Opiniindonesia.com – Pertemuan Prabowo – Jokowi dan Petinggi Petinggi Partai janganlah disalah artikan sebagai Penghianatan kepada pemilih Prabowo saat pilpres lalu. Kenapa ? Karena ini adalah langkah idealis yang dilakukan seorang Prabowo untuk membuktikan bila beliau adalah seorang Patriot Bangsa. Bila ini tidak dilakukan Prabowo justru tidak baik untuk kelangsungan politik dan kelangsungan keharmonisan berbangsa dan bernegara. Pilpres sudah selesai, dan Pemenang dari pertarungan ini adalah Pak Jokowi, Lalu bila Prabowo tidak menunjukkan pada publik keharmonisan akan sampai kapan keterpecahan yang dirasa terjadi saat pilpres bahkan sesudah pilpres akan berakhir ? Bila seorang Prabowo mampu membangun komunikasi yang baik dengan rival dan partai partai yang dulu bersebrangan saat pilpres, Seharusnya ini dapat dipahami publik luas. Memang sulit dan mungkin tidak sedikit yang kecewa dengan langkah yang diambil seorang Prabowo. Akan tetapi pahamilah bila Prabowo memikirkan bangsa ini juga. Mungkin saja menurut Presiden terpilih Pak Jokowi ada pemikiran dari seorang Prabowo untuk disumbangkan kedalam Pemerintahan kedepan. Karena walau bagaimanapun juga Prabowo dan Jokowi adalah putra putra terbaik saat ini. Dimana pemikiran keduanya sangat dibutuhkan untuk membangun Indonesia kembali menjadi lebih baik.
Disaat Pilpres keduanya baik Prabowo dan Jokowi perlu bertarung, perlu kompetisi, adu gagasan, adu argumen, adu pemikiran, akan tetapi begitu pertarungan selesai keduanya harus bertemu, dan harus mencari titik persamaan, karena Negara ini membutuhkan semua kekuatan untuk bekerja sama membangun kembali Indonesia raya.
Partai Gerindra selalu mengutamakan kepentingan yang lebih besar, yaitu kepentingan bangsa dan negara.
Meskipun berbeda pandangan politik dan pernah terlibat rivalitas pada pesta demokrasi, akan tetapi bahwa hal itu bukanlah penghalang untuk menjalin komunikasi dan memberikan sumbangsih pemikiran untuk bangsa ini kedepan.
Baca Juga:
Persrilis.com Siap Publikasikan Press Release Anda, Jika Ingin Tampil di Media Ekonomi dan Bisnis
BUMN Care Dorong Lakukan Evaluasi Serius atas Insiden Blackout PLN di Bali, Cikarang, dan Bekasi
“pertarungan politik saat Pilpres sudah berlalu, dan begitu selesai, kepentingan nasional yang utama.
Kendati demikian, Prabowo juga tidak mempermasalahkan jika pada akhirnya Partai Gerindra tidak masuk ke dalam kabinet Jokowi-Ma’ruf. Karena komunikasi yang dijalin bukan semata mata untuk meraih kursi kabinet. Ada hal yang lebih utama yaitu Kepentingan negara.
“Kalau umpamanya kita tidak masuk kabinet, kami tetap akan loyal. Di luar sebagai check and balances. Sebagai penyeimbang. Itu yang disampaikan Prabowo sesaat setelah bertemu dengan Jokowi di Istana Negara beberapa waktu lalu. Ini artinya komunikasi atau safari politik yang dilakukan Prabowo adalah untuk kepentingan bangsa dan negara. Keharmonisan kedua tokoh yaitu Prabowo dan Jokowi adalah keharmonisan untuk membangun dan mempersatukan kembali Indonesia yang sempat terpecah pandangan karena pilpres. Pilpres sudah selesai. Sudah saatnya kita memikirkan bagaimana kedepan agar pemerintahan ini berjalan lebih baik untuk mewujudkan Indonesia sejahtera.
Sumbangsih pemikiran itu tidak harus kita berkoalisi di pemerintahan akan tetapi diluar pemerintah juga dapat dilakukan yaitu sebagai check and balance. Karena Pemerintahan yang sehat adanya penyeimbang sangat dibutuhkan. Agar Pemerintahan ini berjalan sebagaimana mestinya. Dan semoga apa yang dilakukan Prabowo dapat dipahami dan dimengerti sebagai langkah untuk kepentingan bangsa dan negara.
Baca Juga:
Keberpihakan Pemerintah terhadap Buruh Diapresiasi, 4 Sikap Presiden Prabowo Subianto Jadi Sorotan
IMF Turunkan Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tahun 2025 Jadi 4,7 Persen, Ini Tanggapan Istana
Dugaan Ijazah Palsu Jokowi, Polisi Periksa Ketua Umum PPN Andi Kurniawan Usai Laporkan Roy Suryo dkk
Oleh: Ryanti Suryawan. Penulis adalah Wakil Ketua DPC Gerindra Kota Bgr Ketua DPD Gardu Prabowo Jabar.