Pilpres 2019

Avatar photo

- Pewarta

Senin, 31 Desember 2018 - 13:11 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

KALAU GEGAP gempita kampanye Prabowo-Sandi diterjemahkan ke pilpres 2019, tidak disangsikan lagi Jokowi akan selesai. Di mana-mana Prabowo-Sandi datang menemui rakyat, suasananya selalu meriah. Dan natural. Rakyat tumpah-ruah ke pasar, pesantren, auditorium, masjid, tanah lapang, di jalan-jalan, dlsb, untuk menyambut mereka. Tanpa rekayasa.

Para diplomat asing di Jakarta, kata seorang aktivis yang banyak bergaul dengan mereka, berpendapat Jokowi tinggal menunggu hari H pilpres saja. “Dia sudah selesai,” ujar seorang mantan aktivis mahasiswa pada 1970-an menirukan perkiraan para diplomat itu.

https://opiniindonesia.com/2018/12/02/prabowo-subianto-akhirnya-menjadi-new-hope-rakyat-indonesia/

Tapi, masih mungkinkah Jokowi menang?

Tergantung strategi mereka. Jokowi masih bisa menang kalau dia mau melakukan tindakan yang akan saya uraikan pada akhir tulisan ini.

Namun, kalau cara kerja Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowo-Ma’ruf Amin (Ko-Ruf) tetap seperti sekaramg, berat bagi Jokowi untuk menang. Kecil kemungkinannya. Kecuali mereka telah menyiapkan skenario pencurangan. Itu lain lagi.

Saya ’gregetan’ rasanya. Tak sabar untuk membeberkan rahasia mengalahkan Prabowo di Pilpres 2019.

Kalau strategi mereka masih terfokus pada upaya menjelek-jelekkan pribadi Prabowo, termasuk soal pelanggaran HAM di masa lalu, rakyat sudah tidak perduli lagi. Misalnya Cawapres Ma’ruf menyindir bahwa Jokowi tak pernah menculik dan membunuh orang. Cara ini malah mengundang simpati rakyat untuk Prabowo-Sandi. Sebab, isu ini sudah bolak-balik digoreng. Rakyat bosan. Intinya, tak mempan.

Tapi, sangat mengherankan mengapa TKN Ko-Ruf dan para menteri senior Jokowi, termasuk Wiranto, masih terus memainkan ini. Konyol sekali. Ridiculous. Atau ‘stupid’, kalau mau dinaikkan setingkat lagi.

Berita Terkait

Hangatnya Pertemuan Idul Fitri: Diskusi Perkembangan Pasar Modal di BNSP
Pemutusan Batas Usia Calon Presiden: Analisis Dr. Fahri Bachmid Menjelang Putusan MK
Dewan Sengketa Konstruksi Sebagai Alternatif Penyelesaian Sengketa Konstruksi
Martabat MPR Pasca Amandemen UUD 1945, Yusril: Kita Kehilangan Ide Dasar Bernegara
Solusi agar Independensi KPK Bisa Diimplementasikan dengan Baik Tanpa Bubarkan Lembaga
Idulfitri: Mengapa Penting untuk Kembali ke Fitrah yang Sejati
Ketimpangan Ekonomi dan Kesenjangan Sosial di Indonesia: Masalah yang Terus Membayangi Perkembangan Demokrasi
Mengapa Peran Masyarakat Sipil Penting dalam Membentuk Kebijakan Publik di Indonesia

Berita Terkait

Selasa, 16 April 2024 - 11:04 WIB

Hangatnya Pertemuan Idul Fitri: Diskusi Perkembangan Pasar Modal di BNSP

Minggu, 15 Oktober 2023 - 10:43 WIB

Pemutusan Batas Usia Calon Presiden: Analisis Dr. Fahri Bachmid Menjelang Putusan MK

Rabu, 24 Mei 2023 - 09:10 WIB

Dewan Sengketa Konstruksi Sebagai Alternatif Penyelesaian Sengketa Konstruksi

Rabu, 12 April 2023 - 20:52 WIB

Martabat MPR Pasca Amandemen UUD 1945, Yusril: Kita Kehilangan Ide Dasar Bernegara

Selasa, 11 April 2023 - 22:00 WIB

Solusi agar Independensi KPK Bisa Diimplementasikan dengan Baik Tanpa Bubarkan Lembaga

Berita Terbaru