Prabowo Sebaiknya Tidak Ketemu LBP

- Pewarta

Senin, 22 April 2019 - 10:04 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Opiniindonesia.com – Sabtu (20/4/2019) malam, jam 21.35. Saya bersama Ustadz Sambo, di kediaman Pak Amien Rais, membahas ramainya dunia maya, terkait rencana Prabowo bertemu Luhut Binsar Panjaitan, Minggu (21/4/2019). Isu wacana pertemuan itu sendiri sudah mencuat sejak Jumat (19/4/2019).

Mayoritas relawan 02, menolak keras pertemuan itu. Alasannya macam-macam. Mulai dari yang aneh-aneh terkait dunia mistik sampai ke persoalan pribadi. “Prabowo itu gampang tersentuh, mudah memaafkan,” begitu kata para sahabatnya.

Ada juga relawan yang agak keras menanggapi rencana pertemuan itu. “Gua gak rela Pak Prabowo ketemu LBP. Kita kan sudah berjuang, dan kita sudah menang. Jadi, ngapain ada pertemuan itu?”

Penolakan juga dilakukan oleh MS Kaban, Majelis syuro partai PBB. Lewat telpon pada ustadz Sambo: “Jangan sampai terjadi pertemuan itu. Pak Prabowo kan Presiden terpilih oleh mayoritas rakyat, jadi gak pas lah beliau ketemu LBP. Sampaikan ya!”

Coba tengok, sebelum ada pertemuan itu saja, gorengannya sudah sedemikian dahsyat. Puncak gorengannya adalah seolah Prabowo mengakui kemenangan Jokowi. Lalu, dimunculkanlah foto tahun 2014, Prabowo sedang bersalaman dengan Jokowi untuk memperkuat gorengan itu. Bagaimana lagi jika pertemuan itu terjadi?

Jadi, disadari atau tidak, pertemuan itu memang punya dampak yang kurang baik bagi para pendukung. Moral pendukung bisa runtuh. Prabowo adalah simbol perlawanan untuk perubahan. Rakyat sendiri memilih Prabowo untuk merebut perubahan. Jika Prabowo akhirnya memilih bertemu juga dengan LBP, maka semangat rakyat yang sedang menyala, bisa langsung padam.

Saya tidak bisa membayangkan bagaimana emak-emak yang sudah mengorbankan segalanya untuk perjuangan ini. Saya tak sanggup membayangkan wajah Rizal, seorang montir dari Padang dan Rizal-Rizal lainnya. Para purnawirawan, guru-guru honorer yang berharap perubahan tiba-tiba kehilangan segalanya. Jadi, sekali lagi, sebaiknya Pak Prabowo membatalkan pertemuan itu demi menghormati 63 persen rakyat yang telah mendukungnya.

Laa hawla wa laa quwwata illa billah…

Kami menyerahkan diri dalam segala urusan kepada Allah Ta’ala. Hamba tidaklah bisa berbuat apa-apa dan tidak bisa menolak sesuatu, juga tidak bisa memiliki sesuatu selain kehendak Allah.

Oleh : M.Nigara, adalah wartawan senior Indonesia.

Rilisbisnis.com mendukung program publikasi press release di media khusus ekonomi & bisnis untuk memulihankan citra yang kurang baik ataupun untuk meningkatan reputasi para pebisnis/entrepreneur, korporasi, institusi ataupun merek/brand produk.

Berita Terkait

Hangatnya Pertemuan Idul Fitri: Diskusi Perkembangan Pasar Modal di BNSP
Pemutusan Batas Usia Calon Presiden: Analisis Dr. Fahri Bachmid Menjelang Putusan MK
Dewan Sengketa Konstruksi Sebagai Alternatif Penyelesaian Sengketa Konstruksi
Martabat MPR Pasca Amandemen UUD 1945, Yusril: Kita Kehilangan Ide Dasar Bernegara
Solusi agar Independensi KPK Bisa Diimplementasikan dengan Baik Tanpa Bubarkan Lembaga
Idulfitri: Mengapa Penting untuk Kembali ke Fitrah yang Sejati
Ketimpangan Ekonomi dan Kesenjangan Sosial di Indonesia: Masalah yang Terus Membayangi Perkembangan Demokrasi
Mengapa Peran Masyarakat Sipil Penting dalam Membentuk Kebijakan Publik di Indonesia

Berita Terkait

Selasa, 16 April 2024 - 11:04 WIB

Hangatnya Pertemuan Idul Fitri: Diskusi Perkembangan Pasar Modal di BNSP

Minggu, 15 Oktober 2023 - 10:43 WIB

Pemutusan Batas Usia Calon Presiden: Analisis Dr. Fahri Bachmid Menjelang Putusan MK

Rabu, 24 Mei 2023 - 09:10 WIB

Dewan Sengketa Konstruksi Sebagai Alternatif Penyelesaian Sengketa Konstruksi

Rabu, 12 April 2023 - 20:52 WIB

Martabat MPR Pasca Amandemen UUD 1945, Yusril: Kita Kehilangan Ide Dasar Bernegara

Selasa, 11 April 2023 - 22:00 WIB

Solusi agar Independensi KPK Bisa Diimplementasikan dengan Baik Tanpa Bubarkan Lembaga

Berita Terbaru