MEMANG TERAMAT beda penampilan antara yang musti syuting, dan yang telah berbuat betulan.
Yangg satu citra pejuang hanya sebatas kostum untuk keperluan pemotretan. Satunya lagi, meski lepas baju tentarapun, orang melihat jiwa prajurit tetap melekat di kedalaman jiwanya.
Maukah Prabowo didandani sebagai tukang becak, tukang tambal ban, tukang bakso, tukang sapu? Jangan harap!
Pakaian lain yg dikenakan Prabowo adalah Teluk Belanga, Beskap, Surjan, dan pakaian Nusantara lainnya. Selain itu boleh jadi baju Silat karena ia pesilat, baju petani karena memang ia petani, dan pakaian penunggang kuda karena ia pemilik istal.
Baca Juga:
Persrilis.com Siap Publikasikan Press Release Anda, Jika Ingin Tampil di Media Ekonomi dan Bisnis
BUMN Care Dorong Lakukan Evaluasi Serius atas Insiden Blackout PLN di Bali, Cikarang, dan Bekasi
Prabowo tidak akan pernah memakai identitas lain yg bukan dirinya. Ia bukan penyaru. Melihat Prabowo itu seperti melihat kaca yg jernih. Tidak perlu menebak-nebak.
Jika ia tahu, akan bilang tahu. Jika tidak paham, ia akan bertanya. Apa yg terucap dari mulutnya, itulah yg ada di hatinya. Bukan hasil bisikan dari para pembisik siluman. Jadi jika ia jadi pimpinan, maka dialah pemimpin itu, bukan gerombolan di sekitarnya.
Tapi jangan sekali-sekali menganggap Prabowo bodoh, karena ia pelahap literasi. Bahasa metaforanya tingkat tinggi. Baik bahasa Indonesia, Melayu, Inggris atau Jerman, ia pandai berdiplomasi.
SELAMAT HARI PAHLAWAN JENDRAL..!
Baca Juga:
Keberpihakan Pemerintah terhadap Buruh Diapresiasi, 4 Sikap Presiden Prabowo Subianto Jadi Sorotan
IMF Turunkan Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tahun 2025 Jadi 4,7 Persen, Ini Tanggapan Istana
Dugaan Ijazah Palsu Jokowi, Polisi Periksa Ketua Umum PPN Andi Kurniawan Usai Laporkan Roy Suryo dkk
Kami paham bahwa arti Pahlawan itu tidak hanya sebatas penampakan pada pakaian. Tapi bagaimana perjuangan agar bangsa ini merdeka dari jajahan barang2 asing, bebas dari dikte badan2 asing, dan lepas dari banjirnya pekerja-pekerja aseng.
Pahlawan yg sesungguhnya pasti tidak akan kabur ketika ditemui Pahlawan Tanpa Tanda Jasa. Pahlawan yg sebenarnya tentu lebih menghormati buruh dan guru-guru dari Negeri sendiri, ketimbang musisi asing.
Ahhh.. betapa kami rindu dipimpin oleh Pahlawan betulan, bukan Pahlawan kebetulan.
[Oleh : Agi Betha, penulis. Tulisan ini sudah dipublikasikan di facebook pribadi]
Baca Juga:
Beginilah 5 Jalan yang Dilakukan Press Release untuk Lakukan Perbaikan Citra dan Pulihkan Nama Baik
Prabowo Minta Para Menteri Rapatkan Barisan, Mensesneg Prasetyo Hadi: Tetap Jaga Semangat