IJTIMA ULAMA kedua yang dihelat pada hari Minggu 16 September 2018 kemarin telah memutuskan mendukung pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Salahudin Uno dalam Pilpres 2019 mendatang. Dukungan ini ditandai dengan penandatanganan pakta integritas yang berisi 17 poin kesepakatan.
Kesepakatan antara pasangan Prabowo-Sandi dengan para ulama membuat semangat umat semakin bergeliat. Mereka tak hanya siap memenangkan Prabowo-Sandi, tetapi juga siap bila kediaman mereka masing-masing dijadikan posko pemenangan Prabowo-Sandi. Terlebih, seruan itu sudah disampaikan secara langsung oleh Habib Muhammad Rizieq Shihab.
https://opiniindonesia.com/2018/09/12/kesan-pertama-bersua-nur-asia/
Ijtima ulama ini ternyata tidak hanya membuat dukungan Prabowo-Sandi semakin kuat, tetapi juga telah membuat kubu sebelah semakin panik dan dihantui kekalahan. Hal itu nampak dari sikap reaktif yang ditunjukkan para pendukung Jokowi dalam menyikapi hasil ijtima ulama.
Baca Juga:
Dukungan Emosional dan Logistik PROPAMI Care Ringankan Beban Panti
Persrilis.com Siap Publikasikan Press Release Anda, Jika Ingin Tampil di Media Ekonomi dan Bisnis
Mulai dari Kepala Staff Presiden Moeldoko, politisi PDI Perjuangan, Golkar, Hanura, Nasdem dan PPP ramai-ramai buka suara di media dan bersikap “nyinyir” terhadap ijtima ulama kedua. Mereka secara keroyokan telah mendegradasi aksi dukungan ini.
Padahal, ijtima ulama adalah hak azasi yang masih berjalan dalam koridor demokrasi. Para ulama tentu memiliki pertimbangan yang sangat matang kenapa mereka mendukung Prabowo dan kenapa tidak mau dukung Jokowi.
Beberapa waktu sebelumnya, di salah satu pondok pesantren di Jakarta, kedapatan ada acara deklarasi mendukung Jokowi. Tidak ada satu pun pendukung Prabowo-Sandi yang reaktif dan nyinyir terkait acara tersebut. Pendukung Prabowo-Sandi mengerti bahwa dukung mendukung dalam kompetisi demokrasi adalah hal biasa dan harus dihormati.
Reaktifnya kubu Jokowi menyikapi hasil Ijtima ulama bukti mereka tengah dilanda kepanikan akut. Dan kepanikan telah mendekatkan mereka dengan kekalahan.
Baca Juga:
BUMN Care Dorong Lakukan Evaluasi Serius atas Insiden Blackout PLN di Bali, Cikarang, dan Bekasi
Keberpihakan Pemerintah terhadap Buruh Diapresiasi, 4 Sikap Presiden Prabowo Subianto Jadi Sorotan
IMF Turunkan Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tahun 2025 Jadi 4,7 Persen, Ini Tanggapan Istana
Insya Allah, 2019 nanti kita punya pemimpin baru. Namanya Prabowo-Sandi. Salam Indonesia Raya…!
[Oleh : Tb Ardi Januar, Politikus Muda Partai Gerindra]