Oleh: Jerry Massie, Direktur Political and Public Policy Studies (P3S)
OPINIINDONESIA.COM – Pajak Pertambahan Nilai
(PPN)12 persen tak naik, hanya PPN barang dan jasa mewah, ini memberikan gambaran secara deskriptif akan resistensi masyarakat terkait kenaikan pajak.
Ini bukti Prabowo pemimpin yang aangat peduli aspirasi masyarakat, di era Jokowi sangat berbeda jauh.
Kepedulian Jokowi sangat kecil kalau dia hanya peduli pada kaum elit dan kelompok borjuis saja.
Baca Juga:
Ingin Meluruskan Berita Media yang Negatif dan Tidak Berimbang? Ingin Menangkis Serangan Hoax?
Memang Indonesia tak salah memilih Prabowo, kabar gembira tahun 2025 ini dimana Prabowo melarang pembangunan puluhan tol, melarang impor beras, gula, garam dan bawang putih.
Ini adalah kemenangan buat rakyat Indonesia. Belum lagi akan ada subsidi beras 10 Kg, dan pengurangan biaya listrik.
Saya nilai Prabowo pemimpin yang tulus dan amanah yang lebih mengutamakan kepentingan rakyat.
Belum lagi program 3 juta rumah, dan makan bergisi gratis senilai Rp10.000.
Baca Juga:
Jadikanlah hari raya ini sebagai pembawa kedamaian dan kebahagiaan bagi kita semua
Termasuk Kapolda Bengkulu, Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo Angkat 10 Kapolda Baru
Sebelum Dirawat, Paus Fransiskus Sempat Berselisih dengan Kardinal Soal Defisit Keuangan Vatikan
Padahal masa pemerintahannya belum 100 hari tapi kinerjanya sangat fenomenal.
Saya bisa samakan Prabowo dan Donald Trump nemiliki siikap kenegarawanan dan patriot.
Selain keduanya cerdas dan memiliki konsep dan ide cemerlang membangun dan memajukan negaranya
Saya sarankan agar program kejar pajak atau pengemplang pajak perlu dilakukan, audit kekayaan dan banyak yang menyembunyikan usaha mereka.
Baca Juga:
Soal Hubungan dengan SBY dan Jokowi, Prabowo Subianto: Saya Minta Masukan dari yang Berpengalaman
Dan kalau perlu pajak yang bergerak dalan dunia usaha sumber daya alam perlu dioptimalkan.
Kalau era Soeharto pajak justru bukan PPN itu hanya 20 persen rata-rata dari pajak SDA.***