Kebijakan Keblinger Menteri BUMN Erick Tohir, Seperti Apa?

Avatar photo

- Pewarta

Kamis, 18 Juni 2020 - 17:32 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Menteri BUMN Erick Thohir (Foto : Instagram @erickthohir_)

Menteri BUMN Erick Thohir (Foto : Instagram @erickthohir_)

Opiniindonesia.com – Kalau nggak ngerti misi BUMN ya kayak begini isi tulisannya. BUMN mau dijadikan perusahaan swasta murni yang mengejar profit, profit, dan profit. Padahal orientasi BUMN adalah memperbaiki nilai tukar jasa atau kerja masyarakat. Yakni pelayanan yang baik, kualitas yang baik dan harga yang terjangkau.

Ujung dari penciptaan nilai tukar adalah biaya produksi bisa ditekan, sebaliknya pendapatan atau keuntungan masyarakat ditingkatkan. Dengan demikian BUMN akan menghidupkan bisnis bukan saja perusahaan besar, melainkan juga UMKM sebagai sektor informal yang menghidupi 70% warga. BUMN juga harus berdiri tanpa membunuh bisnis lain yang susah payah didirikan oleh masyarakat.

Harus diakui bahwa BUMN Karya (Adhi Karya, Wakita Karya, dll) sudah bisa menunjukkan pekerjaan membangun infrastruktur dengan “baik”. Tetapi BUMN telah membantai perusahaan swasta yang bekerja lebih efisien dan efektif. Apakah kalau BUMN membangun jalan elevated 300%-400% dari harga wajar bisa disebut baik.

Apakah Pertamina yang katanya mengalahkan banyak perusahaan top kelas dunia bisa dibilang “baik”. Sorry bro Pertamina yang dijalankan tanpa transparansi biaya produksi itu justru telah membebani dan menghambat pertumbuhan. Bandingkan harga BBM kita dengan negara lain.

Nggak ada yang salah dengan BUMN Karya dan Pertamina, tetapi model bisnis yang profit motivated itu bisa jadi benalu raksasa dalam negara. Mungkin mereka bisa kerja cepat, kualitas produk prima, dan memiliki jangkauan jaringan nasional; tetapi BUMN yang dibangun dengan model bisnis seperti itu bisa menjadi mesin pembunuh yang menakutkan. Harga listrik tidak lagi wajar dan terjangkau.

Berita Terkait

Hangatnya Pertemuan Idul Fitri: Diskusi Perkembangan Pasar Modal di BNSP
Pemutusan Batas Usia Calon Presiden: Analisis Dr. Fahri Bachmid Menjelang Putusan MK
Dewan Sengketa Konstruksi Sebagai Alternatif Penyelesaian Sengketa Konstruksi
Martabat MPR Pasca Amandemen UUD 1945, Yusril: Kita Kehilangan Ide Dasar Bernegara
Solusi agar Independensi KPK Bisa Diimplementasikan dengan Baik Tanpa Bubarkan Lembaga
Idulfitri: Mengapa Penting untuk Kembali ke Fitrah yang Sejati
Ketimpangan Ekonomi dan Kesenjangan Sosial di Indonesia: Masalah yang Terus Membayangi Perkembangan Demokrasi
Mengapa Peran Masyarakat Sipil Penting dalam Membentuk Kebijakan Publik di Indonesia

Berita Terkait

Selasa, 16 April 2024 - 11:04 WIB

Hangatnya Pertemuan Idul Fitri: Diskusi Perkembangan Pasar Modal di BNSP

Minggu, 15 Oktober 2023 - 10:43 WIB

Pemutusan Batas Usia Calon Presiden: Analisis Dr. Fahri Bachmid Menjelang Putusan MK

Rabu, 24 Mei 2023 - 09:10 WIB

Dewan Sengketa Konstruksi Sebagai Alternatif Penyelesaian Sengketa Konstruksi

Rabu, 12 April 2023 - 20:52 WIB

Martabat MPR Pasca Amandemen UUD 1945, Yusril: Kita Kehilangan Ide Dasar Bernegara

Selasa, 11 April 2023 - 22:00 WIB

Solusi agar Independensi KPK Bisa Diimplementasikan dengan Baik Tanpa Bubarkan Lembaga

Berita Terbaru