LIMA ORANG yang terlibat dalam pendirian Partai Amanat Nasional (PAN) melayangkan surat terbuka untuk Amien Rais. Kelima orang itu ialah Abdillah Toha, advokat senior Albert Hasibuan, sastrawan Goenawan Mohamad, tokoh budaya Toety Heraty, dan Zumrotin.
Permintaan mundur kelima orang tersebut sesungguhnya lumrah saja karena mereka berseberangan dalam Pilpres dengan Amin Rais. Hal ini juga bisa dibaca pertarungan mempengaruhi arah kemudi dukungan PAN dalam Pilpres.
https://opiniindonesia.com/2018/12/27/ketika-para-eyang-kehabisan-akal-sehat/
Namun karena kelima pendiri tersebut sudah tidak berada di struktur Partai maka permintaan mundur ke Amin Rais merupakan pilihan politik paling mentok.
Baca Juga:
Persrilis.com Siap Publikasikan Press Release Anda, Jika Ingin Tampil di Media Ekonomi dan Bisnis
BUMN Care Dorong Lakukan Evaluasi Serius atas Insiden Blackout PLN di Bali, Cikarang, dan Bekasi
Secara otoritas, permintaan kelima pendiri PAN tersebut sejatinya tidak ada, apalagi sudah mengundurkan diri.
Sebagai ikhtiar politik tentu sah-sah saja, meski secara otoritas sebetulnya sudah tidak memiliki wewenang untuk memberhentikan siapa pun kader di PAN, termasuk Amin Rais. Karena di setiap parpol pasti ada mekanisme pemberhentian kader partai.
[Oleh : Arif Nurul Imam, Peneliti pada Polmark Research Center]