JAUH-JAUH HARI Prabowo Sandi katakan tidak akan melakukan mobilisasi massa untuk pengundian nomor urut. Ini kontras sekali dengan petahana yang melakukan mobilisasi pendukung di tugu proklamasi Jakarta pusat.
Hal ini tentu saja kontradiktif dengan pernyataan Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma’ruf Amin, Hasto Kristiyanto yang sebelumnya memastikan pihaknya tak akan mengerahkan massa saat pengambilan nomor urut capres-cawapres ke Kantor KPU pada Jumat (21/9/2018).
Mestinya dalam situasi seperti ini kita lebih mengedepankan kesejukan dan kesederhanaan. Faktanya situasi kita sedang sulit.
Pertama, secara ekonomi kita masih perlu menunjukan sikap empaty yang tinggi. Negara ini terus berhutang, dan bahkan masuk pada level bayar bunga hutang pakai hutang.
Baca Juga:
Dukungan Emosional dan Logistik PROPAMI Care Ringankan Beban Panti
Persrilis.com Siap Publikasikan Press Release Anda, Jika Ingin Tampil di Media Ekonomi dan Bisnis
Kedua, Rekonsiliasi nasional harus terus terjaga. Agar proses suksesi demokrasi tetap dalam bingkai harapan semua pihak, yaitu aman, damai, dan mampu meminimalisir perang urat syaraf dikalangan grass root.
Akhirnya, tentu saja seperti yang kita ketahui, Jokowi selalu dicitrakan sederhana, mewakili wong cilik dan berbagai hal yang terkesan sangat simpatik. Tapi malam ini kita dapat melihat sebuah fakta yang berbeda dengan citra-citra yang dibangun itu menjadi sia-sia.
[Oleh: Gusmiyadi Goben, Aktivis Indonesia Bergerak]