Ada-ada Saja, Kenapa Pemerintah Beroposisi Terhadap KAMI?

Avatar photo

- Pewarta

Jumat, 28 Agustus 2020 - 15:40 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Para Tokoh Indonesia saat deklarasi Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI). (Foto : Instagram @koalisiaksimenyelamatkan.idn)

Para Tokoh Indonesia saat deklarasi Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI). (Foto : Instagram @koalisiaksimenyelamatkan.idn)

Opiniindonesia.com – Ketika KAMI (Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia) muncul dengan maklumatnya, publik ramai. Umumnya masyarakat positif menyambutnya. Bahkan cukup antusias. Ada dua indikator. Pertama, berita media. Sangat masif pra dan pasca deklarasi KAMI. Kedua, berdirinya sejumlah KAMI daerah.

Meski begitu, ada juga yang kontra. Terutama dari sejumlah elit dan pendukung pemerintah. Mereka nampak gerah dan merasa gak nyaman. Tentu, mereka punya alasan. Soal rasional tidaknya alasan ketidaknyamanan itu, biar rakyat yang akan menilai.

Kegerahan itu terlihat dengan munculnya sejumlah statemen negatif, dan bahkan juga muncul tandingan terhadap KAMI. Lahir komunitas yang mengatasnamakan KITA, KALIAN atau KAMI dengan singkatan yang berbeda.

Karena sifatnya reaktif, apalagi hanya sebagai tandingan, biasanya gak lama. Muncul, lalu segera tenggelam. Gerakan tanpa militansi dan orientasi perjuangan biasanya gak bertahan lama. Apalagi jika bergantung biayanya.

Beberapa tokoh membuat tudingan yang cenderung menyudutkan KAMI. Dianggap barisan sakit hati, gak menerima kekalahan, pingin jadi presiden, dan makar. Macam-macam.

Berita Terkait

Hangatnya Pertemuan Idul Fitri: Diskusi Perkembangan Pasar Modal di BNSP
Pemutusan Batas Usia Calon Presiden: Analisis Dr. Fahri Bachmid Menjelang Putusan MK
Dewan Sengketa Konstruksi Sebagai Alternatif Penyelesaian Sengketa Konstruksi
Martabat MPR Pasca Amandemen UUD 1945, Yusril: Kita Kehilangan Ide Dasar Bernegara
Solusi agar Independensi KPK Bisa Diimplementasikan dengan Baik Tanpa Bubarkan Lembaga
Idulfitri: Mengapa Penting untuk Kembali ke Fitrah yang Sejati
Ketimpangan Ekonomi dan Kesenjangan Sosial di Indonesia: Masalah yang Terus Membayangi Perkembangan Demokrasi
Mengapa Peran Masyarakat Sipil Penting dalam Membentuk Kebijakan Publik di Indonesia

Berita Terkait

Selasa, 16 April 2024 - 11:04 WIB

Hangatnya Pertemuan Idul Fitri: Diskusi Perkembangan Pasar Modal di BNSP

Minggu, 15 Oktober 2023 - 10:43 WIB

Pemutusan Batas Usia Calon Presiden: Analisis Dr. Fahri Bachmid Menjelang Putusan MK

Rabu, 24 Mei 2023 - 09:10 WIB

Dewan Sengketa Konstruksi Sebagai Alternatif Penyelesaian Sengketa Konstruksi

Rabu, 12 April 2023 - 20:52 WIB

Martabat MPR Pasca Amandemen UUD 1945, Yusril: Kita Kehilangan Ide Dasar Bernegara

Selasa, 11 April 2023 - 22:00 WIB

Solusi agar Independensi KPK Bisa Diimplementasikan dengan Baik Tanpa Bubarkan Lembaga

Berita Terbaru