Kerja Keras Ganjar Singkirkan Puan Maharani dan Budi Gunawan

TONY ROSYID578 Dilihat

Opiniindonesia.com – Terjadi persaingan ketat di PDIP, siapa yang akan maju di pilpres 2024. Mega akan maju jika elektabilitasnya memungkinkan. Jika berat, setidaknya ada Puan Maharani dan Budi Gunawan.

Karir Puan baik di PDIP maupun di pemerintahan cukup bagus. Di PDIP, Puan pernah menjadi wakil ketua. Di pemerintahan, Puan menjabat menko PMK sebelum dilantik menjadi ketua DPR.

Pengalaman politik Puan Maharani dianggap lebih dari cukup jika didapok menjadi capres 2024. Dan sepertinya, Puan memang dipersiapkan oleh Megawati untuk menjadi capres 2024. Minimal cawapres.

Sayangnya, elektabilitas Puan stagnan. Jauh tertinggal dari Ganjar Pranowo, gubernur Jawa Tengah dua periode. Mungkin karena Puan belum terlalu serius menggarap branding dirinya untuk nyapres.

Di sisi lain, posisi Ganjar sebagai gubernur, nampaknya telah secara serius digarap menjadi panggung untuk menaikkan popularitas lelaki dari Purworejo ini. Menjadi drama, kata Pigai. Tim media dan medsos Ganjar bekerja efektif.

Selfie di tempat karantina pasien, sidak ke bandara, berpenampilan informal dengan pasang senyumnya yang khas, adalah setting pencitraan yang sukses digarap oleh tim Ganjar untuk meningkatkan popularitasnya.

BACA  Ketika Komisi Pemberantasan Korupsi Sudah Mulai Semakin Jinak

Dan ini bagian dari kerja keras yang harus dilakukan Ganjar jika ingin singkirkan Puan Maharani, juga Budi Gunawan.

Agak mirip dengan Jokowi. Ketika popularitas Jokowi tinggi, maka terjadi gelombang dukungan dari kader PDIP untuk capreskan mantan walikota Solo ini. Megawati terdesak, dan akhirnya tersingkir. 2014, Megawati pun digantikan Jokowi untuk menjadi capres.

Apakah Puan Maharani akan tersingkir juga oleh Ganjar? Tak menutup kemungkinan. Jika Puan tak serius menyiapkan tim untuk branding dirinya, maka besar kemungkinan juga akan tersingkir. Seperti ibunya. Apalagi lihat kerja serius Ganjar yang sangat sistematis.

Apabila ini terjadi, maka trah Soekarno mungkin memang ditakdirkan sementara untuk urus partai. Sedangkan capres menjadi ladang untuk kader yang lain.