Presidential Treshold Ujung2nya Pemerasan Kepada Capres

Avatar photo

- Pewarta

Sabtu, 15 Agustus 2020 - 17:43 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Surat Suara Pemilihan Umum. (Foto : alinea.id)

Surat Suara Pemilihan Umum. (Foto : alinea.id)

Opiniindonesia.com – Banyak argumentasi yang diajukan oleh para pendukung Presidential Treshold . Antara lain adalah untuk memperkuat sistim Presidential , bila PT dihilangkan akan membingungkan pemilih karena Calon Presiden akan terlalu banyak dsb . Namun itu adalah argumentasi yang ditampilkan kepada publik atau istilah yang lebih populer adalah argumen yang ditampilkan didepan panggung . Namun apakah argumen tersebut memang benar2 dimaksudkan seperti yang dikatakan didepan publik , atau justru dibelakang publik ada maksud yang lain ? Mari kita bahas .

Argumentasi bahwa akan memperkuat sistim Presidensiil tidak ada dasarnya karena yang terjadi sesungguhnya justru untuk menyingkirkan Calon Presiden yang tidak dikehendaki elite politik yang punya selera untuk mengaturnya . Dan pada prakteknya mau memerasnya melalui penyerahan uang mahar yang jumlahnya fantastis untuk kepentingan pimpinan parpol dan parpol tertentu . Argumen bahwa banyak Capres akan membingungkan rakyat yang memilih juga tidak sesuai dengan kenyataan karena pada putaran kedua pilpres hanya akan ada 2 calon dan selain itu pernah untuk pemilihan legislatif tahun 1999 diikuti oleh 48 parpol dan rakyat tidak bingung memilih , semuanya berjalan dengan sangat lancar dan aman .

Dalam dunia politik masyarakat harus kritis terhadap segala lontaran argumentasi yang dikemukakan didepan publik karena belum tentu argumentasinya jujur , atau sama antara yang dikatakan dan apa yang dimaksudkan dan yang dikerjakannya . Atau istilah populernya yang ditampilkan didepan panggung bisa berbeda dengan apa yang dilakukannya dibelakang panggung .

Di Amerika Serikat pun demikian . Donald Trump pada waktu kampanye selalu melontarkan kata2 yang indah untuk bangsa Amerika . ” America First ! ” , ” We will make America Great Again ! ” dsb . Namun baru2 ini keponakannya sendiri Mary L Trump , anak dari kakak kandung nya yang bernama Fred Trump Jr dan meninggal di usia 42 tahun menerbitkan buku yang berjudul ” Too Much And Never Enough ” dan laku hampir 1 juta copi di hari peluncurannya yang membongkar kepalsuan kepribadian Donald Trump . Menurut buku Mary L Trump yang merupakan PhD bidang Psikologi Klinis lulusan Adelphi University , kebohongan adalah jalan hidup ( way of life ) Donald Trump . Trump selalu mencitrakan dirinya lebih besar , lebih kuat dan lebih pandai dari dirinya yang sebenarnya .

Memang benar Trump punya banyak prestasi ekonomi sebelum terjadinya Covid 19 seperti pertumbuhan ekonomi , kecilnya angka pengangguran dsb . Tetapi publik Amerika tetap harus kritis dan waspada terhadap Trump karena juga juga ada usaha curangnya seperti mau mengundurkan pilpres AS 3 November 20 yang akan datang dsb .

Sama dengan publik di AS , publik di Indonesia juga harus kritis dan waspada terhadap elit politik yang sering melontarkan kata2 yang indah kepada masyarakat seperti Presidential Treshold itu untuk memperkuat sistim presidential tapi sesungguhnya ujung2nya untuk memeras Calon Presiden dan menaikkan tarif uang mahar dari Pilpres ke Pilpres

Oleh karena itu agar Calon Presiden terbuka untuk semua putra2 terbaik bangsa tanpa hambatan uang mahar dsb. Presidential Treshold harus dihapuskan menjadi nol persen.

Oleh : Abdulrachim K, Analis.

Berita Terkait

Hangatnya Pertemuan Idul Fitri: Diskusi Perkembangan Pasar Modal di BNSP
Pemutusan Batas Usia Calon Presiden: Analisis Dr. Fahri Bachmid Menjelang Putusan MK
Dewan Sengketa Konstruksi Sebagai Alternatif Penyelesaian Sengketa Konstruksi
Martabat MPR Pasca Amandemen UUD 1945, Yusril: Kita Kehilangan Ide Dasar Bernegara
Solusi agar Independensi KPK Bisa Diimplementasikan dengan Baik Tanpa Bubarkan Lembaga
Idulfitri: Mengapa Penting untuk Kembali ke Fitrah yang Sejati
Ketimpangan Ekonomi dan Kesenjangan Sosial di Indonesia: Masalah yang Terus Membayangi Perkembangan Demokrasi
Mengapa Peran Masyarakat Sipil Penting dalam Membentuk Kebijakan Publik di Indonesia

Berita Terkait

Selasa, 16 April 2024 - 11:04 WIB

Hangatnya Pertemuan Idul Fitri: Diskusi Perkembangan Pasar Modal di BNSP

Minggu, 15 Oktober 2023 - 10:43 WIB

Pemutusan Batas Usia Calon Presiden: Analisis Dr. Fahri Bachmid Menjelang Putusan MK

Rabu, 24 Mei 2023 - 09:10 WIB

Dewan Sengketa Konstruksi Sebagai Alternatif Penyelesaian Sengketa Konstruksi

Rabu, 12 April 2023 - 20:52 WIB

Martabat MPR Pasca Amandemen UUD 1945, Yusril: Kita Kehilangan Ide Dasar Bernegara

Selasa, 11 April 2023 - 22:00 WIB

Solusi agar Independensi KPK Bisa Diimplementasikan dengan Baik Tanpa Bubarkan Lembaga

Berita Terbaru