Anda Percaya Siapa : Sudirman Said atau Jokowi?

Avatar photo

- Pewarta

Kamis, 21 Februari 2019 - 10:34 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Mantan Menteri ESDM, Sudirman Said, MBA

Mantan Menteri ESDM, Sudirman Said, MBA

INILAH jurus mematikan dari Sudirman Said (SS), mantan Menteri Enegeri dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Inisiatif siapa yang menerbitkan surat perpanjangan kontrak PT Freeport pada 2015? Sudirman atau Jokowi?

Mari kita simak dengan seksama penjelasan SS.

Sudirman Said membuat penjelasan pers tentang perpanjangan itu. Menurut SS, dia harus melakukan klarifikasi karena publik menganggap Menteri ESDM-lah yang memperpanjang. SS kelihatannya tidak mungkin lagi menyimpan rahasia tingkat tinggi ini terlalu lama. Sebab, ini semua soal nama baik. Soal reputasi.

Kata SS, sehari sebelum surat perpanjangan itu diterbitkan pada 7 Oktober 2015, Presiden Jokowi melakukan pertemuan rahasia dengan boss Freeport McMoran, James R Moffet. Di Istana. Tepanya di ruang kerja Presiden Jokowi. Pertemuan itu terjadi pada 6 Oktober 2015.

SS menjelaskan ini dalam acara diskusi yang diselenggarakan oleh Institut Harkat Negeri di Jakarta, Rabu (20/2/2019).

Menurut SS, yang menjabat sebagai Menteri ESDM, pada 6 Oktober 2015 itu dia ditelefon oleh asisten pribadi (Aspri) Presiden Jokowi agar datang ke Istana. SS bertanya tentang apa, namun Aspri mengatakan dia tidak tahu. Cuma, anehnya, sebelum Sudirman masuk ke ruangan kerja Presiden, si Aspri membisikkan agar ‘pertemuan ini dianggap tidak ada’.

Begitu masuk ke ruang kerja Presiden, SS mengatakan dia kaget. Di situ sudah ada James Moffet. Presiden langsung menyuruh SS agar membuatkan surat yang diperlukan (maksudnya surat perpanjangan kontrak Freeport-red).

Tetapi, Presiden Jokowi siang tadi membantah ada pertemuan rahasia dengan Moffet. Menurut Jokowi, pertemuan dengan bos Freeport McMoran sudah terjadi berkali-kali. Tidak ada yang dilakukan diam-diam.

Mengutip CCNIndonesia, Presiden Jokowi mengatakan, “Enggak sekali dua kali ketemu, gimana si kok diam-diam.”

“Ya, ketemu bolak-balik, enggak ketemu sekali dua kali,” kata Jokowi usai memberikan pembekalan saksi di Hotel El Royale, Kelapa Gading, Jakarta, Rabu (20/2/2019).

Nah, sampai di sini, mari kita lemparkan pertanyaan tunggal dan krusial: Anda percaya siapa? Sudirman Said atau Jokowi?

Rilisbisnis.com mendukung program publikasi press release di media khusus ekonomi & bisnis untuk memulihankan citra yang kurang baik ataupun untuk meningkatan reputasi para pebisnis/entrepreneur, korporasi, institusi ataupun merek/brand produk.

Apakah Anda percaya ada pertemuan rahasia Jokowi dan James Moffet seperti dijelaskan oleh Sudirman, ataukah Anda percara bantahan Jokowi?

Kita teruskan sedikit lagi. SS mengatakan, surat perpanjangan kontrak itu dikeluarkan atas perintah Jokowi. Bukan inisiatif dia sendiri. Menurut Sudirman lagi, Moffet sudah menyiapkan ‘draft’ perpanjangan investasi PT Freeport Indonesia. Tetapi Sudirman tak mau menerima begitu saja.

Sudirman mengatakan secara blak-blakan kepada Moffet, “Kalau saya ikuti draft Anda, maka akan ada preseden negara didikte oleh korporasi.” SS kemudian menyusun sendiri ‘draft’ itu untuk melindungi kepentingan Indonesia.

Jokowi membantah pertemuan berlangsung rahasia. Tetapi, mengapa Aspri membisikkan supaya pertemuan 6 Oktober itu dianggap tidak ada? Apa alasan dan tujuannya?

Bahkan, ujar SS, untuk menjaga kerahasiaan itu, Sekretarist Negara dan Sekretariat Kabinet yang lumrah mencatat jadwal Presiden, pun tidak tahu pertemuan itu. Nah, ada apa?

Sudirman Said atau Jokowi yang Anda percaya?

[Asyari Usman, Adalah wartawan senior Indonesia]

Berita Terkait

Hangatnya Pertemuan Idul Fitri: Diskusi Perkembangan Pasar Modal di BNSP
Pemutusan Batas Usia Calon Presiden: Analisis Dr. Fahri Bachmid Menjelang Putusan MK
Dewan Sengketa Konstruksi Sebagai Alternatif Penyelesaian Sengketa Konstruksi
Martabat MPR Pasca Amandemen UUD 1945, Yusril: Kita Kehilangan Ide Dasar Bernegara
Solusi agar Independensi KPK Bisa Diimplementasikan dengan Baik Tanpa Bubarkan Lembaga
Idulfitri: Mengapa Penting untuk Kembali ke Fitrah yang Sejati
Ketimpangan Ekonomi dan Kesenjangan Sosial di Indonesia: Masalah yang Terus Membayangi Perkembangan Demokrasi
Mengapa Peran Masyarakat Sipil Penting dalam Membentuk Kebijakan Publik di Indonesia

Berita Terkait

Selasa, 16 April 2024 - 11:04 WIB

Hangatnya Pertemuan Idul Fitri: Diskusi Perkembangan Pasar Modal di BNSP

Minggu, 15 Oktober 2023 - 10:43 WIB

Pemutusan Batas Usia Calon Presiden: Analisis Dr. Fahri Bachmid Menjelang Putusan MK

Rabu, 24 Mei 2023 - 09:10 WIB

Dewan Sengketa Konstruksi Sebagai Alternatif Penyelesaian Sengketa Konstruksi

Rabu, 12 April 2023 - 20:52 WIB

Martabat MPR Pasca Amandemen UUD 1945, Yusril: Kita Kehilangan Ide Dasar Bernegara

Selasa, 11 April 2023 - 22:00 WIB

Solusi agar Independensi KPK Bisa Diimplementasikan dengan Baik Tanpa Bubarkan Lembaga

Berita Terbaru