HARIANINVESTOR.COM – Pada PUG-KI 2021, nilai dasar TARIF mengalami transformasi menjadi empat pilar yaitu ETAK (Perilaku beretika, Transparansi, Akuntabilitas dan Keberlanjutan).
Untuk mengakomodasi beberapa perkembangan terakhir dalam lingkungan bisnis korporasi.
Selama beberapa tahun terakhir, terdapat dua perkembangan dalam lingkungan bisnis global yang berdampak signifikan terhadap praktik governansi korporat.
Perkembangan pertama adalah semakin kuatnya tuntutan dari masyarakat dan pemerintah terhadap korporasi.
Baca Juga:
Pemenang Piilkada dan yang Kalah Saling Kerja Sama untuk Layani Rakyat, Kata Prabowo Subianto
Agar menjalankan bisnisnya secara bertanggung jawab berdasarkan pembangunan berkelanjutan.
Perkembangan kedua adalah kenyataan bahwa tanggungjawab korporasi untuk menjalankan bisnisnya secara berkelanjutan tidak akan dapat dijalankan dengan efektif jika tidak didasarkan pada perilaku korporasi yang beretika.
Perilaku etis yang berlandaskan nilai-nilai moral seperti peduli atas kepentingan pihak lain dapat mengarahkan dan membawa praktik korporasi ke arah perilaku berkelanjutan dan akhirnya menuju tindakan yang bertanggung jawab.
Adanya transformasi ini perlu disosialisasikan ke publik agar ke depan pilar ETAK dapat menggantikan TARIF dalam mengimplementasikan prinsip-prinsip governansi di perusahaan.
Baca Juga:
Termasuk Teknologi MLFF, Pemerintah Indonesia Kaji Teknologi Tol yang Efektif, Efisien dan Terbaik
Presiden Prabowo Subianto Kembali ke Tanah Air, Warganet Sambut dengan Berbagai Harapan Positif
Donald Trump Menang di Pemilihan Presiden Amerika Serikat, Begini Reaksi dari Timur Tengah
Selama beberapa tahun terakhir, terdapat dua perkembangan dalam diskursus governansi secara global yang berdampak signifikan terhadap praktik governansi.
Wakil Ketua KNKG (Komite Nasional Kebijakan Governance), Sigit Pramono menyatakan hal itu di Hotel Borobudur Jakarta, 6 Mei 2024.
Smakin kuatnya tuntutan agar institusi publik dan korporasi menjalankan kegiatan dan bisnisnya secara bertanggungjawab berdasarkan pembangunan berkelanjutan.
Tuntutan agar institusi publik dan korporasi menjalankan kegiatan dan bisnisnya dengan menerapkan perilaku beretika.
Baca Juga:
Jelang Pemungutan Suara, Capres Donald Trump Gugat CBS dan Ajukan Keluhan ke Washington Post
Sri Mulyani Indrawati Belum Hasilkan Lompatan Pertumbuhan, Perlu Sosok Kreatif dan Out of the Box
Inilah Bukti Kuat Tom Lembong Tidak Bersalah dalam Pemberian Izin Impor Gula 2015
Sigit yang juga menjabat sebagai Ketua IICD ini menyinggung semakin kuatnya tuntutan perubahan antara lain tercermin dari penetapan 17 butir SDG (Sustainability Development Goals).
Yang dideklarasikan baik oleh negara maju maupun negara berkembang dalam sidang umum PBB pada September 2015.
Butir-butir SDG mencakup dimensi ESG dalam rangka menghilangkan kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di dunia.
SDG menekankan tanggungjawab semua pihak termasuk korporasi untuk melaksanakan SDG serta pentingnya praktik governansi yang baik untuk memastikan SDG dapat tercapai.
“Semakin pentingnya korporasi menjalankan bisnisnya secara beretika disebabkan karena terjadinya berbagai skandal etika yang dilakukan oleh korporasi di berbagai belahan dunia,” ujar Sigit.
Terakhir, Sigit mengingatkan bahwa korporasi mematuhi peraturan perundang-undangan serta berkomitmen melaksanakan tanggung jawab.
Terhadap masyarakat dan lingkungan agar berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan melalui kerjasama dengan semua pemangku kepentingan terkait.
Gelar Anual Report Award 2023
Setelah diselenggarakan pada tahun 2023, Annual Report Award (ARA) akan kembali
diselenggarakan pada tahun 2024, untuk penilaian laporan tahunan tahun buku 2023.
Pesan utama penyelenggaraan ARA 2023 adalah untuk mendorong perusahaan menginternalisasikan cara berpikir terintegrasi aspek keberlanjutan dalam model bisnis
perusahaan.
Beberapa peningkatan terkait kriteria penilaian menjadi fokus dalam penyelenggaraan ARA 2023.
Perubahan utama adalah dengan disertakannya butir-butir pengungkapan di laporan keberlanjutan selain di laporan tahunan dalam kriteria penilaian ARA.
Selain itu, penilaian juga dilakukan terhadap pengungkapan sejauh mana perusahaan menginternalisasikan aspek keberlanjutan sebagai bagian terintegrasi dari model bisnis perusahaan.
Peningkatan lainnya adalah bahwa kriteria penilaian tidak saja didasarkan pada aturan perundangan.
Tetapi juga pada beberapa rekomendasi dari Pedoman Umum Governansi Korporat Indonesia (PUG-KI) 2021 serta sejumlah item pengungkapan dari ASEAN Corporate Governance Scorecard.
Dengan berbagai peningkatan tersebut, ARA 2023 mengangkat tema “Internalizing Integrated Mindset Toward Sustainable Long Term Value Creation”.
Acara yang diselenggarakan pada hari ini merupakan rangkaian dari sosialisasi penyelenggaraan ARA 2023.
Dengan mengikuti acara ini, peserta diharapkan dapat memahami:
1. Pilar governansi ETAK (Perilaku Beretika, Transparansi, Akuntabilitas, Keberlanjutan) secara strategis dan komprehensif.
2. Internalisasi cara berpikir terintegrasi aspek keberlanjutan dalam model bisnis
perusahaan guna mencapai penciptaan nilai dalam jangka panjang.
3. Proses penyelenggaraan dan kriteria penilaian Annual Report Award 2023.***